Thursday, 26 June 2014

Bapakku, Suami Paling Setia dan Ayah Paling Bijaksana



Bapakku, Suami Paling Setia dan Ayah Paling Bijaksana

Tak pernah terfikirkan bagaimana seorang Jejaka dengan pekerjaan yang cukup mapan, berasal dari keluarga terpandang dan disukai banyak wanita bisa jatuh cinta dan menjatuhkan pilihan hidupnya pada seorang wanita muda yang tengah memikul kayu bakar dipunggungnya dengan perut buncit karena tengah hamil besar disebuah tempat yang tak sengaja ia datangi ketika berwisata. Tak ada sama sekali polesan make up atau riasan rapi dirambutnya, hal pertama yang difikirkan adalah mungkin “kasihan”, apalagi ketika ibu penjual kopi mengatakan bahwa wanita itu ditinggalkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan ibu kontrakkan dimana mereka tinggal sebelumnya, kini seorang diri, sebatang kara wanita itu hidup mengandalkan upahnya sebagai guru SD di desa wisata tersebut…
Hampir 30 tahun berlalu…
Kini cinta diantara keduanya tak lagi hanya sekedar cerita…segala rintangan telah bapakku lalui demi bisa hidup bersama mama, dimulai dari ketidaksetujuan keluarga besar bapak hingga keraguan yang dirasakan mama kala itu karena perasaan trauma untuk kembali membina rumahtangga. Kini dari pernikahan keduanya lahirlah 3 orang putri, dua diantaranya adalah sepasang putri kembar, yaitu adalah aku dan kakak kembarku dan seorang adik bungsu…Tak lupa pula seorang putri yang lahir dari pernikahan ibu sebelumnya, yang telah seumur hidupnya tinggal dan menjadi putri bapak. Disaat-saat mama dulu melahirkan tanpa ada keluarga yang mendampingi maka bapaklah yang ada disampingnya, dan bapak pulalah yang memberikan nama indah untuk kakak sulungku itu. Yah..meskipun kami tidaklah seayah namun tak masalah bagi kami (putri-putri bapak) karena hampir seumur hidup kami, kami telah hidup dan tumbuh bersama hingga dewasa sebagaimana sebenar-benarnya saudara kandung.
Tak pernah saya mendengar bapak sekalipun memanggil mama dengan menyebut namanya apalagi dengan panggilan yang kurang baik, belum pernah saya mendengar bapak membentak atau bahkan memaki mama sekalipun mungkin mereka tengah berselisih, belum pernah sekalipun saya melihat bapak memukul atau melampiaskan kemarahannya dengan menganiaya mama, apalagi membuat mama tersakiti karena bapak menduakannya dengan perempuan lain yang lebih pantas hanya karena alasan dulu bapak yang masih perjaka menikah dengan seorang janda beranak satu.
Begitu pula kepada kami keempat putrinya, kami tidak tumbuh dengan sikap otoriter yang biasanya dimiliki seorang laki-laki yang bersifat superior, kami tidak tumbuh dengan bentakan atau pukulan yang biasanya juga dilakukan seorang bapak karena kekurangsabarannya menghadapi anak-anak, namun tidak pula kami tumbuh dengan penuh kemanjaan dan pemenuhan fasilitas secara berlebihan. Bapak memang tak pernah membiarkan kami kekurangan sedikitpun hal yang kami perlukan namun tidaklah menjadi alasan untuk bapak memanjakan kami dengan kemewahan.
Sewaktu saya masih kecil mungkin bisa katakan bahwa saya kurang dekat dengan bapak, begitu juga dengan putri bapak yang lainnya, hal ini karena bapak sering sekali bekerja (Dinas) diluar kota hingga berminggu-minggu, ataupun saya dan kakak kembar saya pernah merasakan cemburu karena merasa bapak lebih mengistimewakan kakak tiriku dibandingkan kami anak kandungnya. Bapak tak pernah sekalipun menegur langsung apalagi marah padanya, untuk kakak kami itu bapak lebih mempercayakan pada ibuku, bahkan kami berdua dengan gilanya pernah berfikir bahwa kami rela “bertukar nasib” dengan kakakku seandainya itu bisa membuat bapak lebih mengistimewakan kami.
Kini saya telah dewasa, saya yang kini juga telah menjadi seorang isteri dan seorang ibu, memahami mengapa dulu bapak bersikap begini atau mengapa bapak berbuat begitu, semua itu karena terlalu banyak hati yang harus dijaga, ada sayap-sayap yang tidak boleh terkoyak, termasuk mengapa bapak tidak pernah menegur langsung pada kakak tiriku (sekalipun ketika kakak memang berbuat kesalahan) adalah karena bapak tidak berani dan khawatir kakakku itu akan merasa tersakiti dan berfikir bahwa bapak seperti itu karena dia bukan anak kandungnya.
Ah…terlalu  banyak kebaikan dan kesempurnaan bapak sebagai seorang laki-laki, suami ataupun sebagai seorang ayah, dia sangat penyayang dan mudah tersentuh…bukan sekali dua kali bapak memborong dagangan ketika tak sengaja melihat pedagang yang barang jualannya tak jua laku padahal si penjual sudah begitu tua renta dan kepayahan. Bahkan bapaklah yang menangis tersedu-sedu karena begitu sedih dan terharu setiap menikahkan putri-putrinya, apalagi ketika pernikahanku yang dilalui dimasa kuliah, meski bapak merasa berat untuk menerima namun tak ada pertentang apapun yang saya rasakan apalagi saya harus melangkahi kedua kakak perempuannku yang saat itu masih melajang.
Hingga pada tahun 2012 lalu tiba-tiba bapak terkena serangan jantung ditengah perjalanannya menuju kantor dan menjalani operasi pemasangan 2 ring (cincin) di pembuluh darah jantungnya, saya yang berada jauh dari bapak di Bandung (dan saya tinggal bersama suami di kota Cilegon-Banten) merasa sangat terpukul dan takut, takut jika bapak tidak selamat, takut jika bapak meninggalkan kami dengan begitu cepat, takut karena sudah lama saya tidak bertemu dengan bapak dan sangat takut jika waktu tak memberi kesempatan kepadaku untuk mengatakan bahwa saya bangga terlahir sebagai putrinya…
Bagiku, Bapak lelaki paling setia… disaat suami lain mempermasalahkan hal-hal yang sebelumnya bukanlah masalah, hingga menjadikannya sebagai alasan untuk mengkhianati kesetiaan dan janji sucinya pada isteri, bapak justru orang yang paling mencintai dan menghargai mama meski dulu ketika menikah mama adalah seorang janda beranak satu.
Bagiku bapak adalah lelaki paling penyanyang, disaat banyak lelaki memiliki sejuta alasan untuk tidak menerima dan tak menyanyangi anak yang bukanlah darah dagingnya, justru bapaklah yang menjadi pelindung dan pengasih bagi anak tirinya.
Bapak adalah lelaki paling bijaksana, disaat banyak bapak ayah mengekang dan mengintervensi hidup para putrinya, bapak justru memberikan keleluasaan kepada kami dalam menjalani pilihan hidup.
Bapaklah yang menyakinkanku dan membuktikan bahwa masih ada laki-laki baik dan setia didunia ini ketika banyak lelaki lainnya yang menyakiti dan sesuka hatinya mempermainkan perempuan atas alasan dan hal-hal yang tak masuk akal dan tak bertanggung jawab.
Bapakku adalah suami paling setia…
Bapakku adalah  ayah paling bijaksana..
Bapakku adalah ayah terbaik didunia….
Hingga…meski bukan limpahan harta ataupun setumpuk prestasi yang bisa ku berikan kepada bapak hingga bapak dengan bangga akan mengatakan pada setiap orang bahwa “inilah putri kesayangan yang membuatku bangga…”, namun jika Tuhan mengabulkan doa kecil ini, doa seorang anak untuk bapaknya maka… dihari nanti, ketika semua manusia dibangkitkan kembali, semoga Allah SWT mengumpulkan kembali saya, bapak dan kita semua bersama orang-orang yang kita sayangi dan Allah cintai di Syurga-Nya kelak yang luasnya seluas langit dan bumi …Amiin…

Wednesday, 25 June 2014

Abu Jandal : Kisah Sahabat Yang Terlambat


 

Dari kejauhan nampak seorang pemuda yang datang dengan berlari tergopoh-gopoh dan dalam keadaan tangan terbelenggu nampaknya ia telah melakukan pelarian diri, setelah semakin dekat maka orang-orang tahu siapa pemuda yang datang itu, dia adalah Abu jandal Bin Suhai, seorang anak dari salah satu tokoh Kaum Quraisy pada masa Rosululloh dan juga salah satu utusan dari pihak Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah. Tak ada maksud lain dari Abu Jandal mendatangai Rosulullah dan Kaum muslimin selain maksudnya untuk meminta perlindungan dan berharap dapat bergabung bersama Rosulullah ke Madinah, namun sayang dia datang dalam keadaan yang terlambat, yaitu ketika kaum Muslimin dan Quraisy telah menyepakati perjanjian Hudaibiyah, yang artinya dia harus bersedia untuk kembali ke Mekkah bersama ayahnya yang saat itu masih sangat membenci Islam. Karena kenyataan ia harus kembali ke Mekkah, membuat Abu jandal merasa sangat sedih dan terpukul hingga ia berkata kepada Rasulullah  "Hai orang-orang Islam, apakah aku akan dikembalikan kepada kaum musyrik, sedangkan aku telah datang kepada kalian sebagai muslim? Apakah kalian tidak melihat apa yang kuderita?", namun Rasulullah memberikan nasihat supaya dia bersabar dan menaaati perjanjian tersebut, Hingga saudaranya kandungnya yang bernama Abdullah bin Suhail berkata "Kasihan Saudaraku itu, dia selalu menjadi orang yang terlambat...". Maka dia menjadi orang pertama yang kembali ke Mekkah setelah perjanjian Hudaibiyah tersebut disepakati.

Ungkapan yang mengatakan bahwa "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" mungkin ada benarnya, namun alangkah lebih baiknya apabila sebagai umat islam kita jangan sampai termasuk pada barisan atau golongan orang-orang yang senantiasa memilih jalan terlambat, justru lebih baik kita menjadi kaum pelopor dan pionir dalam berbuat kebaikan. terlepas dari kekurangan Abu Jandal bin Suhail sebagai manusia yang hidup pada zaman Rosulullah tentu ada banyak pelajaran dan kontribusi penting Abu Jandal pada kembangan islam pada masa awal penyebaran, mari kita ulas secara singkat kisah hidup dari sosok Abu Jandal : Sahabat yang terlambat.

 

Abu Jandal bin Suhail Lahir di Mekkah pada 639 anak dari Suhail Bin Amr seorang Tokoh dan Bangsawan terkemuka Mekkah dan ia memiliki saudara kandung bernama Abdullah bin Suhail. Abu Jandal sangat dekat dengan saudaranya hingga ketika mereka berdua memutuskan untuk masuk islam keduanya sepakat untuk menyembunyikannya dari sang ayah yang pasti akan sangat menentang kuputusan tersebut, hingga akhirnya ketika keislaman mereka berdua terungkap maka keduanya dikurung bersama di gudang karena khawatir mereka akan ikut serta behijrah bersaman kaum muslimin.

Meski dikatakan dekat namun keduanya memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dari bagaimana cara mereka dalam mememperjuangkan keislamannya, dengan kecerdikan dan keberanian, Abdullah nekad bergabung dengan pasukan perang Badar kaum Muslimin ketika mengetahui akan terjadi permepuran di Badar yaitu dengan cara memperdaya ayahnya bahwa ia telah ingkar kepada agama Muhammad dan bersedia bergabung dnegan pasukan kaum Quraisy melawan kaum muslimin, padahal itu hanya tipu muslihat agar dia dapat dibebaskan dan melarikan diri hingga akhirnya dia mampu bergabung dan berkarya dalam perang penentuan eksistensi agama islam yang teramat penting yaitu perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandak, dimana Allah SWT telah memberikan jaminan Syurga bagi para alumnus perang Badar. Cerita berbanding terbalik terjadi di Mekkah yaitu pada saat yang sama Abu Jandal masih tetap ditawan dan menolak mengikuti strategi saudaranya kareta takut merasa tidak enak (khawatir menyakiti hati) dengan sang ayah dan memilih tetap di Mekkah dengan berbagai pertimbangan yang dirasakan memberatkannya untuk menyusul Hijrah dan turun berperang bersama kaum muslimin lainnya di Madinah.

Perjanjian Hudaibiyah yang pada awalnya dipandang sangat merugikan kaum muslimin justru membawa banyak hikmah yaitu tercermin dari peristiwa Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah secara damai) pada 8 H terjadi, karena pada saat itulah kaum Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk islam termasuk Suhail Bin Amr menyatakan keislamannya dan mengucapkan dua kalimah syahadat. Keluarga Suhail kemudian dengan sungguh sungguh senantiasa berada dibarisan terdepan dalam membela agama Allah hingga pada perang Yamamah yaitu perang terbesar melawan kemusyrikan nabi palsu Musailamah Al-kahzab, kesyahidannya terlebih dahulu menjemput Abdullah Bin Suhail.

Sekilas dari kisah Abu Jandal Bin Suhail dapat kita petik hikmah bahwa jangan pernah menunda-nunda dalam berbuat kebaikan karena siapa yang lebih dahulu memberikan teladan yang baik maka pahalanya jauh lebih besar ketika ia mampu mengisnpirasi orang-orang dengan kebaikannya tersebut dibandingkan orang yang ragu-ragu, tidak tegas dan menunda-nunda dalam berbuat kebaikan hingga akhirnya menjadikan kita sebagai orang yang terlambat. Tidakkah kita tergugah menjadi sosok terdepan dari pada yang terlambat seperti kisah Abu Jandal bin Suhail yang didahului saudaranya Abdullah Bin Suhail?

 

:”Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalaian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Albaqarah : 148)

cukup 1 doaku...

cukup 1 doaku...

10 Januari 2013 pukul 21:17
Jika orang yang tidak mengenal kami berdua maka dia pasti akan mengatakan bahwa ketika kami memutuskan untuk menikah adalah karena sejak sebelumnya kami telah menjalin hubungan (alias cinlok), bagaimana tidak...di kampus kami hanya terpaut jarak 1 tahun,bahkan dalam beberapa kesempatan pun seringkali kami berada dalam satu aktifitas ataupun kegiatan kepaniataan, namun bila orang yang benar2 mengenal kami berdua, maka mereka pasti tidak akan menyangka dan terheran-heran mengapa kemudian akhirnya kami memutuskan untuk menikah? hanya dengan waktu yang sangat singkat hanya dalam hitungan minggu saja! Apalagi kondisiku saat itu yang masih kuliah. Sesungguhnya dulu kami bagai air dan minyak, tak akur dan jujur saja...saking kesalnya dulu pernah sampai berikrar bahwa aku sama sekali tak akan mw berinteraksi sekecil apapun dengannya. Namun...itulah Jodoh...rahasia Terindah dan mengejutkan yang Alloh Kemas untuk hambanya...., bukan tanpa alasan kemudian aku menerima pinangannya 3 tahun lalu itu, meski tak pernah akur namun aku tau dia adalah laki-laki yang baik, bertanggung jawab, cerdas...dan seorang teman bilang...jika menikah dengan orang tipe dia semua hal sudah terprogram dengan baik...takkan khawatir terombang-ambing dalam ketidakpastian hidup...., dan itulah memang dia.... meski saya menikah ketika masih kuliah namun karena dorongannya, pada akhirnya ttp dapat lulus tetap waktu, dalam kondisi hamil besar lagi,hehehehe.
Pada awalnya saya khawatir dia yang terlihat "Kaku", ternyata sama gilanya denganku jika sedang bercanda...atau...dia yang kukira otoriter...ternyata jauh dari kesan itu, dia memberikan kebebasan dalam segala hal padaku (asal masih dalam kaidah2 yang dibenarkan) seperti apakah aku mau bekerja atau ckp jd IRT saja..., tak pernah menuntut lebih apapun padaku....dan yang terpenting alasan menerima dia sebagai ayah dari anakku adalah...karena sedari awal aku mengenalnya...dia senantiasa menjaga kemuliaanku sebagai seorang muslimah. yah sekali lagi...itulah rahasia Alloh Swt...dan sedari awal cukup 1doaku, seperti yang dikutip dari sebuah buku(maf lupa lg judul bukunya)..bahwa..."aku tidak seperti perempuan pada umumnya berdoa kepada tuhan agar menikah dengan laki-laki yang dicintai namun cukup aku berdoa bahwa aku akan mencintai siapapun laki-laki yang kelak menikahiku" terima kasih ya Alloh....I LuV U My Husband.....^_^

Mimpi 8 Abad Umat Islam Terwujud !

Pernahkah terbayangkan kapal-kapal laut yang berlayar diatas gunung gunung dengan bukit-bukit sebagai gelombangnya?
Pernahkah terbayangkan menciptakan sebuah Meriam terbesar (pada masanya) yang mampu meneluluhlantakkan sebuah benteng terkokoh di dunia?
Pernah terbayangkan sebuah pengepungan paling hebat terjadi pada sebuah tempat yang dijuliki "Terberkati Oleh Syurga" karena tak ada satupun bangsa yang mampu menaklukannya?

Semua bahkan nyata terjadi!

Yaitu pada sebuah tempat yang bernama Konstantinopel, mengapa harus terjadi disana? karena Konstantinopel sebagai Ibukota Imperium Romawi Timur adalah wilayah yang paling strategis yang menghubungkan antara Dunia Barat dan Timur (Eropa dan Asia), tempat itupun dikelilingi Benteng yang paling kokoh tak tertaklukkan yang karenanya kemudian keberhasilan dari penaklukannya adalah merupakan tolak ukur kedigdayaan sebuah bangsa seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Janji Allah dan Rosul-Nya adalah nyata maka sejak saat itu usaha-usaha penaklukkan Konstantinopel telah dilakukan bahkan oleh para sahabat Nabi salah satunya adalah Sosok Abu Ayyub Al-Anshari yang termasyur karena kegigihannya hingga saat ia syahid di Konstantinopel kemudian berwasiat “Makamkan aku di dekat Benteng karena suatu saat aku ingin mendengar suara derap kuda dari pemimpin dan pasukan terbaik”.

Namun Konstantinopel tidak begitu saja dengan mudah ditaklukan, barulah pada tahun 1453 janji Allah dan Rasul-Nya terjadi...Mimpi 8 Abad Umat Islam terwujud!

Tentu saja kehadiran manusia istimewa tersebut sudah Allah persiapkan bersama dengan keberkahan yang disertakan pada saat kelahirannya, dimana kuda-kuda melahirkan anak-anak kembar, pohon-pohon berbuah lebat hingga saking lebat buahnya dahannya mampu menyentuh tanah, hasil panen melimpah ruah dan terjadi hingga 4 kali panen dalam setahun dan jatuhnya Komet langka di Konstantinopel pada siang hari yang karena melihatnya orang-orang Romawi menjadi begitu gentar! Yah mereka sudah meramalkan kejatuhan Komet tersebut sebagai tanda  kelahiran sang Penakluk Konstantinipel !

 
Pemuda sang Pengukir Sejarah itu bernama Mehmed II atau kemudian bergelar Sultan Muhammad Al-Fatih (yang artinya sang Penakluk) Sultan Turki Ustmani ke 7  yang pada saat usia 8 tahun sudah hafal Al-Quran, hafal Ribuan Hadist, Menguasai 6 bahasa Asing, tidak pernah meninggalkan shalat Qiamullail dan puasa Sunnah juga mengasai berbagai macam senjata pada masanya hingga tidak heran hingga diusianya yang masih begitu muda yaitu 21 Tahun dia telah berhasil menorehkan namanya dengan tinta Emas Sejarah, dia lah sang Pemimpin terbaik yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya...

Pasukan terbaiknya bernama Inkisyariah (orang-orang Eropa memanggilnya dengan sebutan Jannissary) dan tentaranya adalah tentara terbaik yang pernah ada, dimana "100 pasukan Eropa bergeraknya jauh lebih gaduh daripada 10.000 pasukan Turki Ustmani", dapat dibayangkan bagaimana tertib, rapi dan disiplinnya mereka terutama pada saat berbaris dan berjalan, sehingga musuh mudah terkecoh dengan kedatangn mereka yang begitu tiba-tibanya, bagai pasukan semut yang berjalan diatas sebuah ranting, tak terlihat dan tak terdengar. Kekuatan fisik mereka tak tertandingi hingga mampu berjalan terus menerus tanpa henti hingga 3 hari 3 malam. Perekrutan dan Pengkaderan tentara Inkisyariah tidak sembarangan, bukan hanya kualifikasi fisik dan kekuatan yang utama namun juga tempaan atas kekuatan Ruhiyah (iman dan ibadah) juga kekuatan Intelegensia sehingga tidak heran pasukan ini selain mematikan secara kekuatan fisik namun juga kuat secara ruhani dan kecerdasan.

Muhammad Al-Fatih dan pasukannya yang begitu hebat tetap meraih kemenangan dengan tidak mudah, setelah pengepungan dan penyerangan selama 50 hari (6 April – 29 Mei 1453) dengan mengerahkan 4 juta pasukan, berbagai cara dilakukan hingga hampir keputusasaan melanda. Strategi yang dilancarkan dimulai dari menggali terowongan dibawah  benteng gagal karena pasukan Romawi kemudian meledakkan terowongan tersebut, memanjat benteng gagal pula karena pasukan yang hampir tiba dipuncak kemudian disiram dengan timah mendidih hingga hancurlah daging dan tulangnya. Ditengah keputusasaan Muhammad Al-Fatih kemudian datanglah  sang Guru yang bernama Syeh Aa’q Shamsudin memberikan dukungan dan pencerahan dengan membawa Muhammad Al-Fatih berziarah ke makam sahabat Rasul yaitu Abu Ayyub Al-Anshari, sang guru mengisahkan bagaimana Abu Ayyub Al-anshari tidak pernah menyerah dari usaha penaklukkan Konstantinopel demi mewujudkan Nubuah sang Rasul hingga kesyahidan menjemputnya, setelah itu Muhammad Al-Fatih sadar bahwa tidak ada perjuangan yang mudah hingga Allah benar-benar memberikan takdirnya setelah berusaha hingga mengerahkan seluruh kemampuan.

Dibuatlah ide Gila nan Brillian yang membuat geleng-geleng kepala siapapun membayangkannya. Ketika Pasukan Laut Inkisyariah tidak bisa masuk ke perairan Tanduk Emas (Golden Horn) akibat rantai besi yang terbentang disepanjang Selat Bosporus yang membuat tak ada satupun kapal musuh yang dapat memasukinya maka Muhammad Al-Fatih memerintahkan pasukannya untuk menarik kapal-kapal tersebut melalui darat melewati gunung-gunung dan bukit bukit sebagai gelombangnya dengan cara melumurinya menggunakan minyak alhasil keesokan harinya seluruh orang Romawi tercengang melihat 70 Kapal pasukan Inkisyariah sudah berlayar di perairan Tanduk Emas (Golden Horn), ditambah lagi dengan diciptakanya Meriam raksasa yang mampu meluluhlantakkan Benteng Konstantinopel.

Sebelum penaklukkan dilakukan Sultan Muhammad Al-Fatih memerintahkan seluruh pasukannya untuk menjalankan puasa sebagai bentuk Munajat dan Permohonan kepada Allah dan tepat sebelum penyerangan shalat berjamaah dilaksanakanlah dengan sultan sendiri sebagai imam Shalatnya. Maka atas Izin dari Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pemberi Pertolongan dan yang Maha Berkehendak dengan kesiapan Ruhiah, Kecerdasan dan Fisik yang lembali bangkit bersemangat terujudlah 8 Abad mimpi Umat Islam!.

Ketika Sultan memasuki gerbang Konstantinopel seluruh orang Romawi disana segera berlindung dan berkumpul ke Gereja Hagia Sophia (kelaK akan menjadi Mesjid Hagia Sophia) karena takut dibunuh dan dibantai oleh pasukan Inkisyariah namun ternyata dengan penuh belas asih Muhammad Al-Fatih berkata bahwa “kami haramkan darah dan harta kalian, disini kalian berada dibawah jaminan Sultan, kalian bebas memeluk agama yang kalian Yakini” bahkan Kaisar Romawi Timur yaitu Konstantinus XI yang tewas pada saat penaklukkan dipersilakan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih untuk memakamkan Jasadnya sesuai agama dan Tradisi mereka.


Peristiwa Jatuhnya Konstantinopel ditangan umat Islam juga menandai berakhirnya abad kegelapan yang berabad-abad menyelimbuti Eropa dan sebagai tanda pencapaian Prestasi yang membanggakan, maka Muhammad Al-Fatih mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul (yang berarti Kemenangan Islam) yang kelak berubah menjadi Istambul dan saat ini menjadi ibu Kota Negara Turki.

Hingga ketika konstantinopel telah usai dibebaskan maka sultan Al fatih hendak mengundurkan diri dari kursi kesultanan karena ingin fokus beribadah saja. Namun nasihat bijak dari gurunya syeikh A'aq Syamsudin membuatnya mengurungkan diri:

"Jika engkau bermaksud mengundurkan diri dari kursi kesultanan karena hendak fokus untuk beribadah saja, maka kenikmatan beribadah itu hanya akan engkau rasakan seorang diri saja. Akan tetapi jika engkau tetap berada di kursi kesultanan dan memerintah secara adil maka kenikmatan tersebut akan dirasakan oleh seluruh umat ini.

Siapakah dan generasi manakah yang mampu membuat sejarah di masa depan? Tentu adalah dia (pemimpin) dan mereka (generasi/bangsa) yang berkualitas dan pantas di hadapan Allah SWT.

Begitulah bagaimana sejarah terjadi diciptakan oleh orang-orang ikhlas tanpa mengharapkan mereka menjadi bagian dari sejarah. mereka hanya punya satu harapan semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT. bahwa kemudian mereka menjadi sejarah, itu adalah hadiah dari Allah SWT untuk mereka.


Be

                                                                             Muhammad Al-Fattih (wikipedia)

Benteng Kontantinopel yang berlapis-lapis

Benteng Konstantinopel


Peta perjalanan darat 70 kapal melewati rantai besi di selat Bosporus

                                                                                
                                                                                    Keindahan Hagia Sophia

                                                                                                        Meriam

Rantai Besi yang digunakan disepanjang Selat Bosporus

Pendidikan Kita; Antara Harapan dan Realita

Pendidikan Kita; Antara Harapan dan Realita

17 April 2013 pukul 16:58
 
Saat angka buta aksara membuat mata terpana
Saat program sekolah dan kuliah tak bisa murah
Saat pendidikan gratis hanya sebuah mimpi sinis
Saat tunjangan daerah bagi guru, tak bisa diburu
Saat standarisasi gaji guru swasta hanya opini belaka
Saat kualifikasi dan kualitas guru tak beranjak maju
Saat bangunan-bangunan sekolah tetap terlantarkan
Saat komersialisasi perguruan tinggi seolah harga mati

Saat bantuan dan uang yang ada, entah kemana
Saat anggaran pendidikan lenyap, entah oleh siapa
Saat guliran subsidi tidak membuahkan hasil
Saat penjarahan anggaran masih dilakukan dan meresahkan
Saat pengelolaan menjadi barang bajakan
Saat pertanggungjawaban menjadi barang lelangan
Saat korupsi sudah menjadi menu sarapan

Saat ujian sudah sangat merepotkan dengan kasus-kasus yang melelahkan
Saat ujian menjadi alasan untuk melakukan kecurangan demi mengejar target dari pimpinan dan prestise atasan
Saat ujian telah memangkas setiap cita dan harapan dengan kegagalan yang menakutkan tanpa ada peluang perbaikan
Saat ujian tak lagi peduli dengan 3 tahun perjuangan, kerena yang dilihat angka-angka sebagian pelajaran
Saat ujian sudah tidak memberikan ruang keadilan

*Sebuah catatan pendidikan: Untuk orang2 yang berjuang & berkarya nyata di gelanggang jihad pendidikan; yang jauh dari keramaian; kebisingan; pemberitaan; tanpa banyak berkoar-koar dan berkata-kata. Tetap semangat dan bergerak walaupun menjadi PAHLAWAN DALAM SENYAP; karena Allah, Rasul dan orang2 beriman yang akan melihat pekerjaan kita.

Allah...Sempurnakan kebahagiannya...

Allah...Sempurnakan kebahagiannya...

18 April 2013 pukul 20:44
Rindu Banget sama saudara kembarku Nanan Maryanah...

Rasanya baru Kemarin ketika zaman SMA dulu kami berdua harus berboncengan dengan sepeda kumbang ala film korea "Princess Hours" yang kami banggakan...
Rasanya baru kemarin ketika kami ditakdirkan kembali berada di Universitas dan Jurusan yang sama (padahal melalui jalur masuk yang berbeda) setelah mengenyam pendidikan sedari TK-SD-SMP-SMA yang sama pula
Teringat ketika kami harus saling bergantian menggunakan komputer jadul Pentium 3yang sering sekali rusak, loading dan low memory untuk menyelesaikan beratus ratus halaman skripsi agar kami dapat segera lulus tepat waktu
Teringat pula selama bertahun2 menjadi anak koxan kami harus berbagi tempat tidur yang sempit agar dapat terlelap nyenyak setiap malamnya
Semuanya....nampak seperti sebuah lukisan Indah yang cat warnanya belum pula sempat kering....

Dialah yang meyakinkanku bahwa semuanya akan baik2 saja ketika diriku dilanda kecemasan dan keraguan dalam menghadapi detik2 pernikahan...
Dialah yang membantuku membersihkan lantai disaat ketubanku pecah ketika aku dan yang lainnya pontang panting mempersiapkan kelahiran
Dia pun ada disampingku yang dengan tangisannya malah turut menguatkanku ktika  tengah menahan rasa sakit saat melahirkan
Ketika aku tidak tahu menahu siapa yang mencucikan baju bekas persalinanku ,ternyata dialah yang dengan sukarela melakukannya...
Dialah yang dengan senang hati meminjamkan gaun batiknya yang indah untukku pakai saat wisuda lalu, bahkan..dialah yang dengan antusiasnya memberikan baju2 kesayangannya untukku pakai disaat  diriku kesulitan memakai baju karena sama sekali tak mempersiapkan baju khusus untuk ibu hamil dan menyusui

Aku ingin melakukan itu padanya..seperti apa yang telah ia lakukan padaku,
Aku ingin membalas semua kebaikan yang telah ia berikan padaku...
Namun apa aku bisa atau Allah akan memberikan "waktu" itu padaku...
itulah mengapa aku merasa sedih....
Ya Allah....
Bila aku tak bisa menemaninya disaat2 penting hidupnya nanti, disaat ia akan mempertaruhkan nyawanya, dan  disaat beribu kesakitan melanda seorang ibu yang hendak berjuang untuk melahirkan anaknya  maka...Jaga dan lindungi dia untuk orang2 yang menyayanginya...
Mudahkan segala urusan dan hajatnya...
Ringankan dan lancarkan Persalinannya...
Sehatkan kedua-duanya dan Sempurnakan kebahagiannya seperti ia yang selalu menyempurnakan kebahagiaanku...

Membangun Karakter dan Spirit Kebangsaan melalui Industri Kuliner.

Membangun Karakter dan Spirit Kebangsaan melalui Industri Kuliner.

7 Februari 2014 pukul 18:06
 
Saya adalah salah satu dari penggemar film drama korea, meskipun tak jarang bercerita tentang kisah cinta seperti drama-drama film pada umumnya namun alasan yang membuat saya tertarik adalah plot cerita yang kadang tak terduga namun dikemas dengan simple dan terkesan ga alay atau norak seperti (maaf) film-film sinetron indonesia yang ribet, norak dan tak jarang pesan moral yang dimaksud tak tersampaikan dengan baik.
Awalnya hanya point-point itu yang membuat saya menjadi penggandrung drama korea, namun lama-lama saya kemudian menyadari hal lain dari film negeri gingseng ini yaitu tradisi "menyantap" hidangan negeri sendiri mulai dari kuliner kaki lima hingga restoran bintang lima. Tak peduli filmnya berkisah tentang apa, berlatar tempat dimana atau siapa artis yang membintanginya karena hampir disetiap episode dari drama ini selalu memperlihatkan tayangan makan-makan. Saya yang awalnya biasa-biasa saja lama-lama jadi tertarik juga (ngiler malah) dengan kuliner khas korea, mulai dari toppoki (kue beras pedas), Kimbab, Kimchi, Bulgogi, sup rumput laut dan ada banyak lagi.
Entah apa yang membuat hidangan itu terlihat istimewa, padahal ketika saya searching di internet tentang bahan, bumbu dan cara pembuatan makanan-makanan itu tidak telalu rumit dan terkesan biasa saja bila dibandingkan dan dengan kulinar asli Indonesia yang sarat bumbu dan kaya akan bahan wajib lainnya, wajar saja, saya sebagai ibu rumah tangga harus mampu menguasai  4 hingga 5 macam bumbu untuk 1 macam masakan (indonesia) saja.
Saya yakin Kesuksesan Korea Selatan dalam mempromosikan aneka kuliner-nya tidak terlepas dari Visi untuk Membangun Spirit karakter kebangsaan (Nations Caracter Building) yang selalu mereka banggakan.
Lihat saja bagaimana para artis dan aktris korea terlihat begitu menikmati hidangan khas negeri mereka meskipun mereka hanya menyantap jajanan kaki lima, berbeda dengan film-film produksi negeri kita, lihat saja bagaimana sering kali kita menemukan adegan seorang anak atau suami yang ngamuk gara-gara ibu atau isterinya menyajikan tempe atau tahu diatas meja makan, bahkan tak jarang mereka berkata "Ibu, saya bosan tiap hari makan dengan tempe lagi! tahu lagi! bosaaaaaaan..." Protes mereka yang kemudian disusul dengan adegan melempar piring ke laintai hingga membuat hidangan-hidangan "malang" itu kotor dan berantakan. Belum lagi adegan-adegan mengerikan lainnya yang menyangkut makanan indonesia yang secara langsung dinistakan oleh masyarakatnya sendiri, seperti seseorang yang nekat mencampurkan racun ke dalam makanan yang akan dihidangkan. Pertanyaannya bagaimana orang diluar sana akan tertarik dengan kuliner indonesia sedangkan kita menggambarkan makanan itu dengan hinaan, cacian dan racun.
Oh tuhan...sedih saya menerima realita seperti ini...terlihat SEPELE namun inilah yang kemudian yang sedikit demi sedikit akan mengikis kebangaan kita akan kuliner khan indonesia. Coba saja bayangkan bagaimana akan tertariknya mereka (read-orang asing) dengan kuliner khas indonesia seandainya saja dalam film-film sinetron maupun film jalur "bioskop" karya anak negeri bersedia menampilkan beberapa menit saja adegan santapan lezat khas indonesia terserah mau mulai dari sekedar bakwan yang sangat mudah pengolahannya juga banyak dijual dipedagang-pedangang kaki lima kita hingga masakan Rendang (ataupun lainnya) yang membutuhkan tingkat kesabaran dan kerumitan memasak tingkat tinggi. Padahal kita tahu bahwa Rendang, Nasi Goreng dan Sate adalah termasuk makanan-makan terFavorite didunia. juga kreasi fermentasi Tempe yang bahkan Jepang tertarik menukar resepnya dengan fermentasi Yakult atau hidangan Laksa yang Asli Riau kini telah menjadi milik negeri Singapure! dan ada banyak lagi "harta karun" Kuliner negeri kita yang jauh lebih menarik.

Membangun Spirit Kebangkitan Bangsa melalui Industri Hiburan

Membangun Spirit Kebangkitan Bangsa melalui Industri Hiburan

9 Februari 2014 pukul 20:42
Pernah menonton Film "My Boss My Hero", GTO, Good Doctor, Bread love and Dream, The Faith Doctor, The Queen Of Seon Deok, atau My Doughter Seo Young? itu beberapa dari sekian banyak film yang berkesan dan tak bosan saya tonton. Walau hanya berangkat dari tema tentang sebuah Profesi dari mulai tukang Roti hingga Dokter "dibedah" disini, atau kisah legenda mengenai raja-raja dan kaisar yang kemas dengan tak mengiring penuh mitos tak masuk akal namun dikemas dengan begitu menarik menjadi dan sajian film sejarah yang tak bosan untuk disaksikan, juga film tentang perjuangan seorang guru "membangkitkan" semangat para muridnya yang dianggap terbelakang dan tak mungkin menjadi berhasil menjadi "mungkin" jadi orang yang berhasil???. Sayang itu bukanlah film produksi negeri ini, karena ternyata perjalanan dunia hiburan Indonesia yang dianggap tengah bangkit tetap belum sampai pada tahap membangun spirit kebangsaan (terutama sinetron yang setiap hari ditanyangkan pada masyarakat), meskipun saya tetap bangga bahwa ada beberapa produksi film bermutu yang juga pernah lahir dari "rahim" negeri ini seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, 99 Cahaya dilangit Eropa dll.
Berangkat pada masa Orde Lama, setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tahun 1959 karena Indonesia yang memang tengah mesra-mesranya dengan Blok Unisoviet hingga pernah tercetus sebuah poros koalisi "Jakarta-Moscow-Peking", melahirkan berbagai butir kebijakan mengenai masa depan negeri ini, termasuk campur tangan pemerintah di dunia Entertaiment yang melarang berbagai hiburan berbau barat, maklum saja pada saat itu dunia seakan-akan tengah ditarik ke dalam pusaran "perang dingin" antara dua raksasa dunia yaitu Amerika dan Unisoviet. makanya tak heran apabila pada saat itu Artis senior Titiek Puspa pernah di tegur oleh Soekarno karena memenuhi permintaan untuk menyanyikan lagu barat, dan bagaimana kemudian Band Legendaris Indonesia Koes Plus pernah masuk dalam lebel hitam karena berani menggunakan alat-alat musik barat dalam pengiring lagu-lagunya seperti Drum, Gitar, Piano/Bass/Keyboard dll, makanya zaman Orde Lama ini cukup saja menyertakan Rebana, Gendang, Kosidah dan alat-alat musik tradisional lainnya untuk meramaikan berbagai acara termasuk hiburan bagi Presiden sendiri. Itu Zaman Soekarno..., Beda lagi dengan Zaman Soeharto yang juga tak luput memberikan aturan ketat dalam dunia hiburan di Indonesia, namun tidak se-ekstrim sebelumnya, pada masa Orde baru ini pemerintah mengeluarkan aturan melarang adanya musik-musik cengeng karena dikhawatirkan akan mengganggu proses pembangunan bangsa terutama moral masyrakat. maklum Presiden Soeharto yang juga dikenal sebagai bapak pembangunan, memang benar-benar memperhatikan hal sekecil apapun demi menjaga stabilitas pembangunan, makanya tak heran jika Betharia Sonata pernah kena "sentilan" karena lagu-lagunya yang terkesan cengeng dan Bang Iwan Fals yang bahkan pernah di"kurung" akibat nyanyiannya yang dianggap berbahaya. Namun dibalik keotoriteran Orde Baru ini saya cukup memuji peran pemerintah dalam mengandalikan hiburan bagi masyaraktnya sehingga jarang sekali kita mendengar berita tentang anak sekolah yang buduh diri karena putus cinta akibat hiburan cengeng yang diperdendangkan, atau kebringasan perilaku Bulying dan geng-geng karena sajian kekerasan dalam film-fillm yang ditayangkan.
Masih segar rasanya dalam ingatan bagaimana anak-anak sekolah tak bosan berdiri didepan kelas kelas untuk melafalkan butir-butir Pancasila maupun deretan nama-nama menteri setiap periodenya hingga doktrin-doktrin penting kenegaraan itu tertanam kuat diluar kepala mereka. dan masih segar pula diingatan bagaimana gencarnya nyanyian-nyanyian yang berisikan semangat gotong royong dan kebanggaan akan identitas kebangsaan seperti lagu, Naik Kereta Api, Cangkul dan lagu "badminton dimana-mana" karena atlet-atlet Bulu tangkis (Badminton) kita yang selalu mendominasi setiap kemenangan begitu diganrungi masyarakat.
Lahirnya masa Reformasi 1998 yang dirasa membawa angin segar termasuk kebebasan berkarya bagi putra-putri bangsa. namun menurut saya kebebasan yang awalnya dipandang mulia ini lama-lama menjadi sebuah kebebasan yang kebablasan, bagaimana tidak? sedih rasanya ketika telinga ini sudah lama sekali tak mendengar anak-anak menyanyi lagu-lagu untuk seusianya dan lebih menyukai lagu-lagu dewasa, atau film-film sinetron yang episodenya panjang-panjang dan memperlihatkan kemewahan yang berlebihan sehingga membuat jurang pemisah antara si miskin dan si kaya semakin dalam, belum lagi pesan moral yang tak tersampaikan dengan baik, guru jadi bahan ledekan dan kekurang ajaran murid-muridnya, orang tua yang "terjajah" oleh tingkah polah anaknya, persaingan dalam berebut pacar sudah seperti persaingan dalam hukum rimba hingga seringkali saya katakan bahwa si malang menjadi seperti orang yang paling malang didunia dan di jahat seperti lebih jahat dari syetan sekalipun.
Iri rasanya dengan kemajuan film-film bangsa lain yang lebih berbobot dan bermutu, Film Dorama (Jepang) yang terkenal dengan pesan-pesan kerja keras, giat belajar, inovasi teknologi hingga peran guru dalam mendongkrak prestasi belajar para muridnya. Mimpi besar tergambarkan dalam dunia Hiburan mereka seperti Mimpi Jepang untuk menjadi peserta Piala Dunia (Sepak Bola) tergambar dalam film karton "Capten Tsubasa" hingga 20 tahun kemudian mimpi itu benar2 terwujud! Jepang masuk manjadi salah satu laga Sepak Bola yang disegani di dunia, atau Film "Astro Boy" yang mendoktrin anak-anak Jepang tentang cita-cita teknologi robot Jepang dimasa depan. Adapula Film Drama Korea yang tengah melejit saat ini, meski tetap tentang dunia cinta namun pesan-pesan moral yang cukup berharga seperti perjuangan hidup, menghormati orang yang tua dan kebanggaan-kebanggaan negeri Gingseng seperti Kuliner, Fashion, Music dan Keindahan alam selalu tayang dalam setiap adegan filmnya, lihat bagaimana mereka begitu memuja keindahan Pulau Jeju, padahal menurut saya ada banyak keindahan alam negeri kita yang jauh lebih indah namun masih "tersembunyi" dibalik kesibukan masyarakatnya yang seakan ternina bobokan oleh sajian hiburan yang alay dan tak bermakna.
Menurut saya, tak ada salahnya apabila saat ini pemerintah turun tangan dalam memberikan "perlindungan" kepada masyarakat sebagai konsumen bebas berbagai tayangan media publik demi mengatasi krisis moral masyarakat kita dari berbagai aspek termasuk yang dapat dijadi "ujung tombak" dalam mengasah informasi, moral, karakter dan pola pikir masyarakatnya. mungkin tidak harus kemudian menjadi membelenggu kebebasan berkarya namun adanya aturan yang jelas tentang karakter hiburan yang nantinya menjadi konsumsi publik (masyarakat). kerena pentingnya media publik ini maka karena kehadiran sebuah media bisa membuat yang salah menjadi benar atau yang benar menjadi salah artinya kedepannya media publik ini haruslah menjadi media yang sehat dan bersifat edukasi bagi masyarakat demi terciptanya mental dan pola fikir masyarakat yang kuat (tidak cengeng/lebay), sehat dan berkarakter.

Edukasi Politik untuk Publik

Edukasi Politik untuk Publik

1 Maret 2014 pukul 21:46
 
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa ketika Khalifah Ali terluka parah akibat perseteruan politik dengan Muawiyah kala itu, tak dinyana ternyata Muawiyah segera datang menjenguk, mereka berdua kemudian berbicara dari hati ke hati, mentabayunkan permasalahan yang telah berkembang begitu parah, mereka saling memohon maaf, menyingkirkan prasangka yang akan memperburuk kondisi dan menimbulkan kekotoran penyakit hati, hingga kemudian Ali wafat dan Muawiyah pun menangis karena telah perginya sahabat terbaik yang sama-sama dididik langsung oleh Rosululloh sekaligun pemimpin yang tangguh namun bijaksana.
Atau peristiwa "pemecatan" tiba-tiba yang dilakukan oleh Khalifah Umar Bin khattab kepada Panglima perang Islam yang tak pernah terkalahkan, Khalid Ibn Walid ra ketika musuh dari Romawi sudah sangat siap untuk menyerang, namun dengan ketenangan hati dan keikhlasan berjuang berita itu sama sekali tak membuat Khalid goyah atau marah, sehingga dapat menurunkan mental para tentara, Khalid tetap berperang dengan gagah berani hingga ia memenangkan perang yang Monumental tersebuat, Perang Yarkmuk. Setelah menghadap Khalifah barulah Khalid tahu bahwa, Umar tetap sangat mencintainya sebagai saudara dan amat berterima kasih atas semua jasa, namun alasan Khalifah melakukan pemecatan itu tidak lain agar sosok Khalid yang begitu hebat tidak menjadi sebuah pengkultusan dan menggeserkan sosok Rosululloh. Khalid menerima apapun keputusan Khalifah (sebagai pemimpinnya) tanpa marasa sakit hati atau mendendam hingga kemudian dia meninggal karena tua bukan di medan perang (seperti yang ia cita-citakan) namun diatas kasur yang hangat.
Begitu pula dengan Mohammad Natsir dan DN. Aidit, dua tokoh besar di Indonesia yang memiliki ideologi sangat bersembarangan, dua lawan politik panas dalam setiap sidang konstituante, namun tetap bisa duduk bersama sambil minum secangkir teh, menyingkirkan dan melepaskan segala formalitas mereka dalam urusan perpolitikan, berbincang bahkan saling menanyakan kabar keluarga masing-masing dengan tulus bukan sekedar basa-basi,...
Akh, mungkin sosok-sosok Negarawan yang seperti itu takkan pernah ada lagi, jikapun ada pastilah amat langka, mereka adalah negarawan-negarawan yang matang, yang siap mendidik dan mencerdaskan rakyatnya dengan pola komunikasi dan etika politik yang elegan dan santun, terlepas dari se-kontroversial apa sosok dan pemikiran yang menjadi haluannya. namun saya, sebagai rakyat...rindu akan pemimpin yang menyayangi rakyatnya seperti seorang ibu menyanyangi anaknya...seperti yang Rosululloh katakan :

"Sebaik-baiknya pemimpin kalian, adalah yang mencintai kalian, dan kalianpun mencintai mereka. Yang kalian mendoakan mereka, dan merekapun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruknya pemimpin adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian. yang melaknat kalian, dan kalian pun melaknat mereka."

Kadang saya merasa prihatin  apabila menyaksikan para pemimpin yang seharusnya menyingkirkan semua pertikaian yang wajar (pasti) adanya namun yang ada adalah mereka malah mempertontonkan itu semua, entah settingan untuk menaikkan elektabilitas semata atau memang mereka adalah pribadi-pribadi yang seperti itu. Tak bisakah mereka layaknya seorang ibu dan ayah yang meskipun tengah menghadapi kerumitan hubungan atau pertengakaran sekalipun namun masih sanggup "berpura-pura" harmonis didepan anak-anaknya, bukan bermaksud menipu, namun semua itu demi mendidik dan menjaga Psikologis si buah hati.
Mungkin masih kuat diingatan kita, pada pemilu 2004 lalu, ketika kemenangan presiden diraih oleh sosok yang tergambarkan "teraniaya" , dan ketika Presiden terpilih tersebut hendak dilantik namun tanpa kehadiran Presiden sebelumnya yang juga menjadi Pimpinan salah satu Partai Politik karena "panasnya" hubungan dua pribadi tersebut. ini seperti memberikan pola pendidikan politik yang kurang baik pada masyarakat, rakyat kita seperti diajarkan untuk bersikap sedikit mendendam dan tinggi gengsi, padahal alangkah lebih indahnya apabila rakyat kemudian menyaksikan para pemimpin tersebut mau legowo dan nrimo, mengesampingkan semua permasalahan dan persaingan, ketika rakyat sudah memilih dan siapa telah dipilih maka saat itulah para pemimpin tersebut berjalan beriringan, mengedepankan kepentingan rakyat bukan politik atau bahkan partai, seperti yang dituturkan oleh Prof. DR. dr HM Syamsulhadi, SP KJ, selaku Rektor UNS Surakarta dalam wawancara di majalah Tarbawi Edisi 98 " Ya, demikianlah. Dalam acara buka bersama yang bersamaan dengan pelantikan SBY itu, Megawati berbicara didepann kader-kadernya. Mega bertanya, apakah saudara-saudara siap untuk merebut kembali, dijawab siap. Rakyat dibegitukan ikut saja. kok begitu, tapi itu haknya Megawati. Umpama Megawati datang, apalagi berjabat tangan sama SBY, wah itu manuver Megawati yang paling baik. Sebenarnya sikap Megawati itu bisa mendidik rakyat untuk bersikap legowo. Kemudian seharusnya dia bilang mari kita introspeksi, agar pemilu yang akan datang kekalahan tak terulang lagi. Tapi yang terjadi justru sebaliknya." (Tarbawi, 25-26 :2004).
Apalagi meskipun pemilihan Presiden berhasil dimenangkan oleh SBY namun ternyata untuk kemenangan di Parlemen, kubu Mega-lah yang menang (atau mendominasi).

Kemudian baru-baru ini, pada awal tahun 2014, di tahun mulai panasnya perpolitikan indonesia, terjadilah kasus Slek-nya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Wakil-nya Wisnu yang meskipun sama-sama berasal dari partai politik yang sama namun tetap mempertontonkan "dinginnya" hubungan pasangan pemimpin tersebut, yah terlepas dari segala prestasi Risma sebagai Walikota namun kerancuan hubungan dari keduanya menunjukkan bahwa mereka belum menjadi pemimpin yang matang dan dewasa.
Saya sebagai rakyat lelah, terus menerus menyaksikan ketidakdewasaan dari para pemimpin dan elit politik yang selama ini terjadi, yang tanpa mereka sadari "sakitnya" para elit itu dapat menular pada rakyat. rakyat kini menjadi cendrung arogan, dan bukan lagi merasa skeptis tapi sudah naik hingga pada level apatis bahkan paranoid yang merupakan sebuah gangguan kejiwaan yang tergolong berat dan sulit untuk disembuhkan.
Semoga pengharapan dari seorang rakyat yang mungkin tak mengerti apalagi paham tentang "Politik berbangsa dan bernegara" ini dapat sedikit memberikan ruang kesejukkan diantara panas dan hampanya atmosfer keteladan demi melahirkan sosok pemimpin yang dirindukan dapat lahir dari rahim suci ibu pertiwi.

Selayaknya Pemimpin negeri ini bisa meneladani sebagaimana yang telah dilakukan oleh dua Umar..."Semoga Kelak ada diantara keturunan kami yang sanggup membanjiri muka bumi ini dengan keadilan dan kesejahteraan " (Doa Umar Ibn Khattab). Wallohualam.

Mereka Yang Tetap Memilih Hidup Sederhana...


Ilustrasi (jefflockert.com)

Sosok sosok tangguh nan teduh senantiasa menjadi inspirasi sepanjang masa, nama-nama mereka tertulis indah dengan tinta emas sejarah, terpahat membekas dalam kalbu bagi mereka yang mengenalnya, kisah hidup nan kepahlawanan dan suri tauladan menjadi legenda tak termakan zaman, dan merekalah para arsitek  yang tak sekedar melahirkan ide brilliant namun pula karya terpajang nyata dalam etalase peradaban dunia, kekayarayaan kesempatan dan harta menjadikan mereka justru semakin sederhana dan bersahaja, sosok pemimpin yang dirindukan sepanjang masa...
Rasulullah...sang penguasa peradaban islam pemilik hampir seluruh jazirah arab, tempat berbagai kafilah kaya raya bernaung dibawah perlindungannya, sang pembawa risalah pemersatu seluruh suku dan kekuatan militansi militer hingga tertaklukkannya Byzantium, Persia dan Konstantinopel berawal karena satu sosok ini..., namun tak ditemukan adanya istana mewah nan megah, tak tersaji makanan nikmat menumpuk mubadzir dihadapan tempatnya makan, tak ada ranjang dan kasur nan empuk ditempat peristirahatannya, ataupun baju-gaun-perhiasan mewah yang dikenakan baik olehnya sendiri ataupun isteri-isterinya...penguasa bangsa yang berjuta ton barel Emas Hitamnya (read: Minyak bumi) melimpah ruah yang kini menjadi rebutan negara-negara adikuasa, ternyata wafat hanya meninggalkan sebuah periuk. 

Ada amanah tak terucap, bahwa Sederhana itu tanda sebuah kesempurnaan...


Umar Ibn Khattab, Amirul mu'minin yang termahsyur karena telah memanjiri bumi ini dengan Keadilan dan Kesejahteraan, ternyata berhasil mengecoh masyarakat Palestina terutama para pendeta Yarusalem ternganga heran dan berdecak kagum, karena ia datang memasuki daerah yang berhasil dibebaskan kaum Muslimin itu hanya dengan berjalan kaki sembari menenteng unta yang justru dinaiki si pelayan, hingga yang mereka sambut bukanlah Umar sang Khilafah/AMirul Mu'minin namun si pelayan, karena mereka menyangka si pelayan adalah Umar, dapat dibayangkan berarti disini tak ada perbedaan yang mencolok antara Amirul mu'minin dan si pelayan terutama dari segi penampilan. kisah lain tentang Umar, ketika Hurmuzan seorang Panglima besar dari Persia (Wilayah yang baru saja ditaklukkan kaum Muslimin) datang ke Madinah mencari Umar Bin Khattab lengkap dengan Pengawalan super ketat selevel Pajabat tinggi sebuah Imperium besar kala itu, ternyata menemukan Umar tengah tidur dilantai sebuah mesjid tanpa ada pengawal yang menjaganya satu pun, Bayangkan pada saat itu Umar yang telah menjadi penguasa seluruh Jazirah arab sekaligus "Kaisar" Imperium Persia namun Umar pun mencontohkan tanpa perlu berkata bahwa Sederhana itu lebih indah...

Itu adalah kisah-kisah legendaris dari para kekasih Allah, Jauh terlampau Ribuan tahun jaraknya dari masa ini, namun setiap zaman tak lupa senantiasa melahirkan tokoh-tokoh mengagumkan namun dicintai karena keteladanan, bukan mimpi atau kisah dalam dongeng sebelum anak-anak tidur. Hingga kini dari milliaran jumlah umat manusia dibumi, zaman tetap tak lupa melahirkan tokoh-tokoh cemerlang dari rahim peradaban, kejayaan dan kehancuran perputar-bergilir memberikan tongkat estafet kepahlawanan pada seluruh bangsa di dunia, tak perlu jauh terpaut waktu dan jarak, Bumi Pertiwi ini pernah melahirkan sosok-sosok fenomenal itu, meski mungkin tak sefamiliar legenda-legenda pahlawan yang lainnya...

KH. Agus Salim, Salah Seorang Founding Father bangsa Indonesia lahir seakan ditakdirkan menjadi seorang diplomat Ulung di meja-meja Perundingan dalam rangka merebut dan mempertahankan Republik Indonesia, ternyata tak ada hasrat mengeruk keuntungan demi Kekayaan dan Kenyamanan hidup dari bangsa yang baru saja terlahir ini, karena ternyata beliau seumur hidupnya hanya mampu mengontak rumah kecil dalam sebuah gang sempit dan tak mewah,
atau kisah tentang Founding Father yang lainnya, Mohammad Hatta yang juga Seorang Ekonom cerdas yang berhasil melahirkan Teori Ekonomi Kerakyatan (hingga diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia), seorang filsuf dan Bapak Wakil Presiden Pertama Indonesia, seumur hidupnya hanya mampu bermimpi untuk memiliki sepasang sepatu idaman merk BALLY, dan ketika masa pensiunnya beliau pernah tak mampu membayar tagihan listrik

Itu adalah kisah-kisah fenomenal dari para Founding Father, yang telah mampu membuktikan bahwa demi bangsa ini pengorbanan harta bahkan nyawa tak jadi alasan untuk menyurutkan keberanian dan menjadi seorang pengecut yang hanya mampu menonton dan berdiam diri, tak pula menjadi serakah dan tamak meski kesempatan itu seluas-luasnya mereka miliki. Mereka telah memilih jalan Kepahlawan hingga mereka layak menjadi diantara orang-orang yang namanya tertulis indah dalam tinta sejarah namun adakah orang-orang saat ini yang pantas disandingkan dengan mereka?...

Kelakar Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengenai "hanya ada 2 Polisi Jujur dan anti suap di negeri ini, yaitu Polisi Tidur dan Polisi Hoegeng...". Hoegeng Iman Santoso (Alm) seorang perwira Polisi yang juga memilih jalan indah namun tak mudah, sebagai penegak keadilan ia seakan menggugat dengan kesederhanaan, Jabatan sebagai perwira tinggi justru membuatnya menolak fasilitas-fasilitas yang dianggapnya berlebihan, hingga tak jarang ia tak memiliki beras atau sekedar ongkos untuk menaiki bajaj. bahkan hingga jabatannya sebagai Dirjen Imigrasi malah membuatnya meminta sang isteri untuk menutup toko bunga yang telah menjadi sumber penghidupannya yang lain, "khawatir nanti semua orang yang berhubungan dengan imigrasi akan membeli bunga ditokonya, tak adil untuk pedagang-pedagang bunga yang lainnya, khawatir gulung tikar..." alasan yang sederhana namun cukup membuatnya pantas disejajarkan dengan para pencari syurga yang dirindukan....

Ada Pula kisah Inspiratif tentang kebersahajaan dari sosok DR. Uka Tjandrasamita, Mantan Tentara Pelajar dan Pelopor Arkeolog Islam Indonesia yang berhasil "menghidupkan" kembali Kerajaan Islam Banten yang pernah menjadi Kota Muslim Metropolitan saat itu. berhasil melahirkan ribuan karya Arkeologi Islam dan menjadi "suhu" bagi para peneliti (baik dalam maupun luar negeri)  yang haus ilmu tak membuatnya hidup serba mewah, meski kariernya pernah ditapaki hingga Kepala Direktorat Sejarah dan Pubakala tetap lebih senang naik angkot atau Bis umum ke Jakarta bahkan berjalan kakipun pernah dilakoni meski rumahnya berada di dasa Cemplang-Bogor.

Sosok Hidayat Nurwahid  pun kesohor karena kesederhanaan dan kesahajaannya, tetap betah dengan rumah yang sangat sederhana dan tetap merasa nyaman dan aman meski tanpa pengawal pribadi layaknya pejabat tinggi lainnya. Sosok sang isteri Kastian Indriawati (alm) yang tak terlihat seperti isteri-isteri pejabat lainnya, tanpa pakainan mewah, tak ada perhiasan berlebihan bahkan tanpa Make Up atau sekedar Lipstick, bahkan dalam acara-acara kenegaran beliau merasa lebih nyaman apabila duduk berbaur dengan peserta lainnya dan banyak yang tak pernah menyangka jika beliau adalah isteri Ketua MPR-RI.

Adapun contoh lainnya yaitu Pak Mashadi. mantan anggota DPR-RI pernah menjadi sorotan publik dan media, meski namanya tetap tidak terllau familiar, namun bagi yang mengetahuinya ia terlihat sangat berbeda dengan anggota-anggota DPR yang kebanyakan datang dengan kostum mahal dan mobil mewah ala kaum jetset, namun beliau datang dengan menggunakan sendal jepit, baju seadanya namun tetap bersih dan rapi juga masih sangat senang menggunakan kareta menuju gedung parlemen, sikapnya ini pernah membuatnya seakan dikucilkan dan dipandang aneh, namun diam diam dikagumi.

Masih banyak sejarah dan kisah Inspiratif tentang kesedehanaan dan kesahajaan, namun tentunya tak cukup jika hanya sekedar ditulis dan dibaca begitu saja, mungkin kita belum sampai pada tahap atau level para tokoh ini, hingga terlintas pada pikiran kita bagaimana mereka (tokoh) ini bisa hidup dengan cara seperti itu, tapi itulah Kuncinya, mereka sudah memilih pencarian diri hingga bukan sekedar sebagai ulama dunia, namun juga ulama akhirat. Yah itulah mungkin bedanya saya dan mereka, kita dan mereka. Saya tetap kadang masih merasa kurang meski telah merasa kenyang dan memiliki tempat bernaung yang layak, tetap ada godaan-godaan duniawi lainnya yang ingin dimiliki, namun tokoh-tokoh itu justru sebaliknya, Mereka berhasil memiliki dunia dalam genggaman tangannya tapi tidak dihatinya.

Memang tak ada yang salah ketika kita mampu hidup "berlebih", namun tidak ada salahnya juga untuk tetap hidup sederhana...Sederhana itu indah...Sederhana itu nikmat... 

"Bukan Kefakiran yang membuat aku khawatir akan keadaan umat ini, akan tetapi hidup penuh kemewahan yang justru akan membuat umat ini lalai " (Umar Ibn Khattab)

"Setiap Pembaharu dimanapun dimuka Bumi ini, hampir pasti dicaci dan dimaki, bahkan dimusuhi akan tetapi ajaibnya diam-diam diikuti" (Syafi'i Ma'arif)

 "Hampir tiba masa di mana kalian diperebutkan sebagaimana sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Seorang sahabat bertanya: Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulallah? Rasulullah bersabda: Tidak. Bahkan saat itu jumlah kalian sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat bertanya: Apakah penyakit wahnitu, ya Rasulallah? Beliau menjawab: Penyakit wahnitu adalah cinta dunia dan takut mati. (HR Abu Daud).


Semoga Allah berkenan menganugrahkan Indonesia Pemimpin yang senatiasa mencintai rakyatnya dan memberikan suri tauladan hingga kamipun mencintainya...aamiin..

Link Pengumpulan Tugas :

SMA Cheko :  https://forms.gle/Z5LjxQMQj4GmsL4C8

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...