- It's Me Nanin Maryani, S.Pd - Mari menjelajahi ruang dan waktu dengan Imajinasi yang tak terbatas bersama Dunia Sejarah sebagai Seni dan Kisah ! Selamat Datang di Dunia ku...Dunia para Pencinta Sejarah..Belajarlah dari Masa Lalu dan berjuanglah untuk Masa Depanmu ! Maka Dengarlah Nasihat Umar Bin Khattab R.A "Ajarkanlah Sastra (sejarah) kepada Anak-anakmu, Karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi PEMBERANI !"
Thursday, 26 June 2014
Bapakku, Suami Paling Setia dan Ayah Paling Bijaksana
Wednesday, 25 June 2014
Abu Jandal : Kisah Sahabat Yang Terlambat
Dari kejauhan nampak seorang pemuda yang datang
dengan berlari tergopoh-gopoh dan dalam keadaan tangan terbelenggu nampaknya ia
telah melakukan pelarian diri, setelah semakin dekat maka orang-orang tahu
siapa pemuda yang datang itu, dia adalah Abu jandal Bin Suhai, seorang anak
dari salah satu tokoh Kaum Quraisy pada masa Rosululloh dan juga salah satu
utusan dari pihak Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah. Tak ada maksud lain dari
Abu Jandal mendatangai Rosulullah dan Kaum muslimin selain maksudnya untuk
meminta perlindungan dan berharap dapat bergabung bersama Rosulullah ke Madinah,
namun sayang dia datang dalam keadaan yang terlambat, yaitu ketika kaum Muslimin
dan Quraisy telah menyepakati perjanjian Hudaibiyah, yang artinya dia harus
bersedia untuk kembali ke Mekkah bersama ayahnya yang saat itu masih sangat
membenci Islam. Karena kenyataan ia harus kembali ke Mekkah, membuat Abu jandal
merasa sangat sedih dan terpukul hingga ia berkata kepada Rasulullah
"Hai orang-orang Islam, apakah aku
akan dikembalikan kepada kaum musyrik, sedangkan aku telah datang kepada kalian
sebagai muslim? Apakah kalian tidak melihat apa yang kuderita?", namun
Rasulullah memberikan nasihat supaya dia bersabar dan menaaati perjanjian
tersebut, Hingga saudaranya kandungnya yang bernama Abdullah bin Suhail berkata
"Kasihan Saudaraku itu, dia selalu
menjadi orang yang terlambat...". Maka dia menjadi orang pertama yang
kembali ke Mekkah setelah perjanjian Hudaibiyah tersebut disepakati.
Ungkapan yang mengatakan bahwa "Lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali" mungkin ada benarnya, namun alangkah lebih baiknya apabila
sebagai umat islam kita jangan sampai termasuk pada barisan atau golongan
orang-orang yang senantiasa memilih jalan terlambat, justru lebih baik kita
menjadi kaum pelopor dan pionir dalam berbuat kebaikan. terlepas dari
kekurangan Abu Jandal bin Suhail sebagai manusia yang hidup pada zaman Rosulullah
tentu ada banyak pelajaran dan kontribusi penting Abu Jandal pada kembangan
islam pada masa awal penyebaran, mari kita ulas secara singkat kisah hidup dari
sosok Abu Jandal : Sahabat yang terlambat.
Abu Jandal bin Suhail Lahir di Mekkah pada
639 anak dari Suhail Bin Amr seorang Tokoh dan Bangsawan terkemuka Mekkah dan
ia memiliki saudara kandung bernama Abdullah bin Suhail. Abu Jandal sangat
dekat dengan saudaranya hingga ketika mereka berdua memutuskan untuk masuk
islam keduanya sepakat untuk menyembunyikannya dari sang ayah yang pasti akan
sangat menentang kuputusan tersebut, hingga akhirnya ketika keislaman mereka
berdua terungkap maka keduanya dikurung bersama di gudang karena khawatir mereka
akan ikut serta behijrah bersaman kaum muslimin.
Meski dikatakan dekat namun keduanya
memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dari bagaimana cara mereka dalam
mememperjuangkan keislamannya, dengan kecerdikan dan keberanian, Abdullah nekad
bergabung dengan pasukan perang Badar kaum Muslimin ketika mengetahui akan
terjadi permepuran di Badar yaitu dengan cara memperdaya ayahnya bahwa ia telah
ingkar kepada agama Muhammad dan bersedia bergabung dnegan pasukan kaum Quraisy
melawan kaum muslimin, padahal itu hanya tipu muslihat agar dia dapat dibebaskan
dan melarikan diri hingga akhirnya dia mampu bergabung dan berkarya dalam
perang penentuan eksistensi agama islam yang teramat penting yaitu perang
Badar, Perang Uhud dan Perang Khandak, dimana Allah SWT telah memberikan
jaminan Syurga bagi para alumnus perang Badar. Cerita berbanding terbalik
terjadi di Mekkah yaitu pada saat yang sama Abu Jandal masih tetap ditawan dan
menolak mengikuti strategi saudaranya kareta takut merasa tidak enak (khawatir
menyakiti hati) dengan sang ayah dan memilih tetap di Mekkah dengan berbagai
pertimbangan yang dirasakan memberatkannya untuk menyusul Hijrah dan turun
berperang bersama kaum muslimin lainnya di Madinah.
Perjanjian Hudaibiyah yang pada awalnya
dipandang sangat merugikan kaum muslimin justru membawa banyak hikmah yaitu tercermin
dari peristiwa Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah secara damai) pada 8 H
terjadi, karena pada saat itulah kaum Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk
islam termasuk Suhail Bin Amr menyatakan keislamannya dan mengucapkan dua
kalimah syahadat. Keluarga Suhail kemudian dengan sungguh sungguh senantiasa berada
dibarisan terdepan dalam membela agama Allah hingga pada perang Yamamah yaitu
perang terbesar melawan kemusyrikan nabi palsu Musailamah Al-kahzab, kesyahidannya
terlebih dahulu menjemput Abdullah Bin Suhail.
Sekilas dari kisah Abu Jandal Bin Suhail dapat
kita petik hikmah bahwa jangan pernah menunda-nunda dalam berbuat kebaikan
karena siapa yang lebih dahulu memberikan teladan yang baik maka pahalanya jauh
lebih besar ketika ia mampu mengisnpirasi orang-orang dengan kebaikannya
tersebut dibandingkan orang yang ragu-ragu, tidak tegas dan menunda-nunda dalam
berbuat kebaikan hingga akhirnya menjadikan kita sebagai orang yang terlambat. Tidakkah
kita tergugah menjadi sosok terdepan dari pada yang terlambat seperti kisah Abu
Jandal bin Suhail yang didahului saudaranya Abdullah Bin Suhail?
:”Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalaian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(Q.S Albaqarah : 148)
cukup 1 doaku...
cukup 1 doaku...
Pada awalnya saya khawatir dia yang terlihat "Kaku", ternyata sama gilanya denganku jika sedang bercanda...atau...dia yang kukira otoriter...ternyata jauh dari kesan itu, dia memberikan kebebasan dalam segala hal padaku (asal masih dalam kaidah2 yang dibenarkan) seperti apakah aku mau bekerja atau ckp jd IRT saja..., tak pernah menuntut lebih apapun padaku....dan yang terpenting alasan menerima dia sebagai ayah dari anakku adalah...karena sedari awal aku mengenalnya...dia senantiasa menjaga kemuliaanku sebagai seorang muslimah. yah sekali lagi...itulah rahasia Alloh Swt...dan sedari awal cukup 1doaku, seperti yang dikutip dari sebuah buku(maf lupa lg judul bukunya)..bahwa..."aku tidak seperti perempuan pada umumnya berdoa kepada tuhan agar menikah dengan laki-laki yang dicintai namun cukup aku berdoa bahwa aku akan mencintai siapapun laki-laki yang kelak menikahiku" terima kasih ya Alloh....I LuV U My Husband.....^_^
Mimpi 8 Abad Umat Islam Terwujud !
Pernahkah terbayangkan kapal-kapal laut yang berlayar diatas gunung gunung dengan bukit-bukit sebagai
gelombangnya?
Pernahkah terbayangkan menciptakan sebuah Meriam terbesar (pada masanya) yang
mampu meneluluhlantakkan sebuah benteng terkokoh di dunia?
Pernah terbayangkan sebuah pengepungan paling hebat terjadi pada sebuah tempat
yang dijuliki "Terberkati Oleh Syurga" karena tak ada satupun bangsa
yang mampu menaklukannya?
Semua bahkan nyata terjadi!
Yaitu pada sebuah tempat
yang bernama Konstantinopel, mengapa harus terjadi disana? karena
Konstantinopel sebagai Ibukota Imperium Romawi Timur adalah wilayah yang paling
strategis yang menghubungkan antara Dunia Barat dan Timur (Eropa dan Asia), tempat
itupun dikelilingi Benteng yang paling kokoh tak tertaklukkan yang karenanya kemudian
keberhasilan dari penaklukannya adalah merupakan tolak ukur kedigdayaan sebuah
bangsa seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan
Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukannya adalah
sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Janji Allah dan Rosul-Nya adalah nyata maka sejak saat itu usaha-usaha
penaklukkan Konstantinopel telah dilakukan bahkan oleh para sahabat Nabi salah
satunya adalah Sosok Abu Ayyub Al-Anshari yang termasyur karena kegigihannya
hingga saat ia syahid di Konstantinopel kemudian berwasiat “Makamkan aku di dekat Benteng karena suatu
saat aku ingin mendengar suara derap kuda dari pemimpin dan pasukan terbaik”.
Namun Konstantinopel tidak begitu saja dengan mudah ditaklukan, barulah pada
tahun 1453 janji Allah dan Rasul-Nya terjadi...Mimpi 8 Abad Umat Islam terwujud!
Tentu saja kehadiran manusia istimewa tersebut sudah Allah persiapkan bersama
dengan keberkahan yang disertakan pada saat kelahirannya, dimana kuda-kuda
melahirkan anak-anak kembar, pohon-pohon berbuah lebat hingga saking lebat buahnya
dahannya mampu menyentuh tanah, hasil panen melimpah ruah dan terjadi hingga 4 kali
panen dalam setahun dan jatuhnya Komet langka di Konstantinopel pada siang hari
yang karena melihatnya orang-orang Romawi menjadi begitu gentar! Yah mereka
sudah meramalkan kejatuhan Komet tersebut sebagai tanda kelahiran sang Penakluk Konstantinipel !
Pemuda sang Pengukir Sejarah itu bernama Mehmed II atau kemudian bergelar
Sultan Muhammad Al-Fatih (yang artinya sang Penakluk) Sultan Turki Ustmani ke 7
yang pada saat usia 8 tahun sudah hafal Al-Quran, hafal Ribuan Hadist, Menguasai
6 bahasa Asing, tidak pernah meninggalkan shalat Qiamullail dan puasa Sunnah
juga mengasai berbagai macam senjata pada masanya hingga tidak heran hingga
diusianya yang masih begitu muda yaitu 21 Tahun dia telah berhasil menorehkan
namanya dengan tinta Emas Sejarah, dia lah sang Pemimpin terbaik yang
dijanjikan Allah dan Rasul-Nya...
Pasukan terbaiknya
bernama Inkisyariah (orang-orang Eropa memanggilnya dengan sebutan Jannissary) dan
tentaranya adalah tentara terbaik yang pernah ada, dimana "100 pasukan Eropa bergeraknya jauh lebih gaduh
daripada 10.000 pasukan Turki Ustmani", dapat dibayangkan bagaimana
tertib, rapi dan disiplinnya mereka terutama pada saat berbaris dan berjalan,
sehingga musuh mudah terkecoh dengan kedatangn mereka yang begitu tiba-tibanya,
bagai pasukan semut yang berjalan diatas sebuah ranting, tak terlihat dan tak
terdengar. Kekuatan fisik mereka tak tertandingi hingga mampu berjalan terus
menerus tanpa henti hingga 3 hari 3 malam. Perekrutan dan Pengkaderan tentara
Inkisyariah tidak sembarangan, bukan hanya kualifikasi fisik dan kekuatan yang
utama namun juga tempaan atas kekuatan Ruhiyah (iman dan ibadah) juga kekuatan
Intelegensia sehingga tidak heran pasukan ini selain mematikan secara kekuatan
fisik namun juga kuat secara ruhani dan kecerdasan.
Muhammad Al-Fatih dan
pasukannya yang begitu hebat tetap meraih kemenangan dengan tidak mudah,
setelah pengepungan dan penyerangan selama 50 hari (6 April – 29 Mei 1453) dengan
mengerahkan 4 juta pasukan, berbagai cara dilakukan hingga hampir keputusasaan
melanda. Strategi yang dilancarkan dimulai dari menggali terowongan
dibawah benteng gagal karena pasukan Romawi
kemudian meledakkan terowongan tersebut, memanjat benteng gagal pula karena
pasukan yang hampir tiba dipuncak kemudian disiram dengan timah mendidih hingga
hancurlah daging dan tulangnya. Ditengah keputusasaan Muhammad Al-Fatih
kemudian datanglah sang Guru yang
bernama Syeh Aa’q Shamsudin memberikan dukungan dan pencerahan dengan membawa
Muhammad Al-Fatih berziarah ke makam sahabat Rasul yaitu Abu Ayyub Al-Anshari,
sang guru mengisahkan bagaimana Abu Ayyub Al-anshari tidak pernah menyerah dari
usaha penaklukkan Konstantinopel demi mewujudkan Nubuah sang Rasul hingga
kesyahidan menjemputnya, setelah itu Muhammad Al-Fatih sadar bahwa tidak ada
perjuangan yang mudah hingga Allah benar-benar memberikan takdirnya setelah
berusaha hingga mengerahkan seluruh kemampuan.
Dibuatlah ide Gila nan Brillian yang membuat geleng-geleng kepala siapapun membayangkannya. Ketika Pasukan Laut Inkisyariah tidak bisa masuk ke perairan Tanduk Emas (Golden Horn) akibat rantai besi yang terbentang disepanjang Selat Bosporus yang membuat tak ada satupun kapal musuh yang dapat memasukinya maka Muhammad Al-Fatih memerintahkan pasukannya untuk menarik kapal-kapal tersebut melalui darat melewati gunung-gunung dan bukit bukit sebagai gelombangnya dengan cara melumurinya menggunakan minyak alhasil keesokan harinya seluruh orang Romawi tercengang melihat 70 Kapal pasukan Inkisyariah sudah berlayar di perairan Tanduk Emas (Golden Horn), ditambah lagi dengan diciptakanya Meriam raksasa yang mampu meluluhlantakkan Benteng Konstantinopel.
Sebelum penaklukkan
dilakukan Sultan Muhammad Al-Fatih memerintahkan seluruh pasukannya untuk menjalankan
puasa sebagai bentuk Munajat dan Permohonan kepada Allah dan tepat sebelum
penyerangan shalat berjamaah dilaksanakanlah dengan sultan sendiri sebagai imam
Shalatnya. Maka atas Izin dari Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pemberi Pertolongan
dan yang Maha Berkehendak dengan kesiapan Ruhiah, Kecerdasan dan Fisik yang
lembali bangkit bersemangat terujudlah 8 Abad mimpi Umat Islam!.
Ketika Sultan memasuki
gerbang Konstantinopel seluruh orang Romawi disana segera berlindung dan
berkumpul ke Gereja Hagia Sophia (kelaK akan menjadi Mesjid Hagia Sophia)
karena takut dibunuh dan dibantai oleh pasukan Inkisyariah namun ternyata
dengan penuh belas asih Muhammad Al-Fatih berkata bahwa “kami haramkan darah dan harta kalian, disini kalian berada dibawah
jaminan Sultan, kalian bebas memeluk agama yang kalian Yakini” bahkan
Kaisar Romawi Timur yaitu Konstantinus XI yang tewas pada saat penaklukkan dipersilakan
oleh Sultan Muhammad Al-Fatih untuk memakamkan Jasadnya sesuai agama dan
Tradisi mereka.
Peristiwa Jatuhnya Konstantinopel ditangan umat Islam juga menandai berakhirnya
abad kegelapan yang berabad-abad menyelimbuti Eropa dan sebagai tanda
pencapaian Prestasi yang membanggakan, maka Muhammad Al-Fatih mengganti
nama Konstantinopel menjadi Islambul (yang berarti Kemenangan
Islam) yang kelak berubah menjadi Istambul dan saat ini
menjadi ibu Kota Negara Turki.
Hingga ketika konstantinopel telah usai dibebaskan maka sultan Al fatih hendak mengundurkan diri dari kursi kesultanan karena ingin fokus beribadah saja. Namun nasihat bijak dari gurunya syeikh A'aq Syamsudin membuatnya mengurungkan diri:
"Jika engkau bermaksud mengundurkan diri dari kursi kesultanan karena hendak fokus untuk beribadah saja, maka kenikmatan beribadah itu hanya akan engkau rasakan seorang diri saja. Akan tetapi jika engkau tetap berada di kursi kesultanan dan memerintah secara adil maka kenikmatan tersebut akan dirasakan oleh seluruh umat ini.
Siapakah dan generasi manakah yang mampu membuat sejarah di masa depan? Tentu adalah dia (pemimpin) dan mereka (generasi/bangsa) yang berkualitas dan pantas di hadapan Allah SWT.
Begitulah bagaimana sejarah terjadi diciptakan oleh orang-orang ikhlas tanpa mengharapkan mereka menjadi bagian dari sejarah. mereka hanya punya satu harapan semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT. bahwa kemudian mereka menjadi sejarah, itu adalah hadiah dari Allah SWT untuk mereka.
Muhammad Al-Fattih (wikipedia)
Pendidikan Kita; Antara Harapan dan Realita
Pendidikan Kita; Antara Harapan dan Realita
Saat program sekolah dan kuliah tak bisa murah
Saat pendidikan gratis hanya sebuah mimpi sinis
Saat tunjangan daerah bagi guru, tak bisa diburu
Saat standarisasi gaji guru swasta hanya opini belaka
Saat kualifikasi dan kualitas guru tak beranjak maju
Saat bangunan-bangunan sekolah tetap terlantarkan
Saat komersialisasi perguruan tinggi seolah harga mati
Saat bantuan dan uang yang ada, entah kemana
Saat anggaran pendidikan lenyap, entah oleh siapa
Saat guliran subsidi tidak membuahkan hasil
Saat penjarahan anggaran masih dilakukan dan meresahkan
Saat pengelolaan menjadi barang bajakan
Saat pertanggungjawaban menjadi barang lelangan
Saat korupsi sudah menjadi menu sarapan
Saat ujian sudah sangat merepotkan dengan kasus-kasus yang melelahkan
Saat ujian menjadi alasan untuk melakukan kecurangan demi mengejar target dari pimpinan dan prestise atasan
Saat ujian telah memangkas setiap cita dan harapan dengan kegagalan yang menakutkan tanpa ada peluang perbaikan
Saat ujian tak lagi peduli dengan 3 tahun perjuangan, kerena yang dilihat angka-angka sebagian pelajaran
Saat ujian sudah tidak memberikan ruang keadilan
*Sebuah catatan pendidikan: Untuk orang2 yang berjuang & berkarya nyata di gelanggang jihad pendidikan; yang jauh dari keramaian; kebisingan; pemberitaan; tanpa banyak berkoar-koar dan berkata-kata. Tetap semangat dan bergerak walaupun menjadi PAHLAWAN DALAM SENYAP; karena Allah, Rasul dan orang2 beriman yang akan melihat pekerjaan kita.
Allah...Sempurnakan kebahagiannya...
Allah...Sempurnakan kebahagiannya...
Rasanya baru Kemarin ketika zaman SMA dulu kami berdua harus berboncengan dengan sepeda kumbang ala film korea "Princess Hours" yang kami banggakan...
Rasanya baru kemarin ketika kami ditakdirkan kembali berada di Universitas dan Jurusan yang sama (padahal melalui jalur masuk yang berbeda) setelah mengenyam pendidikan sedari TK-SD-SMP-SMA yang sama pula
Teringat ketika kami harus saling bergantian menggunakan komputer jadul Pentium 3yang sering sekali rusak, loading dan low memory untuk menyelesaikan beratus ratus halaman skripsi agar kami dapat segera lulus tepat waktu
Teringat pula selama bertahun2 menjadi anak koxan kami harus berbagi tempat tidur yang sempit agar dapat terlelap nyenyak setiap malamnya
Semuanya....nampak seperti sebuah lukisan Indah yang cat warnanya belum pula sempat kering....
Dialah yang meyakinkanku bahwa semuanya akan baik2 saja ketika diriku dilanda kecemasan dan keraguan dalam menghadapi detik2 pernikahan...
Dialah yang membantuku membersihkan lantai disaat ketubanku pecah ketika aku dan yang lainnya pontang panting mempersiapkan kelahiran
Dia pun ada disampingku yang dengan tangisannya malah turut menguatkanku ktika tengah menahan rasa sakit saat melahirkan
Ketika aku tidak tahu menahu siapa yang mencucikan baju bekas persalinanku ,ternyata dialah yang dengan sukarela melakukannya...
Dialah yang dengan senang hati meminjamkan gaun batiknya yang indah untukku pakai saat wisuda lalu, bahkan..dialah yang dengan antusiasnya memberikan baju2 kesayangannya untukku pakai disaat diriku kesulitan memakai baju karena sama sekali tak mempersiapkan baju khusus untuk ibu hamil dan menyusui
Aku ingin melakukan itu padanya..seperti apa yang telah ia lakukan padaku,
Aku ingin membalas semua kebaikan yang telah ia berikan padaku...
Namun apa aku bisa atau Allah akan memberikan "waktu" itu padaku...
itulah mengapa aku merasa sedih....
Ya Allah....
Bila aku tak bisa menemaninya disaat2 penting hidupnya nanti, disaat ia akan mempertaruhkan nyawanya, dan disaat beribu kesakitan melanda seorang ibu yang hendak berjuang untuk melahirkan anaknya maka...Jaga dan lindungi dia untuk orang2 yang menyayanginya...
Mudahkan segala urusan dan hajatnya...
Ringankan dan lancarkan Persalinannya...
Sehatkan kedua-duanya dan Sempurnakan kebahagiannya seperti ia yang selalu menyempurnakan kebahagiaanku...
Membangun Karakter dan Spirit Kebangsaan melalui Industri Kuliner.
Membangun Karakter dan Spirit Kebangsaan melalui Industri Kuliner.
Awalnya hanya point-point itu yang membuat saya menjadi penggandrung drama korea, namun lama-lama saya kemudian menyadari hal lain dari film negeri gingseng ini yaitu tradisi "menyantap" hidangan negeri sendiri mulai dari kuliner kaki lima hingga restoran bintang lima. Tak peduli filmnya berkisah tentang apa, berlatar tempat dimana atau siapa artis yang membintanginya karena hampir disetiap episode dari drama ini selalu memperlihatkan tayangan makan-makan. Saya yang awalnya biasa-biasa saja lama-lama jadi tertarik juga (ngiler malah) dengan kuliner khas korea, mulai dari toppoki (kue beras pedas), Kimbab, Kimchi, Bulgogi, sup rumput laut dan ada banyak lagi.
Entah apa yang membuat hidangan itu terlihat istimewa, padahal ketika saya searching di internet tentang bahan, bumbu dan cara pembuatan makanan-makanan itu tidak telalu rumit dan terkesan biasa saja bila dibandingkan dan dengan kulinar asli Indonesia yang sarat bumbu dan kaya akan bahan wajib lainnya, wajar saja, saya sebagai ibu rumah tangga harus mampu menguasai 4 hingga 5 macam bumbu untuk 1 macam masakan (indonesia) saja.
Saya yakin Kesuksesan Korea Selatan dalam mempromosikan aneka kuliner-nya tidak terlepas dari Visi untuk Membangun Spirit karakter kebangsaan (Nations Caracter Building) yang selalu mereka banggakan.
Lihat saja bagaimana para artis dan aktris korea terlihat begitu menikmati hidangan khas negeri mereka meskipun mereka hanya menyantap jajanan kaki lima, berbeda dengan film-film produksi negeri kita, lihat saja bagaimana sering kali kita menemukan adegan seorang anak atau suami yang ngamuk gara-gara ibu atau isterinya menyajikan tempe atau tahu diatas meja makan, bahkan tak jarang mereka berkata "Ibu, saya bosan tiap hari makan dengan tempe lagi! tahu lagi! bosaaaaaaan..." Protes mereka yang kemudian disusul dengan adegan melempar piring ke laintai hingga membuat hidangan-hidangan "malang" itu kotor dan berantakan. Belum lagi adegan-adegan mengerikan lainnya yang menyangkut makanan indonesia yang secara langsung dinistakan oleh masyarakatnya sendiri, seperti seseorang yang nekat mencampurkan racun ke dalam makanan yang akan dihidangkan. Pertanyaannya bagaimana orang diluar sana akan tertarik dengan kuliner indonesia sedangkan kita menggambarkan makanan itu dengan hinaan, cacian dan racun.
Oh tuhan...sedih saya menerima realita seperti ini...terlihat SEPELE namun inilah yang kemudian yang sedikit demi sedikit akan mengikis kebangaan kita akan kuliner khan indonesia. Coba saja bayangkan bagaimana akan tertariknya mereka (read-orang asing) dengan kuliner khas indonesia seandainya saja dalam film-film sinetron maupun film jalur "bioskop" karya anak negeri bersedia menampilkan beberapa menit saja adegan santapan lezat khas indonesia terserah mau mulai dari sekedar bakwan yang sangat mudah pengolahannya juga banyak dijual dipedagang-pedangang kaki lima kita hingga masakan Rendang (ataupun lainnya) yang membutuhkan tingkat kesabaran dan kerumitan memasak tingkat tinggi. Padahal kita tahu bahwa Rendang, Nasi Goreng dan Sate adalah termasuk makanan-makan terFavorite didunia. juga kreasi fermentasi Tempe yang bahkan Jepang tertarik menukar resepnya dengan fermentasi Yakult atau hidangan Laksa yang Asli Riau kini telah menjadi milik negeri Singapure! dan ada banyak lagi "harta karun" Kuliner negeri kita yang jauh lebih menarik.
Membangun Spirit Kebangkitan Bangsa melalui Industri Hiburan
Membangun Spirit Kebangkitan Bangsa melalui Industri Hiburan
Berangkat pada masa Orde Lama, setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tahun 1959 karena Indonesia yang memang tengah mesra-mesranya dengan Blok Unisoviet hingga pernah tercetus sebuah poros koalisi "Jakarta-Moscow-Peking", melahirkan berbagai butir kebijakan mengenai masa depan negeri ini, termasuk campur tangan pemerintah di dunia Entertaiment yang melarang berbagai hiburan berbau barat, maklum saja pada saat itu dunia seakan-akan tengah ditarik ke dalam pusaran "perang dingin" antara dua raksasa dunia yaitu Amerika dan Unisoviet. makanya tak heran apabila pada saat itu Artis senior Titiek Puspa pernah di tegur oleh Soekarno karena memenuhi permintaan untuk menyanyikan lagu barat, dan bagaimana kemudian Band Legendaris Indonesia Koes Plus pernah masuk dalam lebel hitam karena berani menggunakan alat-alat musik barat dalam pengiring lagu-lagunya seperti Drum, Gitar, Piano/Bass/Keyboard dll, makanya zaman Orde Lama ini cukup saja menyertakan Rebana, Gendang, Kosidah dan alat-alat musik tradisional lainnya untuk meramaikan berbagai acara termasuk hiburan bagi Presiden sendiri. Itu Zaman Soekarno..., Beda lagi dengan Zaman Soeharto yang juga tak luput memberikan aturan ketat dalam dunia hiburan di Indonesia, namun tidak se-ekstrim sebelumnya, pada masa Orde baru ini pemerintah mengeluarkan aturan melarang adanya musik-musik cengeng karena dikhawatirkan akan mengganggu proses pembangunan bangsa terutama moral masyrakat. maklum Presiden Soeharto yang juga dikenal sebagai bapak pembangunan, memang benar-benar memperhatikan hal sekecil apapun demi menjaga stabilitas pembangunan, makanya tak heran jika Betharia Sonata pernah kena "sentilan" karena lagu-lagunya yang terkesan cengeng dan Bang Iwan Fals yang bahkan pernah di"kurung" akibat nyanyiannya yang dianggap berbahaya. Namun dibalik keotoriteran Orde Baru ini saya cukup memuji peran pemerintah dalam mengandalikan hiburan bagi masyaraktnya sehingga jarang sekali kita mendengar berita tentang anak sekolah yang buduh diri karena putus cinta akibat hiburan cengeng yang diperdendangkan, atau kebringasan perilaku Bulying dan geng-geng karena sajian kekerasan dalam film-fillm yang ditayangkan.
Masih segar rasanya dalam ingatan bagaimana anak-anak sekolah tak bosan berdiri didepan kelas kelas untuk melafalkan butir-butir Pancasila maupun deretan nama-nama menteri setiap periodenya hingga doktrin-doktrin penting kenegaraan itu tertanam kuat diluar kepala mereka. dan masih segar pula diingatan bagaimana gencarnya nyanyian-nyanyian yang berisikan semangat gotong royong dan kebanggaan akan identitas kebangsaan seperti lagu, Naik Kereta Api, Cangkul dan lagu "badminton dimana-mana" karena atlet-atlet Bulu tangkis (Badminton) kita yang selalu mendominasi setiap kemenangan begitu diganrungi masyarakat.
Lahirnya masa Reformasi 1998 yang dirasa membawa angin segar termasuk kebebasan berkarya bagi putra-putri bangsa. namun menurut saya kebebasan yang awalnya dipandang mulia ini lama-lama menjadi sebuah kebebasan yang kebablasan, bagaimana tidak? sedih rasanya ketika telinga ini sudah lama sekali tak mendengar anak-anak menyanyi lagu-lagu untuk seusianya dan lebih menyukai lagu-lagu dewasa, atau film-film sinetron yang episodenya panjang-panjang dan memperlihatkan kemewahan yang berlebihan sehingga membuat jurang pemisah antara si miskin dan si kaya semakin dalam, belum lagi pesan moral yang tak tersampaikan dengan baik, guru jadi bahan ledekan dan kekurang ajaran murid-muridnya, orang tua yang "terjajah" oleh tingkah polah anaknya, persaingan dalam berebut pacar sudah seperti persaingan dalam hukum rimba hingga seringkali saya katakan bahwa si malang menjadi seperti orang yang paling malang didunia dan di jahat seperti lebih jahat dari syetan sekalipun.
Iri rasanya dengan kemajuan film-film bangsa lain yang lebih berbobot dan bermutu, Film Dorama (Jepang) yang terkenal dengan pesan-pesan kerja keras, giat belajar, inovasi teknologi hingga peran guru dalam mendongkrak prestasi belajar para muridnya. Mimpi besar tergambarkan dalam dunia Hiburan mereka seperti Mimpi Jepang untuk menjadi peserta Piala Dunia (Sepak Bola) tergambar dalam film karton "Capten Tsubasa" hingga 20 tahun kemudian mimpi itu benar2 terwujud! Jepang masuk manjadi salah satu laga Sepak Bola yang disegani di dunia, atau Film "Astro Boy" yang mendoktrin anak-anak Jepang tentang cita-cita teknologi robot Jepang dimasa depan. Adapula Film Drama Korea yang tengah melejit saat ini, meski tetap tentang dunia cinta namun pesan-pesan moral yang cukup berharga seperti perjuangan hidup, menghormati orang yang tua dan kebanggaan-kebanggaan negeri Gingseng seperti Kuliner, Fashion, Music dan Keindahan alam selalu tayang dalam setiap adegan filmnya, lihat bagaimana mereka begitu memuja keindahan Pulau Jeju, padahal menurut saya ada banyak keindahan alam negeri kita yang jauh lebih indah namun masih "tersembunyi" dibalik kesibukan masyarakatnya yang seakan ternina bobokan oleh sajian hiburan yang alay dan tak bermakna.
Menurut saya, tak ada salahnya apabila saat ini pemerintah turun tangan dalam memberikan "perlindungan" kepada masyarakat sebagai konsumen bebas berbagai tayangan media publik demi mengatasi krisis moral masyarakat kita dari berbagai aspek termasuk yang dapat dijadi "ujung tombak" dalam mengasah informasi, moral, karakter dan pola pikir masyarakatnya. mungkin tidak harus kemudian menjadi membelenggu kebebasan berkarya namun adanya aturan yang jelas tentang karakter hiburan yang nantinya menjadi konsumsi publik (masyarakat). kerena pentingnya media publik ini maka karena kehadiran sebuah media bisa membuat yang salah menjadi benar atau yang benar menjadi salah artinya kedepannya media publik ini haruslah menjadi media yang sehat dan bersifat edukasi bagi masyarakat demi terciptanya mental dan pola fikir masyarakat yang kuat (tidak cengeng/lebay), sehat dan berkarakter.
Edukasi Politik untuk Publik
Edukasi Politik untuk Publik
Atau peristiwa "pemecatan" tiba-tiba yang dilakukan oleh Khalifah Umar Bin khattab kepada Panglima perang Islam yang tak pernah terkalahkan, Khalid Ibn Walid ra ketika musuh dari Romawi sudah sangat siap untuk menyerang, namun dengan ketenangan hati dan keikhlasan berjuang berita itu sama sekali tak membuat Khalid goyah atau marah, sehingga dapat menurunkan mental para tentara, Khalid tetap berperang dengan gagah berani hingga ia memenangkan perang yang Monumental tersebuat, Perang Yarkmuk. Setelah menghadap Khalifah barulah Khalid tahu bahwa, Umar tetap sangat mencintainya sebagai saudara dan amat berterima kasih atas semua jasa, namun alasan Khalifah melakukan pemecatan itu tidak lain agar sosok Khalid yang begitu hebat tidak menjadi sebuah pengkultusan dan menggeserkan sosok Rosululloh. Khalid menerima apapun keputusan Khalifah (sebagai pemimpinnya) tanpa marasa sakit hati atau mendendam hingga kemudian dia meninggal karena tua bukan di medan perang (seperti yang ia cita-citakan) namun diatas kasur yang hangat.
Begitu pula dengan Mohammad Natsir dan DN. Aidit, dua tokoh besar di Indonesia yang memiliki ideologi sangat bersembarangan, dua lawan politik panas dalam setiap sidang konstituante, namun tetap bisa duduk bersama sambil minum secangkir teh, menyingkirkan dan melepaskan segala formalitas mereka dalam urusan perpolitikan, berbincang bahkan saling menanyakan kabar keluarga masing-masing dengan tulus bukan sekedar basa-basi,...
Akh, mungkin sosok-sosok Negarawan yang seperti itu takkan pernah ada lagi, jikapun ada pastilah amat langka, mereka adalah negarawan-negarawan yang matang, yang siap mendidik dan mencerdaskan rakyatnya dengan pola komunikasi dan etika politik yang elegan dan santun, terlepas dari se-kontroversial apa sosok dan pemikiran yang menjadi haluannya. namun saya, sebagai rakyat...rindu akan pemimpin yang menyayangi rakyatnya seperti seorang ibu menyanyangi anaknya...seperti yang Rosululloh katakan :
"Sebaik-baiknya pemimpin kalian, adalah yang mencintai kalian, dan kalianpun mencintai mereka. Yang kalian mendoakan mereka, dan merekapun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruknya pemimpin adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian. yang melaknat kalian, dan kalian pun melaknat mereka."
Kadang saya merasa prihatin apabila menyaksikan para pemimpin yang seharusnya menyingkirkan semua pertikaian yang wajar (pasti) adanya namun yang ada adalah mereka malah mempertontonkan itu semua, entah settingan untuk menaikkan elektabilitas semata atau memang mereka adalah pribadi-pribadi yang seperti itu. Tak bisakah mereka layaknya seorang ibu dan ayah yang meskipun tengah menghadapi kerumitan hubungan atau pertengakaran sekalipun namun masih sanggup "berpura-pura" harmonis didepan anak-anaknya, bukan bermaksud menipu, namun semua itu demi mendidik dan menjaga Psikologis si buah hati.
Mungkin masih kuat diingatan kita, pada pemilu 2004 lalu, ketika kemenangan presiden diraih oleh sosok yang tergambarkan "teraniaya" , dan ketika Presiden terpilih tersebut hendak dilantik namun tanpa kehadiran Presiden sebelumnya yang juga menjadi Pimpinan salah satu Partai Politik karena "panasnya" hubungan dua pribadi tersebut. ini seperti memberikan pola pendidikan politik yang kurang baik pada masyarakat, rakyat kita seperti diajarkan untuk bersikap sedikit mendendam dan tinggi gengsi, padahal alangkah lebih indahnya apabila rakyat kemudian menyaksikan para pemimpin tersebut mau legowo dan nrimo, mengesampingkan semua permasalahan dan persaingan, ketika rakyat sudah memilih dan siapa telah dipilih maka saat itulah para pemimpin tersebut berjalan beriringan, mengedepankan kepentingan rakyat bukan politik atau bahkan partai, seperti yang dituturkan oleh Prof. DR. dr HM Syamsulhadi, SP KJ, selaku Rektor UNS Surakarta dalam wawancara di majalah Tarbawi Edisi 98 " Ya, demikianlah. Dalam acara buka bersama yang bersamaan dengan pelantikan SBY itu, Megawati berbicara didepann kader-kadernya. Mega bertanya, apakah saudara-saudara siap untuk merebut kembali, dijawab siap. Rakyat dibegitukan ikut saja. kok begitu, tapi itu haknya Megawati. Umpama Megawati datang, apalagi berjabat tangan sama SBY, wah itu manuver Megawati yang paling baik. Sebenarnya sikap Megawati itu bisa mendidik rakyat untuk bersikap legowo. Kemudian seharusnya dia bilang mari kita introspeksi, agar pemilu yang akan datang kekalahan tak terulang lagi. Tapi yang terjadi justru sebaliknya." (Tarbawi, 25-26 :2004).
Apalagi meskipun pemilihan Presiden berhasil dimenangkan oleh SBY namun ternyata untuk kemenangan di Parlemen, kubu Mega-lah yang menang (atau mendominasi).
Kemudian baru-baru ini, pada awal tahun 2014, di tahun mulai panasnya perpolitikan indonesia, terjadilah kasus Slek-nya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Wakil-nya Wisnu yang meskipun sama-sama berasal dari partai politik yang sama namun tetap mempertontonkan "dinginnya" hubungan pasangan pemimpin tersebut, yah terlepas dari segala prestasi Risma sebagai Walikota namun kerancuan hubungan dari keduanya menunjukkan bahwa mereka belum menjadi pemimpin yang matang dan dewasa.
Saya sebagai rakyat lelah, terus menerus menyaksikan ketidakdewasaan dari para pemimpin dan elit politik yang selama ini terjadi, yang tanpa mereka sadari "sakitnya" para elit itu dapat menular pada rakyat. rakyat kini menjadi cendrung arogan, dan bukan lagi merasa skeptis tapi sudah naik hingga pada level apatis bahkan paranoid yang merupakan sebuah gangguan kejiwaan yang tergolong berat dan sulit untuk disembuhkan.
Semoga pengharapan dari seorang rakyat yang mungkin tak mengerti apalagi paham tentang "Politik berbangsa dan bernegara" ini dapat sedikit memberikan ruang kesejukkan diantara panas dan hampanya atmosfer keteladan demi melahirkan sosok pemimpin yang dirindukan dapat lahir dari rahim suci ibu pertiwi.
Selayaknya Pemimpin negeri ini bisa meneladani sebagaimana yang telah dilakukan oleh dua Umar..."Semoga Kelak ada diantara keturunan kami yang sanggup membanjiri muka bumi ini dengan keadilan dan kesejahteraan " (Doa Umar Ibn Khattab). Wallohualam.
Mereka Yang Tetap Memilih Hidup Sederhana...
Sosok sosok tangguh nan teduh senantiasa menjadi
inspirasi sepanjang masa, nama-nama mereka tertulis indah dengan tinta emas
sejarah, terpahat membekas dalam kalbu bagi mereka yang mengenalnya, kisah
hidup nan kepahlawanan dan suri tauladan menjadi legenda tak termakan zaman,
dan merekalah para arsitek yang tak sekedar melahirkan ide brilliant
namun pula karya terpajang nyata dalam etalase peradaban dunia, kekayarayaan
kesempatan dan harta menjadikan mereka justru semakin sederhana dan bersahaja,
sosok pemimpin yang dirindukan sepanjang masa...
Rasulullah...sang penguasa peradaban islam pemilik hampir seluruh jazirah arab,
tempat berbagai kafilah kaya raya bernaung dibawah perlindungannya, sang
pembawa risalah pemersatu seluruh suku dan kekuatan militansi militer hingga
tertaklukkannya Byzantium, Persia dan Konstantinopel berawal karena satu sosok
ini..., namun tak ditemukan adanya istana mewah nan megah, tak tersaji makanan nikmat
menumpuk mubadzir dihadapan tempatnya makan, tak ada ranjang dan kasur nan
empuk ditempat peristirahatannya, ataupun baju-gaun-perhiasan mewah yang
dikenakan baik olehnya sendiri ataupun isteri-isterinya...penguasa bangsa yang berjuta ton barel Emas Hitamnya (read: Minyak bumi) melimpah ruah yang kini
menjadi rebutan negara-negara adikuasa, ternyata wafat hanya meninggalkan sebuah
periuk.
Ada amanah tak terucap, bahwa Sederhana itu tanda sebuah kesempurnaan...
Umar Ibn Khattab, Amirul mu'minin yang termahsyur karena telah memanjiri bumi ini
dengan Keadilan dan Kesejahteraan, ternyata berhasil mengecoh masyarakat Palestina
terutama para pendeta Yarusalem ternganga heran dan berdecak kagum, karena ia
datang memasuki daerah yang berhasil dibebaskan kaum Muslimin itu hanya dengan berjalan
kaki sembari menenteng unta yang justru dinaiki si pelayan, hingga yang mereka
sambut bukanlah Umar sang Khilafah/AMirul Mu'minin namun si pelayan, karena mereka menyangka si pelayan
adalah Umar, dapat dibayangkan berarti disini tak ada perbedaan yang mencolok
antara Amirul mu'minin dan si pelayan terutama dari segi penampilan. kisah lain tentang Umar, ketika Hurmuzan seorang Panglima besar dari Persia (Wilayah
yang baru saja ditaklukkan kaum Muslimin) datang ke Madinah mencari Umar Bin Khattab lengkap dengan Pengawalan super ketat selevel Pajabat tinggi sebuah
Imperium besar kala itu, ternyata menemukan Umar tengah tidur dilantai sebuah
mesjid tanpa ada pengawal yang menjaganya satu pun, Bayangkan pada saat itu
Umar yang telah menjadi penguasa seluruh Jazirah arab sekaligus "Kaisar" Imperium Persia namun Umar pun mencontohkan tanpa perlu
berkata bahwa Sederhana itu lebih indah...
Itu adalah kisah-kisah legendaris dari para kekasih Allah, Jauh terlampau
Ribuan tahun jaraknya dari masa ini, namun setiap zaman tak lupa senantiasa
melahirkan tokoh-tokoh mengagumkan namun dicintai karena keteladanan, bukan
mimpi atau kisah dalam dongeng sebelum anak-anak tidur. Hingga kini dari milliaran jumlah
umat manusia dibumi, zaman tetap tak lupa melahirkan tokoh-tokoh cemerlang dari rahim
peradaban, kejayaan dan kehancuran perputar-bergilir memberikan tongkat estafet
kepahlawanan pada seluruh bangsa di dunia, tak perlu jauh terpaut waktu dan
jarak, Bumi Pertiwi ini pernah melahirkan sosok-sosok fenomenal itu, meski
mungkin tak sefamiliar legenda-legenda pahlawan yang lainnya...
KH. Agus Salim, Salah Seorang Founding Father bangsa Indonesia lahir seakan
ditakdirkan menjadi seorang diplomat Ulung di meja-meja Perundingan dalam
rangka merebut dan mempertahankan Republik Indonesia, ternyata tak ada hasrat
mengeruk keuntungan demi Kekayaan dan Kenyamanan hidup dari bangsa yang baru
saja terlahir ini, karena ternyata beliau seumur hidupnya hanya mampu mengontak
rumah kecil dalam sebuah gang sempit dan tak mewah,
atau kisah tentang Founding Father yang lainnya, Mohammad Hatta yang juga
Seorang Ekonom cerdas yang berhasil melahirkan Teori Ekonomi Kerakyatan (hingga
diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia), seorang filsuf dan Bapak Wakil Presiden
Pertama Indonesia, seumur hidupnya hanya mampu bermimpi untuk memiliki sepasang
sepatu idaman merk BALLY, dan ketika masa pensiunnya beliau pernah tak mampu
membayar tagihan listrik
Itu adalah kisah-kisah fenomenal dari para Founding Father, yang telah mampu
membuktikan bahwa demi bangsa ini pengorbanan harta bahkan nyawa tak jadi
alasan untuk menyurutkan keberanian dan menjadi seorang pengecut yang hanya mampu
menonton dan berdiam diri, tak pula menjadi serakah dan tamak meski kesempatan
itu seluas-luasnya mereka miliki. Mereka telah memilih jalan Kepahlawan hingga
mereka layak menjadi diantara orang-orang yang namanya tertulis indah
dalam tinta sejarah namun adakah orang-orang saat ini yang pantas
disandingkan dengan mereka?...
Kelakar Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengenai "hanya ada 2 Polisi Jujur dan anti suap di negeri ini,
yaitu Polisi Tidur dan Polisi Hoegeng...". Hoegeng Iman Santoso (Alm)
seorang perwira Polisi yang juga memilih jalan indah namun tak mudah, sebagai
penegak keadilan ia seakan menggugat dengan kesederhanaan, Jabatan sebagai
perwira tinggi justru membuatnya menolak fasilitas-fasilitas yang dianggapnya
berlebihan, hingga tak jarang ia tak memiliki beras atau sekedar ongkos untuk
menaiki bajaj. bahkan hingga jabatannya sebagai Dirjen Imigrasi malah
membuatnya meminta sang isteri untuk menutup toko bunga yang telah menjadi
sumber penghidupannya yang lain, "khawatir nanti semua orang yang
berhubungan dengan imigrasi akan membeli bunga ditokonya, tak adil untuk
pedagang-pedagang bunga yang lainnya, khawatir gulung tikar..." alasan
yang sederhana namun cukup membuatnya pantas disejajarkan dengan para pencari
syurga yang dirindukan....
Ada Pula kisah Inspiratif tentang kebersahajaan dari sosok DR. Uka
Tjandrasamita, Mantan Tentara Pelajar dan Pelopor Arkeolog Islam Indonesia yang
berhasil "menghidupkan" kembali Kerajaan Islam Banten yang pernah
menjadi Kota Muslim Metropolitan saat itu. berhasil melahirkan ribuan karya
Arkeologi Islam dan menjadi "suhu" bagi para peneliti (baik dalam
maupun luar negeri) yang haus ilmu tak membuatnya hidup serba mewah,
meski kariernya pernah ditapaki hingga Kepala Direktorat Sejarah dan Pubakala
tetap lebih senang naik angkot atau Bis umum ke Jakarta bahkan berjalan
kakipun pernah dilakoni meski rumahnya berada di dasa Cemplang-Bogor.
Sosok Hidayat Nurwahid pun kesohor
karena kesederhanaan dan kesahajaannya, tetap betah dengan rumah yang sangat
sederhana dan tetap merasa nyaman dan aman meski tanpa pengawal pribadi
layaknya pejabat tinggi lainnya. Sosok sang isteri Kastian Indriawati (alm)
yang tak terlihat seperti isteri-isteri pejabat lainnya, tanpa pakainan mewah,
tak ada perhiasan berlebihan bahkan tanpa Make Up atau sekedar Lipstick, bahkan
dalam acara-acara kenegaran beliau merasa lebih nyaman apabila duduk berbaur
dengan peserta lainnya dan banyak yang tak pernah menyangka jika beliau adalah
isteri Ketua MPR-RI.
Adapun contoh lainnya yaitu Pak Mashadi. mantan anggota DPR-RI pernah menjadi
sorotan publik dan media, meski namanya tetap tidak terllau familiar, namun
bagi yang mengetahuinya ia terlihat sangat berbeda dengan anggota-anggota DPR
yang kebanyakan datang dengan kostum mahal dan mobil mewah ala kaum jetset,
namun beliau datang dengan menggunakan sendal jepit, baju seadanya namun tetap
bersih dan rapi juga masih sangat senang menggunakan kareta menuju gedung
parlemen, sikapnya ini pernah membuatnya seakan dikucilkan dan dipandang aneh,
namun diam diam dikagumi.
Masih banyak sejarah dan kisah Inspiratif tentang kesedehanaan dan kesahajaan,
namun tentunya tak cukup jika hanya sekedar ditulis dan dibaca begitu
saja, mungkin kita belum sampai pada tahap atau level para tokoh ini, hingga
terlintas pada pikiran kita bagaimana mereka (tokoh) ini bisa hidup dengan
cara seperti itu, tapi itulah Kuncinya, mereka sudah memilih pencarian diri
hingga bukan sekedar sebagai ulama dunia, namun juga ulama akhirat. Yah itulah
mungkin bedanya saya dan mereka, kita dan mereka. Saya tetap kadang masih
merasa kurang meski telah merasa kenyang dan memiliki tempat bernaung yang layak,
tetap ada godaan-godaan duniawi lainnya yang ingin dimiliki, namun tokoh-tokoh itu justru sebaliknya, Mereka berhasil memiliki dunia dalam genggaman tangannya tapi tidak
dihatinya.
Memang tak ada yang salah ketika kita mampu hidup "berlebih", namun
tidak ada salahnya juga untuk tetap hidup sederhana...Sederhana itu
indah...Sederhana itu nikmat...
"Bukan Kefakiran yang membuat aku khawatir akan keadaan umat ini, akan
tetapi hidup penuh kemewahan yang justru akan membuat umat ini lalai " (Umar
Ibn Khattab)
"Setiap Pembaharu dimanapun dimuka Bumi ini, hampir pasti dicaci dan
dimaki, bahkan dimusuhi akan tetapi ajaibnya diam-diam diikuti"
(Syafi'i Ma'arif)
"Hampir tiba masa di mana kalian diperebutkan sebagaimana sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Seorang sahabat bertanya: Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulallah? Rasulullah bersabda: Tidak. Bahkan saat itu jumlah kalian sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat bertanya: Apakah penyakit wahnitu, ya Rasulallah? Beliau menjawab: Penyakit wahnitu adalah cinta dunia dan takut mati. (HR Abu Daud).
Semoga Allah berkenan menganugrahkan Indonesia Pemimpin yang senatiasa
mencintai rakyatnya dan memberikan suri tauladan hingga kamipun
mencintainya...aamiin..
Link Pengumpulan Tugas :
SMA Cheko : https://forms.gle/Z5LjxQMQj4GmsL4C8
Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru
Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...
-
Pernahkah terbayangkan kapal-kapal laut yang berlayar diatas gunung gunung dengan bukit-bukit sebagai gelombangnya? Pernahkah terbayangkan...
-
Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara awalnya didorong perburuan rempah-rempah yang berharga, setelah menemukan Nusantara (Hindia Timur) seba...
-
Tentu kita masih ingat bagaimana ketika masih duduk dibangku sekolah , dan mempelajari mata pelajaran Sejarah, terutama perjalanan bangs...