Dari kejauhan nampak seorang pemuda yang datang
dengan berlari tergopoh-gopoh dan dalam keadaan tangan terbelenggu nampaknya ia
telah melakukan pelarian diri, setelah semakin dekat maka orang-orang tahu
siapa pemuda yang datang itu, dia adalah Abu jandal Bin Suhai, seorang anak
dari salah satu tokoh Kaum Quraisy pada masa Rosululloh dan juga salah satu
utusan dari pihak Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah. Tak ada maksud lain dari
Abu Jandal mendatangai Rosulullah dan Kaum muslimin selain maksudnya untuk
meminta perlindungan dan berharap dapat bergabung bersama Rosulullah ke Madinah,
namun sayang dia datang dalam keadaan yang terlambat, yaitu ketika kaum Muslimin
dan Quraisy telah menyepakati perjanjian Hudaibiyah, yang artinya dia harus
bersedia untuk kembali ke Mekkah bersama ayahnya yang saat itu masih sangat
membenci Islam. Karena kenyataan ia harus kembali ke Mekkah, membuat Abu jandal
merasa sangat sedih dan terpukul hingga ia berkata kepada Rasulullah
"Hai orang-orang Islam, apakah aku
akan dikembalikan kepada kaum musyrik, sedangkan aku telah datang kepada kalian
sebagai muslim? Apakah kalian tidak melihat apa yang kuderita?", namun
Rasulullah memberikan nasihat supaya dia bersabar dan menaaati perjanjian
tersebut, Hingga saudaranya kandungnya yang bernama Abdullah bin Suhail berkata
"Kasihan Saudaraku itu, dia selalu
menjadi orang yang terlambat...". Maka dia menjadi orang pertama yang
kembali ke Mekkah setelah perjanjian Hudaibiyah tersebut disepakati.
Ungkapan yang mengatakan bahwa "Lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali" mungkin ada benarnya, namun alangkah lebih baiknya apabila
sebagai umat islam kita jangan sampai termasuk pada barisan atau golongan
orang-orang yang senantiasa memilih jalan terlambat, justru lebih baik kita
menjadi kaum pelopor dan pionir dalam berbuat kebaikan. terlepas dari
kekurangan Abu Jandal bin Suhail sebagai manusia yang hidup pada zaman Rosulullah
tentu ada banyak pelajaran dan kontribusi penting Abu Jandal pada kembangan
islam pada masa awal penyebaran, mari kita ulas secara singkat kisah hidup dari
sosok Abu Jandal : Sahabat yang terlambat.
Abu Jandal bin Suhail Lahir di Mekkah pada
639 anak dari Suhail Bin Amr seorang Tokoh dan Bangsawan terkemuka Mekkah dan
ia memiliki saudara kandung bernama Abdullah bin Suhail. Abu Jandal sangat
dekat dengan saudaranya hingga ketika mereka berdua memutuskan untuk masuk
islam keduanya sepakat untuk menyembunyikannya dari sang ayah yang pasti akan
sangat menentang kuputusan tersebut, hingga akhirnya ketika keislaman mereka
berdua terungkap maka keduanya dikurung bersama di gudang karena khawatir mereka
akan ikut serta behijrah bersaman kaum muslimin.
Meski dikatakan dekat namun keduanya
memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dari bagaimana cara mereka dalam
mememperjuangkan keislamannya, dengan kecerdikan dan keberanian, Abdullah nekad
bergabung dengan pasukan perang Badar kaum Muslimin ketika mengetahui akan
terjadi permepuran di Badar yaitu dengan cara memperdaya ayahnya bahwa ia telah
ingkar kepada agama Muhammad dan bersedia bergabung dnegan pasukan kaum Quraisy
melawan kaum muslimin, padahal itu hanya tipu muslihat agar dia dapat dibebaskan
dan melarikan diri hingga akhirnya dia mampu bergabung dan berkarya dalam
perang penentuan eksistensi agama islam yang teramat penting yaitu perang
Badar, Perang Uhud dan Perang Khandak, dimana Allah SWT telah memberikan
jaminan Syurga bagi para alumnus perang Badar. Cerita berbanding terbalik
terjadi di Mekkah yaitu pada saat yang sama Abu Jandal masih tetap ditawan dan
menolak mengikuti strategi saudaranya kareta takut merasa tidak enak (khawatir
menyakiti hati) dengan sang ayah dan memilih tetap di Mekkah dengan berbagai
pertimbangan yang dirasakan memberatkannya untuk menyusul Hijrah dan turun
berperang bersama kaum muslimin lainnya di Madinah.
Perjanjian Hudaibiyah yang pada awalnya
dipandang sangat merugikan kaum muslimin justru membawa banyak hikmah yaitu tercermin
dari peristiwa Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah secara damai) pada 8 H
terjadi, karena pada saat itulah kaum Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk
islam termasuk Suhail Bin Amr menyatakan keislamannya dan mengucapkan dua
kalimah syahadat. Keluarga Suhail kemudian dengan sungguh sungguh senantiasa berada
dibarisan terdepan dalam membela agama Allah hingga pada perang Yamamah yaitu
perang terbesar melawan kemusyrikan nabi palsu Musailamah Al-kahzab, kesyahidannya
terlebih dahulu menjemput Abdullah Bin Suhail.
Sekilas dari kisah Abu Jandal Bin Suhail dapat
kita petik hikmah bahwa jangan pernah menunda-nunda dalam berbuat kebaikan
karena siapa yang lebih dahulu memberikan teladan yang baik maka pahalanya jauh
lebih besar ketika ia mampu mengisnpirasi orang-orang dengan kebaikannya
tersebut dibandingkan orang yang ragu-ragu, tidak tegas dan menunda-nunda dalam
berbuat kebaikan hingga akhirnya menjadikan kita sebagai orang yang terlambat. Tidakkah
kita tergugah menjadi sosok terdepan dari pada yang terlambat seperti kisah Abu
Jandal bin Suhail yang didahului saudaranya Abdullah Bin Suhail?
:”Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalaian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(Q.S Albaqarah : 148)
No comments:
Post a Comment