Wednesday, 25 June 2014

Abu Jandal : Kisah Sahabat Yang Terlambat


 

Dari kejauhan nampak seorang pemuda yang datang dengan berlari tergopoh-gopoh dan dalam keadaan tangan terbelenggu nampaknya ia telah melakukan pelarian diri, setelah semakin dekat maka orang-orang tahu siapa pemuda yang datang itu, dia adalah Abu jandal Bin Suhai, seorang anak dari salah satu tokoh Kaum Quraisy pada masa Rosululloh dan juga salah satu utusan dari pihak Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah. Tak ada maksud lain dari Abu Jandal mendatangai Rosulullah dan Kaum muslimin selain maksudnya untuk meminta perlindungan dan berharap dapat bergabung bersama Rosulullah ke Madinah, namun sayang dia datang dalam keadaan yang terlambat, yaitu ketika kaum Muslimin dan Quraisy telah menyepakati perjanjian Hudaibiyah, yang artinya dia harus bersedia untuk kembali ke Mekkah bersama ayahnya yang saat itu masih sangat membenci Islam. Karena kenyataan ia harus kembali ke Mekkah, membuat Abu jandal merasa sangat sedih dan terpukul hingga ia berkata kepada Rasulullah  "Hai orang-orang Islam, apakah aku akan dikembalikan kepada kaum musyrik, sedangkan aku telah datang kepada kalian sebagai muslim? Apakah kalian tidak melihat apa yang kuderita?", namun Rasulullah memberikan nasihat supaya dia bersabar dan menaaati perjanjian tersebut, Hingga saudaranya kandungnya yang bernama Abdullah bin Suhail berkata "Kasihan Saudaraku itu, dia selalu menjadi orang yang terlambat...". Maka dia menjadi orang pertama yang kembali ke Mekkah setelah perjanjian Hudaibiyah tersebut disepakati.

Ungkapan yang mengatakan bahwa "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" mungkin ada benarnya, namun alangkah lebih baiknya apabila sebagai umat islam kita jangan sampai termasuk pada barisan atau golongan orang-orang yang senantiasa memilih jalan terlambat, justru lebih baik kita menjadi kaum pelopor dan pionir dalam berbuat kebaikan. terlepas dari kekurangan Abu Jandal bin Suhail sebagai manusia yang hidup pada zaman Rosulullah tentu ada banyak pelajaran dan kontribusi penting Abu Jandal pada kembangan islam pada masa awal penyebaran, mari kita ulas secara singkat kisah hidup dari sosok Abu Jandal : Sahabat yang terlambat.

 

Abu Jandal bin Suhail Lahir di Mekkah pada 639 anak dari Suhail Bin Amr seorang Tokoh dan Bangsawan terkemuka Mekkah dan ia memiliki saudara kandung bernama Abdullah bin Suhail. Abu Jandal sangat dekat dengan saudaranya hingga ketika mereka berdua memutuskan untuk masuk islam keduanya sepakat untuk menyembunyikannya dari sang ayah yang pasti akan sangat menentang kuputusan tersebut, hingga akhirnya ketika keislaman mereka berdua terungkap maka keduanya dikurung bersama di gudang karena khawatir mereka akan ikut serta behijrah bersaman kaum muslimin.

Meski dikatakan dekat namun keduanya memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dari bagaimana cara mereka dalam mememperjuangkan keislamannya, dengan kecerdikan dan keberanian, Abdullah nekad bergabung dengan pasukan perang Badar kaum Muslimin ketika mengetahui akan terjadi permepuran di Badar yaitu dengan cara memperdaya ayahnya bahwa ia telah ingkar kepada agama Muhammad dan bersedia bergabung dnegan pasukan kaum Quraisy melawan kaum muslimin, padahal itu hanya tipu muslihat agar dia dapat dibebaskan dan melarikan diri hingga akhirnya dia mampu bergabung dan berkarya dalam perang penentuan eksistensi agama islam yang teramat penting yaitu perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandak, dimana Allah SWT telah memberikan jaminan Syurga bagi para alumnus perang Badar. Cerita berbanding terbalik terjadi di Mekkah yaitu pada saat yang sama Abu Jandal masih tetap ditawan dan menolak mengikuti strategi saudaranya kareta takut merasa tidak enak (khawatir menyakiti hati) dengan sang ayah dan memilih tetap di Mekkah dengan berbagai pertimbangan yang dirasakan memberatkannya untuk menyusul Hijrah dan turun berperang bersama kaum muslimin lainnya di Madinah.

Perjanjian Hudaibiyah yang pada awalnya dipandang sangat merugikan kaum muslimin justru membawa banyak hikmah yaitu tercermin dari peristiwa Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah secara damai) pada 8 H terjadi, karena pada saat itulah kaum Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk islam termasuk Suhail Bin Amr menyatakan keislamannya dan mengucapkan dua kalimah syahadat. Keluarga Suhail kemudian dengan sungguh sungguh senantiasa berada dibarisan terdepan dalam membela agama Allah hingga pada perang Yamamah yaitu perang terbesar melawan kemusyrikan nabi palsu Musailamah Al-kahzab, kesyahidannya terlebih dahulu menjemput Abdullah Bin Suhail.

Sekilas dari kisah Abu Jandal Bin Suhail dapat kita petik hikmah bahwa jangan pernah menunda-nunda dalam berbuat kebaikan karena siapa yang lebih dahulu memberikan teladan yang baik maka pahalanya jauh lebih besar ketika ia mampu mengisnpirasi orang-orang dengan kebaikannya tersebut dibandingkan orang yang ragu-ragu, tidak tegas dan menunda-nunda dalam berbuat kebaikan hingga akhirnya menjadikan kita sebagai orang yang terlambat. Tidakkah kita tergugah menjadi sosok terdepan dari pada yang terlambat seperti kisah Abu Jandal bin Suhail yang didahului saudaranya Abdullah Bin Suhail?

 

:”Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalaian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Albaqarah : 148)

No comments:

Post a Comment

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...