Monday 13 February 2023

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru



Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png

Setelah berkuasa kurang lebih selama 32 tahun maka tepat pada tanggal 21 mei 1998 pemerintahan Orde Baru yang dimotori oleh Presiden Soeharto harus berakhir, dapat dikatakan Presiden Soeharto merupakan pemimpin terlama didunia yang menjabat sebagai presiden disebuah negara, adapun kronologi dan sebab berakhirnya pemerintahan soeharto adalah sebagai berikut...

1. Krisis Moneter

Pada tahun 1997 terjadi krisis Multidimensional (krisis berbagai bidang) yang kemudian berdampak pada krisis moneter hingga krisis Politik, Ekonomi, Sosial, Hukum dan Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah. krisis moneter ini berawal dari jatuhnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS karena krisis yang terjadi di Thailand yang kemudian menjadi efek domino terhadap kondisi ekonomi negara-negara Asia, nsebagai contoh nilai tukar rupiah pada tahun 1997 normalnya adalah 25.000 yang kemudian melonjak menjadi 16.000/dollar AS, akibatnya terjadi kebnagkrutan dunia usaha di sektor rill dan banyak bank yang terpaksa tutup karena terjadi kecemasan masyarakat yang membuat nasabah menarik simpanan mereka secara besar-besaran.

2. Krisis Ekonomi yang menyebabkan hal-hal berikut ini

a. hutang negara yang sangat besar sehingga negara tidak mampu membayar.

b. investor asing yang diberikan kemudahan pada masa orde baru secara tidak langsung mematikan investror dalam negeri, dimana karena krisis kemudian para investor asing ini lari beramai-ramai mencabut investasinya.

c. akibat banyaknya investor asing yang mencabut investasinya membuat banyak pabrik dan perusahaan yang bangkrut sehingga banyak pekerja yang terkena PHK dan usaha menjadi macet.

d. kelangkaan sembako sehingga membuat meroketnya harga dan terjadinya Panic Buying.

e. maraknya KKN

f. pembangunan yang tidak merata didaerah daerah dan hanya terpusat di pulau jawa

3. Krisis Politik

Pemilu tahun 1971 hingga 1997 Partai Golkar sebagai penusung kepemimpinan Soeharto selalu memenangkan Pemilu , namun untuk pemilu terkahir masa orde baru tahun 1997 terjadi penolakan atas kemenangan kembali Soeharto yang dianggap telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan penyimpangan dibidang Politik seperti :

a. UU yang mengekang kebebasan Politik

b. Menteri dan pejabat publik dari orang-orang terdekat (nepotisme)

c. Kemenangan Golkar setiap Pemilu

4. Krisis Sosial

kesenjangan sosial menyebabkan kriminalistas semakin tinggi dimana puncaknya adalah terjadinya kerusuhan dan penjarahan terutama pada etnis Tiong Hoa akibat perekonomian terlalu didominasi oleh etnis Tiong Hoa.

5. Krisis Hukum

selama masa pemerintahan presiden soeharto menjadikan lemahnya hukum atau penegakan hukum dikarenakan peran hakim yang dikendalikan oleh pemerintah yang merekaya hukum  agar sesuai dengan keinginan/kepentingan pemerintah sehingga pada masa pemerintahan orde baru dianggap belum mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat indonesia.

6. Krisis Kepercayaan

krisis diberbagai bidang menyebabkan menurunnya kepercayaan terhadap pemerintah yang diakibatkan KKN merajalela dann melebarkan kesenjangan antara si Kaya-Miskin

Pemerintahan Orde Baru dianggap gagal karena :

1. Gagal membangun kehidupan Politik yang demokratis

2. Gagal menegakan keadilan sosial

3. Gagal melaksanakan perekonomian yang memihak rakyat

yang kemudian mendorong lahirnya Reformasi 1998 (Reformasi : perubahan terhadap sistem yang telah ada), adapun tuntutan dari Reformasi adalah :

1. menuntut presiden Soeharto turun

2. penghapusan Dwi Fungsi ABRI

3. Amandemen UUD 1945 dan pelaksanaan Otonomi Daerah

4. Penghapusan KKN

5. Tegaknya Sipremasi Hukum dan HAM

akibat terjadinya demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran maka jatuhnya 4 orang mahasiswa Trisakti yang menjadi Korban yang kemudian disebut sebagai pahlawan Reformasi yaitu : Elang, Hery, Hafidin Royan dan Hendriawan Soe dan peristiwa tersebut disebut sebagai Tragedi Trisakti 1998.

tepat pada tanggal 21 Mei 1998 karena desakan dari berbagai pihak dan kondisi yang semakin tidak kondusif maka sevara resmi presiden Soeharto mengundurkan diri yang digantikan oleh wakilnya yaitu BJ. Habibi yang menandai berakhirnya masa Orde baru.



Friday 27 January 2023

Kehidupan Politik dan Ekonomi pada masa Orde Baru

 


Foto Presiden Soeharto 
sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png

Karena ketidaksabilan Politik dan Ekonomi terjadi pada masa pemerintahan Orde Lama maka Presiden Soeharto kemudian melakukan langkah-langkah strategis untuk mengembalikan kestabilan politik dan ekonomi sebagai dasar dari pembangunan sebuah negara. Adapaun langkah-langkah tersebut terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Membuat kebijakan politik Luar Negeri

2. Membuat kebijakan politik dalam negeri

3. Rehabilitasi Ekonomi.


 1. Kebijakan Politik Luar Negeri

Kebijakan politik pada masa demokrasi terpimpin yang condong ke Blok Timur kemudian oleh Presiden Soeharto diubah menjadi Kebijakan Politik Bebas Aktif dimana Indonesia tidak condong pada salah satu Blok (baik Blok Barat maupun Blok Timur) yang kemudian dibuktikan dengan :

1. Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia

2. Masuk kembali menjadi anggota PBB pada 28 September 1966 setelah keluar pada 20 Januari 1965

3. Memprakarsai terbentuknya ASEAN

2. Kebijakan Politik Dalam Negeri :

   1. Melakukan Pemilu tahun 1971 yang diikuti oleh 9 partai (Multi Partai) yaitu :  NU, Parmusi, PSII, PERTI, Partai Kristen Indonesia, Partai Khatolik, Partai Murba, IPKI, PNI, dan ditambah dengan Golkar. Dan dimenangkan oleh Golkar.

   2.  Pada tahun 1973 dilakukan Fusi (Penyatuan/penyederhanaan Partai) yaitu menjadi Dwi Partai + Golkar :

1.       PPP Sebagai peleburan dari partai berasaskan Islam (NU, PARMUSI, PSII, Perti)

2.       PDI sebagai peleburan dari Partai Nasionalis dan non Islam (Partai Kristen Indonesia, Partai Khatolik, Partai Murba, IPKI, PNI)

3.       Organisasi kemasyarakatan GOLKAR (PNS, POLISI, ABRI)

2.3   Penyeragaman Ideologi PANCASILA

2.4   DWI FUNGSI ABRI yaitu para anggota ABRI terlibat dalam kegiatan Sosial Politik seperti : masuk menjadi anggota Parlemen (Fraksi ABRI) dan menjadi pejabat publik/pejabat negara.

 3. Rehabilitasi Ekonomi

3.1   Menanggulangi masalah Utang Piutang dengan cara berhasil mengatur kembali jadwal pembayaran utang yang jatuh tempo

3.2   Melakukan kerjasama dengan IMF (Internasional Monetary Fund) untuk membiayai pembangunan dan agar pembangunan diakui secara internasional.

3.3   Pemetapkan UU no 1 tahun 1967 mengenai memberikan kemudahan izin untuk penanaman modal Asing (PMA)

3.4   Pemetapkan UU no 6 tahun 1968 mengenai memberikan kemudahan izin untuk penanaman modal dalam Negeri (PMDN) dengan cara pemerintah membebaskan Pajak untuk investor dalam negeri dengan kriteria tertentu.

Thursday 12 January 2023

Lahirnya Sejarah Pergerakan Nasional (1908)

 

Pergerakan nasional merupakan bentuk perlawanan bangsa indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisem dengan cara yang lebih moderat melalui politik dan kebudayaan

Perbedaan sebelum dan sesudah :

No

Sebelum

Sesudah

1.

Berjuangan bersifat kedaerahan

 

Berjuang dari berbagai daerah bersatu

 

2.

Tidak terorganisir

 

Terkoorganisir dengan baik yaitu dengan munculnya organisasi –organisasi nasional

 

3.

Tidak menggunakan strategi karena hanya perlawanan senjata dan fisik

 

Menggunakan strategi modern yaitu dengan perlawanan secara organisasi nasional

 

4.

Berpusat pada 1 tokoh (tokoh agama, raja dan bangsawan)

Adanya regenerasi dan kaderisasi

 

 

Faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional  yaitu internal (dari dalam) dan eksternal (dari luar)

Internal :

1. Diskiriminasi sosial karena bangsa indonesia ditempatkan di kelas yang terendah

2. Penindasan dan kesengsaraan rakyat

3. Munculnya golongan terpelajar hasil dari kebijakan politik etis

4. Kenangan akan kejayaan masa lalu seperti kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya

5. Cita-cita menjadi negara yang merdeka

        Eksternal :

    1. Masuk dan berkembangnya paham paham baru didunia

    2. Kemenagan Jepang dan Rusia tahun 1905 di Semenanjung Korea dan Manchuria

    3. Lahirnya peristiwa Revolusi diberbagai kawasan Asia contoh : Revolusi China/Tiongkok.






Wednesday 11 January 2023

Perpindahan kekuasan dari Orde Lama ke Orde Baru

 

A.      


Sumber foto : https://www.merdeka.com/

            Latar Belakang :

1.       Peristiwa G30S/PKI

2.       Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)

3.       Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)

4.       Dualisme Kepemimpinan


G30S/PKI

            Latar belakang:

1.1   Ketidakstabilan politik pada masa demokrasi terpimpin

1.2   Politik Luar Negeri condong ke Blok Timur (Jakarta – Peking-Pyongyang)

1.3   Nasakom (Nasionalis Agama dan Komunis)

1.4   Konflik TNI AD dan PKI (pembunuhan 7 Perwira Tni AD)

Dampak :

1.       Ketidakstabilan dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah

2.       Inflasi 600 % sehingga harga sembako melonjak dan kelangkaan bahan makanan pokok

3.       Pemerintah malah membuat proyek mercusuar 

2.                       Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)

            Dibentuknya Front Pancasila yang terdiri dari

1.       Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)

2.       Kesatuan Aksi Pemuda Indonesia (KAPPI)

3.       Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)

4.       Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)

5.       Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI)

6.       Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI)

7.       Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KGI)

        Mendatangi Gedung DPR-GR dan menuntut TRITURA yaitu :

1.                           Bubarkan PKI

2.                           Bersihkan kabinet-kabinet dari unsur-unsur PKI

3.                           Turunkan harga

Namun tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh Soekarno, dimana Soekarno malah membubarkan kabinet Dwikora dan menggantinya menajdi kabinet 100 menteri yang didalamnya masih terdapat tokoh-tokoh PKI menjadi menteri akibatnya pada tanggal 24 Februari 1966 terjadi bentrokan antara Front Pancasila dan Cakrabirawa (Pasukan Khusus Presiden) sehingga jatuhnya korban yaitu mahasiswa UI yang bernama Arief Rahman Hakim, karena bentrokan tersebut maka Soekarno membubarkan KAMI yang menimbulkan semakin tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Pada 11 Maret 1966 Soekarno mengadakan sidang Kabinet namun diboikot oleh para Demonstrans dimana ketika sedang berpidato, Brigjen Sabur sebagai komandan Cakrabirawa memberitahukan Soekarno ada pasukan tanpa tanda pengenal masuk, oleh karena itu soekarno kemudian menyelamatkan diri menggunakan helikopter ke istana Bogor, yang disusul oleh 3 perwira TNI yaitu Brigjen M. Yusuf, Brigjen Amir Mahmud dan Brigjen Basuki Rahmat dimana sebelumnya mereka meminta izin kepada Soeharto dan soeharto kemudian menitipkan pesan untuk soekarno yaitu “Sampaikan saja, saya masih tetap pada kesanggunpan saya, dan beliau (Soekarno) akan mengerti...”. yang dimaksud pesan Soeharto kepada Soekrano tersebut adalah bahwa Soeharto sanggup membubarkan PKI asal mendapat kebebasan bertindak.

Mempertimbangkan saran dari soeharto yang sebelumnya kepada Soekarno, maka kemudian Soekarno menyetujui hal saran tersebut sehingga dikeluarkanlah SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret.

3.                   SUPERSEMAR

Supersemar berisi mandat dari presiden Soekarno kepada Soeharto yang isinya adalah tugas Soeharto untuk memulihkan kondisi politik dan kewibaan pemerintah. Maka keesokan harinya pada tanggal 13 Maret 1966 soeharto melakukan tindakan :

1.       Membubarkan dan melarang PKI serta ormas-ormasnya

2.       Mengeluarkan Kepres no.5 18 maret tahun 1966 tentang penahanan 15 orang menteri yang diduga terkait dan memilikin itikad tidak baik dalam penyelesaian kasus G30S/PKI

 Langkah-langkah yang diambil oleh soeharto mendapatkan sambutan baik dari masyarakat karena sesuai dengan Tritura, namun kemudian hal ini menimbulkan dualisme kepemimpinan nasional dimana pamor soekarno menjadi turun sedangkan Soeharto semakin populer.

4. Dualisme Kepemimpinan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban Soekarno sebagai presiden kepada MPRS maka Soekarno berpidato “Nawaksara” yang isinya adalah pertanggungjawaban Soekarno terkait peristiwa G30S/PKI namun ditolak oleh MPRS dan hal ini membuat Soekarno geram, disisi lain pada awal Juli 1966 MPRS menjadikan SUPERSEMAR sebagai Ketetapan MPRS sehingga soekarno tidak bisa mencabutnya, akibatnya terjadi 2 kepemimpinan dimana Soekarno dan Soeharto sama-sama merupakan Mandatris MPRS.

Setelah mendapatkan mandat MPRS, Soeharto kemudian membentuk Kabinet AMPERA (Amanat Penderitaan Rakyat) pada 28 Juli 1966 dengan tugas utama yaitu mencipkatan kestabilan politik dan ekonomi serta memperbaiki kehidupan Sandang dan papan rakyat. Karena terjadi dualisme kepemimpinan Nasional maka para penjabat TNI berusaha membujuk Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto demi mencegah terjadinya perpecahan dikalangan rakyat.

Pada tanggal 22 Februari 1967 secara resmi Soekarno mengundurkan diri dari jabatannya sehingga dilaksanakanlah Sidang Istimewa MPRS pada 7 Maret 1967 dimana “Menarik mandat dari Soekarno atas segala kekuasaan dalam pemerintahan di Indonesia dan menganggkat Soeharto sebagai Presiden” (Tap MPRS no.30 tahun 1967). Maka dimulailah masa Orde baru dan berakhirlah masa Orde Lama dengan dilantiknya Presiden Soeharto pada tanggal 12 Maret 1967 oleh Ketua MPRS yaitu AH. Nasution.

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...