Thursday 26 June 2014

Bapakku, Suami Paling Setia dan Ayah Paling Bijaksana



Bapakku, Suami Paling Setia dan Ayah Paling Bijaksana

Tak pernah terfikirkan bagaimana seorang Jejaka dengan pekerjaan yang cukup mapan, berasal dari keluarga terpandang dan disukai banyak wanita bisa jatuh cinta dan menjatuhkan pilihan hidupnya pada seorang wanita muda yang tengah memikul kayu bakar dipunggungnya dengan perut buncit karena tengah hamil besar disebuah tempat yang tak sengaja ia datangi ketika berwisata. Tak ada sama sekali polesan make up atau riasan rapi dirambutnya, hal pertama yang difikirkan adalah mungkin “kasihan”, apalagi ketika ibu penjual kopi mengatakan bahwa wanita itu ditinggalkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan ibu kontrakkan dimana mereka tinggal sebelumnya, kini seorang diri, sebatang kara wanita itu hidup mengandalkan upahnya sebagai guru SD di desa wisata tersebut…
Hampir 30 tahun berlalu…
Kini cinta diantara keduanya tak lagi hanya sekedar cerita…segala rintangan telah bapakku lalui demi bisa hidup bersama mama, dimulai dari ketidaksetujuan keluarga besar bapak hingga keraguan yang dirasakan mama kala itu karena perasaan trauma untuk kembali membina rumahtangga. Kini dari pernikahan keduanya lahirlah 3 orang putri, dua diantaranya adalah sepasang putri kembar, yaitu adalah aku dan kakak kembarku dan seorang adik bungsu…Tak lupa pula seorang putri yang lahir dari pernikahan ibu sebelumnya, yang telah seumur hidupnya tinggal dan menjadi putri bapak. Disaat-saat mama dulu melahirkan tanpa ada keluarga yang mendampingi maka bapaklah yang ada disampingnya, dan bapak pulalah yang memberikan nama indah untuk kakak sulungku itu. Yah..meskipun kami tidaklah seayah namun tak masalah bagi kami (putri-putri bapak) karena hampir seumur hidup kami, kami telah hidup dan tumbuh bersama hingga dewasa sebagaimana sebenar-benarnya saudara kandung.
Tak pernah saya mendengar bapak sekalipun memanggil mama dengan menyebut namanya apalagi dengan panggilan yang kurang baik, belum pernah saya mendengar bapak membentak atau bahkan memaki mama sekalipun mungkin mereka tengah berselisih, belum pernah sekalipun saya melihat bapak memukul atau melampiaskan kemarahannya dengan menganiaya mama, apalagi membuat mama tersakiti karena bapak menduakannya dengan perempuan lain yang lebih pantas hanya karena alasan dulu bapak yang masih perjaka menikah dengan seorang janda beranak satu.
Begitu pula kepada kami keempat putrinya, kami tidak tumbuh dengan sikap otoriter yang biasanya dimiliki seorang laki-laki yang bersifat superior, kami tidak tumbuh dengan bentakan atau pukulan yang biasanya juga dilakukan seorang bapak karena kekurangsabarannya menghadapi anak-anak, namun tidak pula kami tumbuh dengan penuh kemanjaan dan pemenuhan fasilitas secara berlebihan. Bapak memang tak pernah membiarkan kami kekurangan sedikitpun hal yang kami perlukan namun tidaklah menjadi alasan untuk bapak memanjakan kami dengan kemewahan.
Sewaktu saya masih kecil mungkin bisa katakan bahwa saya kurang dekat dengan bapak, begitu juga dengan putri bapak yang lainnya, hal ini karena bapak sering sekali bekerja (Dinas) diluar kota hingga berminggu-minggu, ataupun saya dan kakak kembar saya pernah merasakan cemburu karena merasa bapak lebih mengistimewakan kakak tiriku dibandingkan kami anak kandungnya. Bapak tak pernah sekalipun menegur langsung apalagi marah padanya, untuk kakak kami itu bapak lebih mempercayakan pada ibuku, bahkan kami berdua dengan gilanya pernah berfikir bahwa kami rela “bertukar nasib” dengan kakakku seandainya itu bisa membuat bapak lebih mengistimewakan kami.
Kini saya telah dewasa, saya yang kini juga telah menjadi seorang isteri dan seorang ibu, memahami mengapa dulu bapak bersikap begini atau mengapa bapak berbuat begitu, semua itu karena terlalu banyak hati yang harus dijaga, ada sayap-sayap yang tidak boleh terkoyak, termasuk mengapa bapak tidak pernah menegur langsung pada kakak tiriku (sekalipun ketika kakak memang berbuat kesalahan) adalah karena bapak tidak berani dan khawatir kakakku itu akan merasa tersakiti dan berfikir bahwa bapak seperti itu karena dia bukan anak kandungnya.
Ah…terlalu  banyak kebaikan dan kesempurnaan bapak sebagai seorang laki-laki, suami ataupun sebagai seorang ayah, dia sangat penyayang dan mudah tersentuh…bukan sekali dua kali bapak memborong dagangan ketika tak sengaja melihat pedagang yang barang jualannya tak jua laku padahal si penjual sudah begitu tua renta dan kepayahan. Bahkan bapaklah yang menangis tersedu-sedu karena begitu sedih dan terharu setiap menikahkan putri-putrinya, apalagi ketika pernikahanku yang dilalui dimasa kuliah, meski bapak merasa berat untuk menerima namun tak ada pertentang apapun yang saya rasakan apalagi saya harus melangkahi kedua kakak perempuannku yang saat itu masih melajang.
Hingga pada tahun 2012 lalu tiba-tiba bapak terkena serangan jantung ditengah perjalanannya menuju kantor dan menjalani operasi pemasangan 2 ring (cincin) di pembuluh darah jantungnya, saya yang berada jauh dari bapak di Bandung (dan saya tinggal bersama suami di kota Cilegon-Banten) merasa sangat terpukul dan takut, takut jika bapak tidak selamat, takut jika bapak meninggalkan kami dengan begitu cepat, takut karena sudah lama saya tidak bertemu dengan bapak dan sangat takut jika waktu tak memberi kesempatan kepadaku untuk mengatakan bahwa saya bangga terlahir sebagai putrinya…
Bagiku, Bapak lelaki paling setia… disaat suami lain mempermasalahkan hal-hal yang sebelumnya bukanlah masalah, hingga menjadikannya sebagai alasan untuk mengkhianati kesetiaan dan janji sucinya pada isteri, bapak justru orang yang paling mencintai dan menghargai mama meski dulu ketika menikah mama adalah seorang janda beranak satu.
Bagiku bapak adalah lelaki paling penyanyang, disaat banyak lelaki memiliki sejuta alasan untuk tidak menerima dan tak menyanyangi anak yang bukanlah darah dagingnya, justru bapaklah yang menjadi pelindung dan pengasih bagi anak tirinya.
Bapak adalah lelaki paling bijaksana, disaat banyak bapak ayah mengekang dan mengintervensi hidup para putrinya, bapak justru memberikan keleluasaan kepada kami dalam menjalani pilihan hidup.
Bapaklah yang menyakinkanku dan membuktikan bahwa masih ada laki-laki baik dan setia didunia ini ketika banyak lelaki lainnya yang menyakiti dan sesuka hatinya mempermainkan perempuan atas alasan dan hal-hal yang tak masuk akal dan tak bertanggung jawab.
Bapakku adalah suami paling setia…
Bapakku adalah  ayah paling bijaksana..
Bapakku adalah ayah terbaik didunia….
Hingga…meski bukan limpahan harta ataupun setumpuk prestasi yang bisa ku berikan kepada bapak hingga bapak dengan bangga akan mengatakan pada setiap orang bahwa “inilah putri kesayangan yang membuatku bangga…”, namun jika Tuhan mengabulkan doa kecil ini, doa seorang anak untuk bapaknya maka… dihari nanti, ketika semua manusia dibangkitkan kembali, semoga Allah SWT mengumpulkan kembali saya, bapak dan kita semua bersama orang-orang yang kita sayangi dan Allah cintai di Syurga-Nya kelak yang luasnya seluas langit dan bumi …Amiin…

No comments:

Post a Comment

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...