Sunday, 8 November 2020

Revolusi Rusia : Lahirnya Negara Komunis Pertama di Dunia “Uni Soviet”

 Rusia adalah sebuah Negara yang sangat luas, dingin dan sepi, mengapa? Karena Luas Rusia bisa dikatakan seluas Benua padahal ia adalah sebuah negara, Dingin karena Rusia terkenal dengan musim dinginnya yang ekstrime karena sacara letak geografis sangat dengan Kutub Utara dan Sepi karena Rusia tidak dilalui oleh jalur perdagangan antara barat dan timur. Dan karena beberapa alasan ketika negara-negara Eropa Barat telah menjadi negara Industri namun Rusia masih menjadi negara agraris dengan sistem pemerintahan Monarki absolut dengan Tsar sebagai Raja/kaisar Rusia pemegang kekuasaan tertinggi.

Dikenal sebagai negara yang terbelakang maka pada masa pemerintahan Tsar Alexander III (1881-1894) Rusia mulai merintis menjadi negara Industri sehingga muncul golongan baru dalam sistem sosial Rusia selain Golongan Bangsawan dan Golongan Rakyat Jelata yaitu munculnya Golongan Buruh (proletar) , kaum inilah yang suatu saat akan melahirkan faham sosialis dan Komunis yang akan menggulingkan sistem Monarki (kerajaan) di Rusia. Adanya ketidakpuasaan terhadap pemerintahan monarki pada saat itu kemudian mendorong terbentuknya kelompok Molshevik (sosial-Demokrat) yang dipimpin oleh George Plekhanov  dan kelompok Bolshevik ( Komunis) yang dipimpin oleh Lenin,  mengingikan terjadinya Revolusi dengan cara menggulingkan Tsar yang dianggap sudah tidak layak dan untuk memperlancar tujuannya tersebut maka dibentulah Soviet Pitersburg yaitu semacam dewan buruh dan tentara.

Maka pada taanggal 7 Oktober 1917, kekaisaran Rusia digulingkan oleh  soviet Pitersburg dibawah kendali kelompok Bolshevik dengan pimpinan Lenin serta mengganti Rusia dengan negara Uni Soviet dengan Komunnis sebagai sistem negara satu-satunya, Revousi Rusia disebut juga dengan Revolusi Oktober. Nasib Tsar yang digulingkan yaitu Tsar Nicholas II sangat mengenaskan dimana untuk menghapus jejak kemunduran Rusia maka Tsar beserta seluruh Keluarganya dibunuh dengan kejam. Lenin yang dikenal sebagai tokoh utama yang membidani lahirnya negara Komunis pertama di dunia menjadikan Moskow sebagai pusat dari ibu kota Komunis  dunia dan menjadikan Uni Soviet sebagai “perkumpulan” negara-negara Komunis seluruh dunia. Adapun pengaruh dari terjadinya Revolusi Rusia adalah lahir dan berkembangnya faham Komunis di dunia termasuk di Indonesia dengan munculnya partai ISDV  (1920) dan PKI yang pernah menempati urutan terbesar kedua di dunia sebagai partai komunis setelah Uni soviet sebelum menjadi partai dan aliran terlarang di Indonesia pada tahun 1965.


Lenin ketika sedang berpidato pada saat terjadinya revolusi Oktober sumber : https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/10/revolusi-rusia.html

 

Kedatangan “Negara Matahari Terbit” di Indonesia


Gambar Bendera Jepang Sumber : https://magazine.job-like.com/makna-warna-di-bendera-jepang/

kalian mengetahui bagaimana bendera dari Neagra Jepang bukan? Bendera Jepang berwarna dasar putih dengan bentuk lingkaran berwarna merah ditengahnya, nah inilah yang mengggambarkan sebagai bentuk dari matahari karena bangsa Jepang meyakini bahwa asal usul nenek moyang mereka berasal dari Dewa Matahari atau yang disebut dengan Ameteratsu dan Kaisar Jepang yang sangat mereka sakral-kan dan diangggap suci dipandang sebgai titisan langsung drai Dewa Ameteratsu. Bisa dikatakan hal ini kemudian mendasari munculnya Fasisme dari negeri Jepang, apa itu Fasisme? Fasisme adalah faham yang memandang bahwa satu bangsa paling unggul dan paling tinggi dibanding bangsa-bangsa lainnya sehingga mereka merasa berhak menguasai bangsa lainnya. Dan Fasisme dijepang memiliki slogan Hakko Ichiu yang artinya menguasi dunia dibawah satu kekaisaran, apalagi bisa dikatakan bahwa Indonesia merupakan bangsa satu rumpun dengan bangsa Jepang jadi ini merupakan salah satu faktor Jepang juga menargetkan Indonesia yang saat itu berada dibawah kekuasaan Hindia Belanda agar masuk pada kekuasaan Kekaisaran Jepang.

Kedatangan “Negara Matahari terbit” pada awalnya disambut baik dan antusias oleh hampir seluruh rakyat Indonesia karena slogan “saudara Tua” membuat bangsa indonesia percaya bahwa kedatangan Jepang akan membantu Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda. Untuk hal ini kemudian tidak salah karena setelah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia maka terjadilah perjanjian Kalijati di Subang pada 4 maret 1942 dimana Belanda yang diwakili oleh jendral Ter Poorter menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang diwakili oleh Jendral Imamura. Namun ibarat sebuah pepatah “keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau” setelah indonesia lepas dari penjajahan Belanda maka dibukalah lembaran baru sejarah bangsa Indonesia yaitu masa Pendudukan Militer Jepang yang jauh lebih menyengsarakan walau hanya terjadi selama 3,5 tahun yaitu 1942-1945.

Pemerintahan yang dibentuk di Indonesia pada masa penjajahan Jepang adalah sistem Militer, baik itu ekonomi, politik, sosial dan Budaya hal ini bertujuan agar Indonesia membantu Jepang dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan As dan sekutu. Perlu kalian ketahui bahwa Jepang bisa dikatakan satu-satunya bangsa Asia yang “setara” dengan bangsa Barat yang dilatarbelakangi kemenangan perang Jepang atas Rusia sebagai bangsa kulit putih pada tahun 1905 dan ini sekaan membuktikan bahwa paradigma bangsa kulit berwarna seperti bangsa-Bangsa Asia ternyata mampu mengalahkan bangsa kulit putih dan menjadi pemicu lahirnya ‘rasa percaya diri” bangsa-bangsa Asia, dan terlibatnya Jepang dalam perang Pasifik ketika terjadinya perang Dunia adalah ketika Jepang dengan berani menantang dan mengusik Amerika Serikat dengan diserangnya Pangkalan Militer AS di Pearl Harbor pada 8 Desember 1941.

Karena pemerintahan yang dibentuk oleh jepang adalah pemerintahan militer maka saat itu Indonesia dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.       Pemerintahan Militer Angkatan Darat yaitu tentara Kedua Puluh Lima untuk sumatera yang berpusat di Bukit Tinggi

2.       Pemerintahan Militer Angkatan Darat yaitu tentara Keenam Belas untuk Jawa dan Madura pusatnya di Jakarta dan dibantu oleh Angkatan Militer laut

3.       Pemerintahan Militer angkatan Laut yaitu Armada selatan kedua untuk daerah kalimantan, sulawesi, dan maluku, pusatnya di Makassar.

 

Sistem ekonomi juga menggunakan sistem ekonomi Milter dimana segala keuntungan dan aktifitas ekonomi dilakukan dengan tujuan membantu kemenangan Jepang, inilah kemudian menjadi salah satu alasan penderintaan rakyat sangat dirasakan melebihi ketika penjajahan Belanda, karena bagaimanapun ketika Belanda menjajah Indonesia namun Belanda tetap melakukan pembangunan yang langsung atau tidak langsung maka manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia seperti Pembangunan Gedung-gedung Pemerintahan, Jembatan, Waduk, Irigasi, Jalan-jalan Raya (seperti Jalan raya Deandles atau Jalan Raya Pos) juga fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti stasiun, rel kereta api, rumah skait, sekolah, universitas dll sedangkan Pemerintah militer Jepang bisa dikatakan mengambil atau malah menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Belanda (walau tidak semua) seperti Baja-Baja, besi besi dan logam-logam lainnya seperti yang ada pada jembatan-jembatan diambil dan dihancurkan untuk dileburkan dengan tujuan dibuat kembali menjadi alat-alat pendukung perang Jepang, ditambah lagi kewajiban menyerahkan hasil bumi yang sangat memberatkan atau menjadi Romusha mengakibatkan banyak korban jiwa baik karena kelaparan atau kekelahan bekerja tanpa henti.

Dalam sistem pendidikan demikian pula dilakukan doktrinasi dan pelatihan-pelatihan militer untuk rakyat agar dapat dipergunakan oleh jepang sebagai tentara cadangan termasuk organisasi-organisasi kepemudaan, dalam bidang sosial salah satunya dibentuk Tanorigumi atau yang kita sebut dengan RT/RW saat ini dnegan tujuan mengawasi gerak-gerik rakyat adar dapat dipantau oleh pemerintah Jepang. Dalam bidang budaya juga diberlakukannya penggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa wajib dalam pengantar pendidikan, diwajibkannya masyarakat melakukan penghormatan dengan membungkuk pada Matahari yang secara tidak langsung berarti melakukan penghormatan pada kaisar Jepang.

Itulah seringkali kemudian kita sering mendengar cerita drai nenek atau kakek kita dahulu bagaimana sulitnya hidup pada zaman Militer Jepang, saking menderitanya bahkan manusia-manusia tidak memiliki kain untuk pakaian sehingga menggunakan karung goni yang penuh kutu untuk menutupi dan menghangatkan tubuh, belum lagi saking sulitnya masyarakat mendapatkan makanan hingga batang pisang hingga jantung pisang digunakan untuk lauk makan bahkan dibeberapa daerah di indonesia masyarakat memakan tanah “Hampo” untuk dikonsumsi pengganti nasi.

 

penderitaan pada masa penjajahan jepang sumber : https://www.berkasilmu.com/sejarah-penjajahan-jepang-dan-kekejaman-jepang-di-indonesia/

akibat kelaparan pada masa Penajajahan Jepang sumber gambar : https://agdesign.me/ 


Sunday, 25 October 2020

Revolusi Amerika : Kemerdekaan Amerika, resolusi HAM dan awal keruntuhan kerajaan-kerajaan Eropa

Kalian pernah  film Titanic yang tersohor dan menyabet banyak kategori penghargaan Oscar? Jika kalian pernah menontonnya maka kalian akan mendapati cerita bahwa kapal Titanic yang diramalkan tidak akan bisa tenggelam adalah kapal yang berisikan orang-orang inggris yang hendak mencari “peruntungan” menuju negeri Amerika pada tahun 1912. Bisa dikatakan bahwa “negeri Amerika” adalah tempat dimana orang-orang Eropa terutama orang-orang Inggris yang menginginkan kebebasan memilih “berhijrah’ itulah mengapa Amerika bisa dikatakan menjadi negeri yang lebih maju dibanding dengan Eropa padahal orang-orang Amerika (yang notabene berkulit putih) merupakan keturunan yang sama yaitu Eropa.

Penemuan Benua Amerika

Benua Amerika ditemukan Oleh Colombus pada tahun 1492 yang mengira itu adalah tanah India (itulah mengapa penduduk asli Amerika diberi nama suku Indian), baru pada tahun 1503 seorang penjelajah bernama Amerigo Vespuci meluruskan dan membuktikan bahwa yang ditemukan oleh Colombus bukanlah India tapi sebuah benua baru, sebagai bentuk penghargaan maka benua tersebut diberi nama Amerika.

Koloni di Amerika

Pada abad ke 17 Amerika menjadi rebutan antara Inggris dan Prancis, sehingga terjadi perang yang dinamakan perang Tujuh Tahun (1756-1763), masyarakat kulit putih di Amerika yang notabene kebanyakan adalah orang inggris tentu saja lebih memihak kepada inggris dari pada Prancis, sehingga perang tujuh tahun ini berhasil dimenangkan oleh pihak inggris. 

Pertentangan dengan Inggris

Setelah kemenangan Inggris atas Perancis di Perang Tujuh Tahun, maka status Amerika saat itu menjadi salah satu daerah koloni inggris dan untuk banyak hal harus bersia mengikuti peraturan dan keinginan inggris sebagai Negara induk. Pertentangan kemudian terjadi ketika setelah Perang Tujuh Tahun berakhir Kas keuangan Inggris menjadi terkuras dan tentu saja Inggris membutuhkan pemasukan, maka kemudian Inggris memberlakukan beberapa kebijakan terkait Amerika seperti :

1.       SugarAct atau Undang Ungdang Gula (1768) dimana gula yang masuk ke daerah koloni dikenai pajak

2.       Stamp Act atau Undnag-Undnag Materai (1765) yaitu pajak materai pada dokumen resmi maupun barang cetak di daerah koloni

3.       Townshed Act atau Undang-undang Twonshed yaitu pajak yang dikenakan pada Timah, Cat kertas (tinta), gelas dan Teh Import

4.       Tea Act atau Undang-Undang The (1773) yaitu memberikan kewenangan lebih (monopoli) pada EIC (kongsi dagang milik Inggris) dalam perdagangan Teh sehingga mematikan usaha pedagang setempat.

Selain dari penolakan atas berbagai pajak yang dibebankan kepada koloni, penolakan juga dilakukan karena dalam pengambilan keputusan, pihak parlemen Inggris tidak menyertakan/melibatkan perwakilan dari pihak koloni sehingga muncullah slogan “No Taxation without Represantation” yang artinya Tolak Pajak Tanpa Perwakilan.

Peristiwa The Boston Tea Party


Gambaran Peristiwa The Boston Tea Party 
sumber : https://chapinus.fandom.com/wiki/Boston_Tea_Party_(Final_Draft)



Puncak dari penolakan dan perlawanan kepada Inggris adalah terjadinya peristiwa The Boston Tea Party atau Pesta The Boston yaitu ketika para pedagang yang berpura-pura menjadi orang Indian dan  membajak Inggris (EIC) dan melemparkan seluruh  teh-teh tersebut ke laut

Dibentuknya The Continental Congress

Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh koloni sama sekali tidak membuat Inggris goyah, sehingga sebagai bentuk perlawanan secara diplomasi dan persatuan Nasional dari berbagai daerah bagian Koloni maka dibentuklah The Continental Congress  yang terdiri dari 13 koloni bertemu di Philaderphia pada Oktober 1774 yang menghasilkan 2 keputusan yaitu :

1.       Menghentikan hubungan dagang dengan Inggris jika pemerintah inggris tidak menghapuskan aturan pajak yang membelenggu koloni

2.       Menyerukan setiap koloni untuk menyiapkan warganya berlatih perang.

Dalam hasil kongres tersebut belum ada tuntutan untuk merdeka kepada pihak inggris, namun karena Inggris masih tetap bergeming maka munculah seruan-seruan agar Amerika merdeka dan terlepas dari inggris. Pada 4 Juli 1776 dideklarasikanlah kemerdekaan Amerika serikat dengan Presiden pertamanya yaitu George Washington, sedangkan 4 anggota kongres yang terkenal vocal dalam menyuarakan kemerdekaaan adalah Thomas Jefferson, John Adam, James Wilson, dan Alexander Hamilton. Namun dalam upaya kemerdekaannya Amerika dibantu oleh pihak Perancis yang sebelumnya pernah dikalahkan oleh Inggris dalam Perang Tujuh tahun dalam memperebutkan Amerika (tapi sekarang agar bisa merdeka dari inggris justru amerika dibantu oleh Perancis) sehingga Inggris baru mengakui kemerdekaan Amerika pada tahun 1783 dalam perjanjian yang diselenggarakan di Paris.

Perjuangan Hak Asasi Manusia

Yang menjadi keunikan dari kemerdekaan Amerika adalah dengan dideklarasikannya kemerdekaan maka dideklarasikan pula mengenai Hak Asasi Manusia seperti yang tertuang dalam dokumen Deklarasi bahwa “semua manusia sama-sama memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat, yaitu hak hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan. Pemerintah dibentuk dan berwenang untuk melindungi hak asasi itu atas persetujuan rakyat (pihak yang diperintah)”

Pengaruh Revolusi Amerika

Ada beberapa alasan penting mengapa Revolusi Amerika merupakan Revolusi yang berpengaruh terhadap masa depan dunia adalah bahwa dengan terjadinya revolusi Amerika selain sebuah bentuk perjuangan terhadap penjajahan juga merupakan perjuangan atas Hak Asasi Manusia yang pada dasarnya lahir sebagai manusia yang merdeka, dan Pemerintah berkewajiban untuk melindungi hak hak warga negaranya dan menjamin kedaulatan serta demokratisme. Selain itu pengaruh dari Revolusi Amerika adalah meluasnya faham Demokrasi dan Liberalisme ke wilayah Eropa mengingat saat itu Eropa masih kuasai oleh system Monarki (Kerajaan) yang lebih banyak menguntungkan para golongan kelas atas (keluarga kerajaan, Bangsawan dan kaum rohaniawan) dan revolusi yang lahir sebgaai pengaruh dari adanya Revolusi Amerika adalah terjadinya Revolusi Perancis (1789-1799) yang berhasil manjatuhkan Raja Perancis saat itu yaitu Louis XVI yang dianggap lemah, tidak becus dan korup.

 

Sunday, 18 October 2020

Indonesia : “SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU DIGANTI”




sumber gambar : https://en.wikipedia.org/wiki/Geography_of_Indonesia

Seringkali kita dibuat penasaran sebenarnya dari mana nama Indonesia berasal? Nama yang sejak kehadirannya hingga saat ini menjadi sumber kekuuatan dan perjuangan hingga tertumpahnya nyawa dan darah para pahlawan yang tak dapat terhitung banyaknya. Ternyata nama Indonesia mulanya dikembangkan oleh Adolf Bastians (seorang Sarjana Jerman) yang mengambil istilah dari Logan (seorang sarjana Inggris). Namun yang dimaksud Bastians dengan Konsep Indonesia adalah Indonesia secara Etnografi, Bukan konsep Indonesia seperti saat ini. ( AM. Sardiman dan Lestariningsih, Amurwani Dwi (2017) : 195).

Etnografi adalah sebuah cabang dari ilmu sosial yang mempelajari pola hidup dan interaksi kelompok berdasarkan sistem Sosio-Kultural. Jadi awalnya nama Indonesia bukanlah nama sebuah bangsa dan negara seperti saat ini, nama indonesia awalnya hanya digunakan untuk menyebut suatu masyarakat yang memiliki pola sosial-kultural yang sama, namun kemudian dari inspirasi nama inilah para pendiri bangsa menggunakannya bukan hanya sebatas identitas namun juga cita-cita.

Dipelopori oleh M. Hatta sebgai pengurus aktif dari Perhimpunan Indonesia/ PI (1925) di Belanda (saat itu beliau dan beberapa pemuda tengan mengenyam pendidikan di negeri Belanda) dengan secara aktif dan rutin mengeluarkan majalah sebagai corong perjuangan propaganda kemerdekaan. Awalnya majalah tersebut bernama : “Hindia Putra” kemudian diganti menjadi “Indonesia Merdeka”. Digantinya nama majalah tersebut memiliki maksud atau tujuan besar yaitu agar kemudian orang-orang tidak lagi memakai nama “Indes Nerderlandises/Hindia Belanda” yang cendrung merendahkan namun menggantinya dengan membiasakan menyebut nama “Indonesia” maka dimuali-lah masa itu...masa dimana dalam diskusi-diskusi, perdebatan-perdebatan, pidato-pidato, kongres-kongres bahkan media massa kompak tak lagi menyebut dan menulis “Indes Nerderlandises/Hindia Belanda” namun “INDONESIA”, Seperti yang M, Hatta katakan ...”SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU DIGANTI”




Sumpah Pemuda : Langkah nyata dalam mewujudkan Cita Cita “Indonesia”


Pemerintah Belanda mendapat banyak keuntungan selama menjadikan Hindia Belanda (indonesia) sebagai tanah jajahan, keuntungan yang besar-besaran ini kemudian mampu membangun negeri belanda nun jauh dibenua Eropa sana menjadi salah satu negara yang kaya raya, tentu ini berbanding terbalik dengan Hindia Belanda (indonesia) yang sudah dikeruk habis-habisan baik sumber daya alama maupun tenaga dan nyawa rakyatnya terutama setelah diterapkannya program Tanam Paksa. Berangkat dari kondisi mengerikan inilah kemudian muncul kritikan dari beberapa golongan “tercerahkan” di Belanda bahwa apa yang dilakukan oleh negaranya sangatlah tidak adil dan tidak manusiawi (karena masyarakat Belanda sebenarnya tidak mengetahui jika selama ini Hindia Belanda hidup dengan sengsara dibawah pemerintahan negara Belanda, yang mereka ketahui bahwa justru dibawah kekuasaan mereka, Hindia Belanda menjadi sejahtera ini dikarenakan berita-berita yang disampaikan hanya berita-berita baik yang dimanipulasi demi kelanggengan kekuasaan Belanda ditanah jajahan).  Beberapa contoh sastrawan yang mengungkapkan “kebobrokan” Pemerintah kerajaan Belanda adalah Douwes Dekker dengan nama pena Maltatuli menulis buku yang berjudul  Max Havelaar” yang berhasil membuat Perlemen Belanda “gaduh” dan membuka mata masyarakat Belanda, selain itu buku karya Van Deventer yang berjudul “Een Eereschlud” (utang Kehormatan)  dimana dengan diungkapnya kebenaran mengenai kondisi sesungguhnya masyarakat Hindia Belanda yang sengsara maka lahirlah sistem Politik Etis atau Politik Balas Budi (1901) yang Artinya Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang dipandnag dapat lebih menguntungkan dan mensejahterakan rakyat Hindia Belanda seperti Edukasi, Irigasi dan transmigrasi sebagai bentuk “balas budi” terhadap masyarakat Hindia Belanda, nah dari politik Etis inilah (terutama Edukasi) lahirlah golongan terpelajar yang kemudian “tercerahkan” dan berhasil melahirkan cita-cita nyata tentang  sebuah negara merdeka bernama “Indonesia”.

Perlawanan bangsa Indonesia sebelum lahirnya sistem Politik etis adalah sistem perlawanan bersenjata dan bersifat kedaerahan, dan diakui atau tidak gerakan perlawanan ini selalu berhasil dipatahkan oleh Belanda  (walau kita tidak boleh memungkiri peranan pentingnya) hal ini kemudian berubah dengan dibentuknya beberapa organisasi yang menghimpun/mempersatukan pergerakan “perlawanan” menjadi lebih cerdas dan berstrategi. Organisasi pertama yang didirikan oleh para pemuda adalah Boedi Oetomo pada 2 Mei 1908 (dibentuk oleh para mahasiswa Stovia atau Sekolah dokter Jawa dan disusul kemudian didirikannya berbagai organisasi seperti SI, Indische Partij (IP), NU, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya yang tumbuh dan berkembang di Hindia belanda sebagai bentuk “perlawanan” nyata terhadap penjajahan.

Puncaknya adalah ketikan dibentuknya PPPI (perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia) pada tahun 1926 yang beranggotakan banyak para pelajar seperti Muh. Yamin, Amir Syafruddin, dan lain-lain yang mempersatukan berbagai organisasi-organisasi kepemudan dan melakukan Kongres Pemuda sebanyak 3 kali yaitu :

Kongres Pertama : dilakukan pada sabtu, 27 Ontober 1928 diama dibacakan pula amanat tertulis dari ir. Soekarno sebagai pengurus Perhimpunan yang ada di Belanda,, dlaam sidang ini dibahas mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan agar mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Kongres Kedua : dilakukan pada minggu 28 Oktober 1928 pada pukul 08.00-12.00 yang membahas tentang pentingnya pendidikan namun Ki Hajar Dewantoro sebagai pembicara berhalangan hadir

Kongres : dilakukan pada hari minggu, 28 oktober 1928 pada 17.30-20.00 dimana ralam rapat kali ini dikumandnagkanlah lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman dan bendera Merah Putih sbagai bendera kebangsan, selain itu pula diikrarkannya sebuah sumpah yang sat ini kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Pertama : Kami Putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia

Kedua : Kami Putra-putri  Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.

Ketiga : kami Putra-putri  Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

 

Sunday, 20 September 2020

Generasi Amnesia

 



2005

Kisah nyata yang saya alami sendiri beberapa belas tahun lalu, tepatnya ketika saya masih duduk dibangku SMA, berbincang-bincang ringan dengan teman seangkatan yang seorang Juara Umum disekolah (ketebak yah ini orang pasti Pinter! )

Saya : tau gak dewi sartika lahir di Cicalengka lho...! (Ujarku bangga karena kebetulan kami lahir, tumbuh dan bertempat tinggal di Cicalengka)

Temen : Dewi sartika? Siapa dia?

Saya : Melongo beberapa detik gak tau harus berkata apa..., “kamu ga tau siapa Dewi Sartika?? Heloo..dia Pahlawan Wanita lho..mana lahir di daerah kita lagi..Ci-ca-leng-ka !” Ujarku tegas

Temen : Gak tau...(geleng-geleng kepala)

Saya : astagfirullah...kau tau segala rumus matematika, kimia fisika dan tektekbengek,,,tapi kagak tau siapa Dewi Sartika !” cerocos ku pada temen terpintar seantero sekolah.

Percakapan ringan itu kemudian terus membekas hingga hari ini ketika saya ditakdirkan menjadi guru sejarah, entah apa yang salah dengan kondisi saat itu sehingga teman dengan nilai paling tinggi disekolahku tidak tahu siapa itu Dewi Sartika (ini bertambah miris ketika Dewi Sartika adalah pahlawan wanita kelahiran daerah tempat kami tinggal). Apa kurikulumnya? Tapi..saya ingat..saat itupun semua jurusan dan jenjang (SD, SMP dan SMA) wajib belajar sejarah, baik itu IPA, IPS atau Bahasa...atau kesalahan ada pada guru kami? Tapi..guru kami sama sedari SD hingga SMA, tapi  kenapa aku tahu tapi dia tidak? Atau karena memang minat temanku itu tidak pada bidang sosial terutama sejarah...tapi..plis temanku...dalam kacamataku kau tidak tahu siapa itu Dewi Sartika rasanya hampir saja membuatku guling-guling nangis dijalanan.

2020

Wacana panas muncul ketika salah satu draf kurikulum baru yang mencuat merencankan bahwa Mata pelajaran sejarah bagi SMK akan dihapuskan, dan bagi jenjang SMA akan menjadi pelajaran pilihan yang tidak wajib, dipelajari di kelas X tapi menjadi tidak wajib dipelajari pada kelas XI dan XII.

Mudah mudahan draf yang satu ini bukan draf yang kemudian dipilih untuk diterapkan pada kurikulum terbaru nanti... jika takdir kemudian membawa draf ini dipilih dan disah kan maka..melayanglah fikiran konyolku pada sebuah drama...

“Dok..anak saya kenapa dok..setelah kecelakaan dan benturan di kepalanya dia tidak ingat apapun..dia lupa dirinya..dia lupa keluarganya,,dia lupa masa lalunya...” histeris seorang ibu di ruangan dokter

“Tenang bu...jadi begini,,,akibat benturan di kepalanya yang cukup keras sehingga menyebabkan anak ibu mengalami Gegar Otak..layaknya disebut dengan amnesia...” jelas sang dokter..

Si ibu menangis histeri disusul dengan tangisan anggota keluarga lainnya...merasa terpukul dengan kondisi si anak yang melupakan sesuatu yang sering kali dianggap sepele namun ternyata sangat berharga yaitu masa lalu atau Kenangan.

Terbanglah pula ingatan konyol ku pada adegan sinetron yang sedang digandrungi saat ini ketika seorang anak memilih untuk melupakan orang tuanya...tidak mengingat hal-hal yang dianggap kurang relevan dengan dunianya kini walau betapa besar jasa orang tuanya pada si anak tersebut, ini ternyata tidak terlepas dari ajaran orang tuanya dahulu ketika si anak mengatakan paling tidak suka dengan pelajaran sejarah

Orang tua : “pelajarilah hal-hal yang kau sukai...hal –hal yang tidak kau sukai dan tidak kau anggap penting maka singkirkan...tak usah kau pelajari itu, jika kau suka biologi pelajari dan tekuni biologi...jika kau tak suka sejarah..maka jangan kau hiraukan...apalagi masa lalu itu tak penting nak...yang penting itu adalah masa depan dan pelajarilah pelajaran yang memiliki manfaat untuk menunjang cita-citamu itu saja pesan kami agar kau sukses..”

Tak lama setelah anaknya sukses dan orang tuanya sangat berbangga dengan didikan mereka yang dianggap berhasil tiba-tiba si anak hanya sibuk bekerja dan mengurus keluarga kecilnya, hingga ketika orang tuanya bersedih dan bertanya mengapa anaknya tidak pernah mengunjungi mereka? Si anak kemudian berkata “jangan hubungkan masa lalu dan masa sekarang ..itu sudah tidak relevan...itu yang saya pelajari dari kalian dulu..masa lalu adalah masa lalu, anak saya juga tidak perlu tahu tentang kalian”

Alamakkkkk kebayang perasaan kedua orang tua itu yang tiba-tiba serasa disambar Gledeg disiang Bolong.

Maaf sejatinya saya bukanlah pecinta sinetron termehek-mehek seperti itu, saya adalah pecinta Drama Kolosal Korea dimana sejarah bangsa yang berharga sejak zaman Kerajaan Silla, Joseon dan Goryeo mampu diangkat didunia perfilman yang dibungkus secara menarik, brilian namun tanpa menghapus fakta-fakta sejarah yang sebanarnya, akh..andai Indonesia bisa menyuguhkan acara seperti itu...

Muncul kemudian asumsi picik dan sarkasme ketika Mata Pelajaran Sejarah ini hendak disederahanakan (dihapus sih tidak, tapi tidak wajib dipelajari) bahwa apa yang disuarakan dan perjuangkan oleh guru-guru sejarah, sejarawan dan lembaga-lembaga sejarah dan pendidikan sejarah adalah terkait jam pelajaran yang otomatis memotong penghasilan, Oh My God! Ini serasa mendengar jawaban dari teman juara umumku belasan tahun lalu...gak tau deh harus jawab apa. Padahal jika masalah Jam pelajaran, kita para pendidik di sekolah sudah terbiasa dengan pergantian kurikulum, sudah terbiasa dengan berjaya atau terpinggirkannya sebuah mata pelajaran, hal itu biasa di dunia kami, dan alhamdulilah selama ini kami mampu hidup dengan cukup (meski mungkin profesi guru apalagi honorer dianggap sebagai profesi receh) tapi seperti dalam teori sejarah baik yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun bahwa sejarah itu bersifat dinamis atau teori Arnold Toynbee tentang Respons and Challange (Tantangan dan Jawaban) kami terbiasa dengan perubahan, namun apabila menjadikan sejarah sebagai mata pelajaran yang tidak wajib dipelajari apalagi dijenjang SMA (mengingat jenjang SMP pun sejarah disatukan dengan disiplin ilmu lain dalam Mata pelajaran IPS) ini rasanya membuat saya ingin menagis guling-guling, jangan – jangan nanti ada banyak anak yang mirip seperti temen SMA ku...jago IT, Jago Sains tapi gak tau siapa Dewi sartika, atau mungkin nanti akan ada generasi ketika mereka tidak tahu kapan indonesia merdeka, dan siapa itu Soekarno-Hatta? .

Usulan terkait keterlibatan siswa dalam proses pembentukan kurikulum baru mengingat siswa adalah subjek utama dalam pendidikan nampaknya memang hal yang dapat dipertimbangkan, walaupun tetap pada akhirnya keputusan ada ditangan para pemangku kebijakan yang merupakan “orang dewasa” jadi jangan begitu mudah mengatakan bahwa kurikulum seakan dipaksakan bagitu saja pada siswa hanya karena kepentingan “orang dewasa”. Apalagi terkait filosofi mengenai Merdeka belajar dan Belajar adalah hak anak yang tidak bisa dipaksa, adapun keterlibatan siswa adalah sebuah bentuk referensi untuk memperkaya point-point pertimbangan yang akan membentuk kurikulum baru nantinya, bukan menjadikan hal yang utama, karena jika kemudian ini dijadikan aspek utama, kebayang deh nanti game-game online mungkin akan dijadikan mata pelajaran wajib  (walau sebenarnya bisa saja mengingat saat ini di dunia internasional terselenggara pertandingan Game online sebagai cabang olah raga terbaru) sementara sejarah, matematika dan mata pelajaran-pelajaran lainnya bisa dipilih atau tidak karena dianggap tidak penting dan relevan.

Terlalu picik rasanya jika mengaitkan pengurangan jam pelajaran dengan masalah finansial atau materi (walaupun mungkin untuk beberapa hal aspek ini tidak dapat dipungkiri) namun ada kepentingan yang jauh lebih besar dari sekedar materi yang diperjuangkan oleh guru-guru sejarah yaitu Jati diri bangsa dan memori kolektif bangsa yang tetap harus diwariskan pada generasi berikutnya agar nilai-nilai pejuangan yang dapat diambil manfaatnya pada masa kini dapat menginspirasi generasi muda sehingga menjadikan bangsa indoensia sebagai bangsa yang terdepan dalam kancah dunia sebagai negara yang modern namun mencintai warisan berharga para pendahulunya. Ingat ! 75 % kitab suci Al-Quran berisikan tentang sejarah ! apakah semata-mata tuhan menjadikannya begitu saja tanpa tujuan? Tentunya ada tujuan luar biasa mengapa kitab suci sebagian besar berisi Sejarah adalah agar kita bisa megambil pelajaran dari kaum terdahulu dan menjadikan kita porang-orang yang berfikir (ingat bukan pintar sejarah atau jadi ahli sejarah) bahwa hal yang baik dimasa lalu harus kita teruskan dan yang buruk jangan dilakukan dan itu terjadi tidak mungkin jika tanpa kita pelajari!.

Selentingan bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan, karena hanya terkait tanggal tokoh dan tempat, aduh ! bukan itu maslahnya. Jangan sejarahnya yang dipinggirkan tapi kompetensi guru yang harus ditingkatkan, tapi saya berani mengatakan bahwa masih banyak guru-guru sejarah yang menyenangkan, Inspiratif dan Visioner, saya saja tergila-gila pada salah satu guru sejarah sewaktu dibangku sekolah dulu (sehinga mendorong saya untuk menjadi guru sejarah seperti dirinya) dan dosen sejarah saya yang tanpa harus repot-repot mengunakan media ini itu justru dia menjadikan dirinya (guru) sebagai media pembelajaran utama, alhasil ketika beliau memaparkan peristiwa sejarah kami semua terdiam dengan mata tak berkedip dan mulut melongo...kagum!. apakah hanya sejarah yang dianggap membosankan? Yakin? Bukankan jika beratanya pada murid akan keluar juga mata pelajaran lain yang dianggap membosankan...bahkan nampaknya semua mata pelajaran akan masuk list karen bukan mata pelajarannya tapi seringkali cara dan pembawaan guru yang harus ditingkatkan.

Umar Bin Khattab berkata “Ajarilah anak-anakmu sastra (sejarah) agar anak yang pengecut menjadi  Pemberani!” dan Seorang rekan sejawat berkata “Merdeka Belajar jangan sampai membuat kita lupa bagaimana dulu kita dapat merdeka dari mata pelajaran sejarah”. Kita juga jangan lupa bahwa Jerman yang hancur terpuruk akibat kekalahan di PD 1 dapat bangkit kembali di PD II dengan apa? Dengan semangat Sejarah-nya! lantas kita mau bangkit dengan semangat apa jika kita kemudian enggan mempelajari dan menganggap masa lalu perjalanan bangsa adalah hal yang tidak relevan dan tidak penting? Bukankah bangsa ini adalah bangsa yang besar? Indonesia Salah satu negara Asia yang pertama kali merdeka sehingga mampu menyelenggarakan KAA 1955 dan mengilhami serta menjadi jalan Raya bagi negara Asia-Afrika lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan. tahukah kita bahwa Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit mampu memperdaya tentara Mongol , kitalah satu-satunya bangsa yang mampu memperdayai Kaisar Kubilai Khan dari Mongol yang saat itu adalah kekuatan yang paling ditakuti dan tak terkalahkan didunia, dimana tak ada satupun bangsa yang selamat dan menang atas serangan dari bangsa padang rumput ini. Kita ini sesungguhnya adalah negara besar! Jangan matikan kebanggan semangat sejarah dengan menciptakan genarasi Amnesia.

Semoga tulisan yang ala kadarnya ini mampu sedikit menggerakan hati dan juga rasionalisme para pemangku kebijakan kita dalam merumuskan kurikulum terbaru, semoga tidak ada generasi Amnesia karena sejarah yang tidak dipelajari disekolah-sekolah dan kemudian generasi itu mengatakan “jangan salahkan kami karena kalian yang tidak mengenalkan mereka pada kami sehingga kami tidak tahu dan kami lupa”. _JAS MERAH “Jangan sekali-kali melupakan Sejarah “_ Ir. Soekarno.

Nusantara : Antara Prancis, Inggris dan Belanda (Bagian 1)


Tahukah kalian bahwa Nusantara secara tidak langsung pernah berada dibawah kekuasan Prancis dan Inggris? Mengapa dikatakan “tidak langsung” karena setelah VOC dinyatakan bangkrut pada 31 Desember 1799 dan kekuasan atas nusantara diambil alih oleh pemerintah Belanda, tidak lama berselang terjadi peristiwa penting di Eropa yang kemudian membuat gaduh seluruh daratan eropa hingga mampu menjatuhkan kekuasan Raja-raja Eropa yang berabad-abad berkuasa (Monarki Absolut) berganti dengan sistem pemerintahan Republik peristiwa tersebut adalah Revolusi Prancis 1789-1799.

Seperti juga negara-negara Eropa lainnya, Belanda termasuk salah satu negara yang terkena pengaruh dari Revolusi Prancis, dimana kemudian Belanda jatuh ketangan Prancis hingga Raja Belanda yaitu Raja Willem V (Willem Van Orange)  melarikan diri ke Inggris, dan  Napoleon (tokoh revolusi Prancis sekaligus penguasa Prancis pasca Revolusi Prancis) mengutus adiknya yaitu Louis Napoleon untuk memerintah di Belanda dibawah kekuasaan Prancis. Dengan jatuhnya Belanda ke tangan Prancis maka otomatis tanah jajahan Belanda termasuk Nusantara jatuh pula ketangan Prancis. Louis Napoleon kemudian menunjuk seorang pemuda Belanda yang menjadi simpatisan fanatik Revolusi Prancis yaitu Herman Willem Deandles (1808-1811) untuk memerintah di Nusantara, tugas Deandleas sederhana saja yaitu mempertahankan Nusantara (terutama Jawa) dari serangan Inggris yang telah bersengkongkol dengan Belanda untu mengembalikann kekuasaan Raja-Raja Eropa beserta tanah-tanah jajahannya. Sebutan masa dimana Nusantara berada dibawah kekuasaan “Prancis” disebut dnegan Republik Bataaf.

Jika kalian sering melewati Jalan Cadas Pangeran sebagai jalan arteri utama yang menghubungkan kota Sumedang dengan daerah daerah Priangan, maka saat itu kalian sedang “melewati” jalan karya Deandleas. Mengapa disebut dengan Cadas, karena jalan tersebut dibuat dengan cara memangkas Gunung batu yang sangat keras sehingga rakyat jelata yang pada saat itu dikerahkan untuk membuat jalan tersebut banyak yang menjadi korban hingga kemudian Deandleas menurunkan Pasukan khusus yang bernama Pasukan Zeni untuk menaklukan kerasnya gunung batu tersebut. Itu kita baru membahas tentang satu tempat yang menunjukan contoh karya program deandleas, maka jika kita membicarakan tentang seluruh Jalan karya Deandleas maka kita akan membicarakan tentang 1.100 KM yang disebut jalan Deandleas atau Jalan raya Pos (De Groote Postweg). Jalan ini terbentang sepanjang ujung barat pulau Jawa yaitu Anyer (Banten) hingga ujung Timur Jawa yaitu Panarukan.


Gambar : Herman Willem Deandles


Jalan Raya Deandles atau jalan Raya Pos dari Anyer - Panarukan

Mengapa Deadleas begitu bertekad mewujudkan jalan ‘terpanjang’ yang dibuat selama zaman kolonialisme? Hal ini tidak terlepas dari program Deandleas pada bidang keamanan dan pertahanan,  Karena tujuan dari dibuatnya jalan tersebut adalah agar mempermudah mobilisasi pasukan Deandleas jikalau pasukan Inggris menyerang Jawa.

Takdir bahwa akhirnya Inggris mampu mengalahkan Perancis jauh di Eropa sana ternyata kemudian berdampak pula pada nasib Nusantara karena setelah Perancis kalah dari inggris, maka dimulailah kekuasaan Inggris di Nusantara dengan Thomas stamford Raffles (1811-1816) sebagai kepanjanganan Inggris di Nusantara. Sebenarnya dapat dikatakan Raffles ingin “memberikan yang terbaik” bagi rakyat Nusantara setelah  mengalami perjalanan yang melelahkan dan meyakitkan akibat kerja rodi membangun jalan raya Pos, adapun Program-program Visioner Raffles adalah sebgaai berikut :

a.       Pengahapusan kerja rodi dan pajak wajib dianti dnegan penanaman bebas oleh rakyat

b.  Dihapuskannya pejabat lokal seperti bupati sebagai pihak yang memungkut langsung pajak kepada rakyat.

c.      Diberlakukannya sistem sewa tanah bagi rakyat yang menggapa tanah negara


Gambar :  Thomas stamford Raffles


Bunga Rafflesia Arnoldi

namun kemudian niat baik Raffles tidak berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan, dimana karena dihapuskannya keterlibatan penguasa daerah sebagai “perantara” pemerintah kolonial, membuat program Raffles tidak dapat berjalan dengan baik, karena bagaimanapun dapat dikatakan bahwa penduduk lokal akan lebih taat dan manut apabila diperintah langsung oleh pejabat pribumi daripada oleh orang asing meskipun niat Raffles adalah ingin memutus sistem Feodalisme masyarakat yang dibedakan berdasarkan tingkat strata sosial. Raflles selain seorang Gubernur Jendral di Nusantara diapun adalah seorang pecinta Ilmu pengetahuan, karena terpesona oleh keindahan Nusantara apalagi Jawa maka Raffles kemudia membuat sebuah buku yang berjudul "The History Of Java" dan Raffles pun adalah tokoh yang menemukan secara ilmiah tentang keberadaan Bunga Raksasa yang ia temukan di hutan Bengkulu yang kemudian diberi nama ilmiah  "Rafflesia Arnoldi" atau Bunga Bangkai Raksasa. Dapat dikatakan secara umum Raffles gagal memberikan keuntungan yang berarti kepada inggris selama mengusai tanah Nusantara. Maka pada tahun 1814 terjadi Konvensi London yang isinya adalah Inggris mengembalikan tanah jajahan Hindia belanda kepada Belanda. Sejak itulah “benar-benar” dimulai pemerintahan Kolonial Belanda di Nusantara...


Tuesday, 25 August 2020

Renaisans : Ketika Eropa Terlahir kembali !

Renainsans berasal dari bahasa Prancis yaitu Re dan Sance yang artinya adalah lahirnya kembali kebudayaan Yunani-Romawi. Terlahir kembalinya Eropa tidak terlepas dari kondisi Eropa yang saat itu tengah mengalami zaman kegelapan (Dark Age) atau disebut juga dengan Abad Pertengahan dimana pada zaman itu dokrinasi gereja sangat besar sehingga segala aspek kehidupan diatur oleh gereja dan bagi yang bertentangan dengan pandangan gereja maka tidak sungkan-sungkan akan dihukum mati. Doktrinasi gereja selalu mengaitkan bahwa kehidupan manusia sudah ditentukan oleh Tuhan dimana tujuan akhir dari hidup manusia adalah semata-mata keselamatan akhirat sedangkan dunia hanya harus diterima apa adanya dengan begitu saja. Pandangan tentang manusia hanya “wayang” Tuhan kemudian berubah ketika Eropa memasuki masa Renainsans yaitu bahwa manusia adalah makhluk yang bebas dan merdeka, bisa melakukan segala sesuatu yang diinginkannya. Adapun kesengsaraan, penderitaan dan kemalangan bisa diubah ketika manusia melakukan perbaikan dengan usaha-usaha sehingga nasib dan kebahagian manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Memasuki masa Renaisans Eropa melalui perjalanan yang panjang dan berliku, namun dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa yang didapat dari dunia islam maka ancaman-ancaman yang diberikan oleh gereja tidak melunturkan semangat cendikiawan Eropa agar bisa keluar dari masa yang gelap gulita. Beberapa kondisi yang dihadapi Eropa sebelum memasuki masa renaisans adalah sebagai berikut :

1.       Gereja berusaha mengembalikan kembali pengaruhnya agar masyarakat Eropa bisa kembali dibawah “pengaruh”nya.

2.    Berusaha mengembalikan masyarakat pada sistem feodal dimana pada masa menjelang renaisans kekuasaan dan pengaruh para penguasa pada saat itu tergeser oleh lapisan masyarakat baru yaitu para pedagang yang kaya raya karena berhasil melakukan perdagangan dengan dunia Timur (Asia).

3.       Para tokoh renainsans banyak yang harus kehilangan nyawa akibat hukuman mati yang dilakukan oleh gereja seperti Copernicus yang meyakini bahwa pusat alam semesta adalah Matahari dan planet-planet termasuk dengan bumi juga memutari matahari, hal ini bertentangan dengan keyakinan Gereja bahwa pusat alam semesta adalah Bumi dan planet-planet juga matahari-lah yang mengitari bumi. Tokoh renaisans lainnya yang harus kehilangan nyawa karena hukuman mati gereja adalah Galileo Galilei yang mengemukakan bahwa bumi ini berbentuk bulat bukan datar seperti yang diyakini oleh Gereja.

Inti dari kebangkitan Eropa dengan Renaisans-nya yaitu tentang humanisme ( faham yang menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia) dan Rasionalisme (faham yang mengedepankan kebenaran berdasarkan logika dan fakta), adapun tokoh-tokoh renaisans yang paling terkenal adalah :

1.      Leonardo Da Vinci : seorang seniman, arsitek, ilmuan, penulis, dan filsuf asal Italia.

2.       Niccolo Machiavelli seorang diplomat, ahli politik dan filsuf dengan karyanya yang terkenal yaitu II Pricipe (sang Pangeran).

3.       Michaelangelo adalah seorang seniman dan pematung terkenal

4.       Galileo Galilei seorang ahli Astronomi modern.

5.       William Shakespeare seorang pujangga, dramawan dan penulis.

Ada banyak lagi tokoh-tokoh pencerah dari masa Renaisans yang membawa Eropa dari abad kegelapan pada masa kebangkitan yang membuat Eropa menjadi penguasa peradaban saat ini, namun satu hal yang pasti bahwa masa renaisans adalah jawaban dan bentuk perlawanan dari bangsa Eropa atas keterpurukan yang selama ini menyelimbuti mereka beberapa abad lamanya akibat kungkungan Doktrinasi Gereja yang saat itu menentang berkembangnya ilmu pengetahuan.



Karya lukis Michaelangelo di Kapel Sistina 

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Langit-langit_Kapel_Sistina


Lukisan Monalisa yang dipenuhi dengan misteri tak terpecahkan hingga saat ini karya Leonardo Da Vinci

sumber : https://www.ideapers.com/2019/03/10-Karya-Seni-Terkenal-Leonardo-da-Vinci.html

Tuesday, 18 August 2020

Kemilau Cahaya Peradaban Islam Yang Menerangi Gelapnya Zaman Kegelapan di Eropa


Dalam bukunya Prof. Ahmad Suhelmi yang berjudul “Pemikiran Politik Barat” dikatakan bahwa sesungguhnya Eropa “berhutang” pada Peradaban Islam, dimana karena dunia islam yang saat itu mencapai puncak peradabannya sedangkan pada saat yang bersamaan Eropa justru tengah mengalami “Abad Kegelapan” justru dunia islam menjadi “jembatan” atau menterjemahkan kembali “peradaban Yunani – Romawi” yang ditinggalkan oleh Eropa sehingga karena berhasilnya peradaban Islam mentransformasikan kembali warisan peradaban Yunani – Romawi yang berharga dan diperkaya dengan kekayaan Khazanah keilmuan islam  yang kemudian 3 unsur penting peradaban ini (Yunani-Romawi-Islam) membawa Eropa dari zaman gelap pada zaman yang terang benderang. Cara bagaimana Eropa dapat tercerahkan adalah dengan penerjemahan buku-buku Arab oleh para pelajar Eropa yang menimba ilmu di spanyol yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Spanyol lalu diterjemahkan kembali ke bahasa latin, dari situlah kemudian buku-buku islam yang “mencerahkan” tersebut dipelajari disekolah-sekolah Eropa.

Penerjemahan buku-buku Yunani-Romawi, Hindu bahkan Persia dilakukan pada zaman khalifah Al-Mansyur dari kekhalifahan Abbasiyah, dimana menurutnya buku-bukur tersebut adalah harta karun, namun masalahnya adalah tidak satupun buku-buku tersebut bertulisan arab, sehingga ia kemudian memerintahkan para ilmuan dan penerjemah untuk menyalin buku-buku tersebut kedalam tulisan arab dan memilah mana buku-buku yang sesuai dengan semangat keislaman tujuannya agar buku-buku tersebut dapat dipelajari seantero arab dan bayangkan saja ternyata butuh waktu 100 tahun untuk buku-buku tersebut selesai diterjemahkan dan ditulis kembali dalam bahasa Arab! Dimulailah babak baru dimana Bagdad sebagai pusat peradaban ilmu dan pengetahuan memiliki segala sesuatu dari mulai bangunan-bangunan indah, perpustakaan, sekolah-Universitas, pemandian umum, dan Rumah Sakit pokoknya segala “bahan” pembentuk peradaban maka Baghdad (islam) memilikinya!


Gambaran kota Bagdad pada zaman Dinasti Abbasiyah

sumber : https://ibtimes.id/sistem-pertanian-modern-pada-zaman-dinasti-abbasiyah/


Kota Bagdad pada zaman Dinasti Abbasiyah yang berbentuk Bulat disebut juga dengan Kota Lingkar

sumber : https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/10/24/oybiuh313-baghdad-simbol-kemajuan-sejarah-desain-perkotaan

Pada zaman kegelapan kebiasaan mandi orang-orang muslim dianggap sebagai ritual setan, tak ayal bagaimana ketika penaklukan Cordova, Andalusia dan Granada oleh kerajaan kristen Spanyol maka pemandian-pemandian umum dikota – kota pusat peradaban Islam dihancurkan dan dilarang untuk digunakan. Menurut Larry Gonic dalam buku Komik Peradaban dikisahkan ketika di Vatikan Paus Urbanus menyerukan Perang Salib ke Yarusalem  maka ribuan orang yang berkumpul berteriak “Deus Le Volt “ (Tuhan Menghendaki) hampir menyebabkan hadirin lainnya pingsan akibat Bau mulut “...Kita semua tahu betapa meriahnya acara itu...sembrat warna-warni, kibaran bendera..tetapi, bagaimana dengan baunya? Pastilah Dahsyat, karena bangsa Frank pada saat itu jarang mandi! Paus berseru kepada kerumunan manusia berbau busuk itu agar berperang ke Yarusalem...Tigapuluh ribu mulut bergigi keropos berteriak menjawab...dan dua hadirin dari Byzantium nyaris pingsan, mungkin karena tidak tahan dengan baunya...” (Gonic, Hal 204).

Keindahan Kota Granada yang termasyur dengan Istana Al-hambra

sumber : 

https://www.femina.co.id/travel/menelusuri-jejak-kejayaan-islam-andalusia-di-cordoba-dan-granada

sumber : https://khazanah.republika.co.id/berita/px6q3o313/cordoba-keajaiban-dunia-di-era-peradaban-islam

Kisah lain ketika perang salib terjadi adalah bagaimana perbedaan yang sangat mencolok dari penanganan dokter-dokter muslim dan dokter-dokter Eropa, ketika seorang pasien bangsa Frank (Eropa) yang terluka dikakinya, dan diobati oleh dokter muslim ia dengan telaten membersihkan, mengobati dan membalut lukanya dengan hati-hati, namun kemudian tak lama datanglah dokter bangsa Frank yang mengambil alih pengobatan lalu tak disangka dia langsung mengamputasi kaki si prajurit tersebut dengan menggunakan Kapak dan dengan sekali dua kali ayunan terpotonglah kakinya dan seketika itu juga si Pasien (prajurit) langsung mati, hal ini membuat dokter muslim terbengong-bengong tak tahu harus berkata apa.

Sentuhan pertama secara langsung bangsa Eropa dengan peradaban Islam adalah ketika para pedagang Eropa melakukan perdagangan dengan bagsa Asia Barat (Arab) dimana mereka sering mengunjungi kota-kota Islam yang menakjubkan dan sangat Indah, keunggulan orang-orang Islam ini digambarkan dengan kota kota Indah yang dilengkapi taman-taman yang dihiasi dnegan sungai-sungai bagai gambaran syurga, perpustakaan, rumah sakit, sekolah-sekolah modern dan kekaguman ini mendorong bangsa Eropa menimba ilmu dari peradaban Muslim.Peradaban Eropa yang sempat tidur kemudian seakan digelitik untuk kembali bangkit dan menyusul ketertinggalan, dan sedikit demi sedikit abad kegelapan sirna berganti dengan semangat Renaisans (semangat kebangkitan) menuju zaman Aufklarung (Pencerahan). Kekaguman lain bangsa Eropa pada peradaban islam adalah ketika Khalifah Al-Mansyur dari Baghdad mengirim Kaisar Jerman Charlemagne berupa, Jam, Catur, dan seekor Gajah, terkagum-kagum karena belum pernah melihat benda-benda semacam itu bahkan Kaisar ingin agar kelak jika dia mati maka kain kafannya ingin dibordir dengan gambar gajah.

Secara tidal langsung kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa mendorong terjadinya penjelajahan samudera, karena selain dari terputusnya perdagangan di Laut tengah akibat jatuhnya Konstantinopel ketangan Umat Islam maka semangat untuk menemukan tanah baru tidak mungkin terjadi apabila bangsa Eropa belum siap/mampu secara teknologi untuk melakukan penjelajahan Samudera. Karena ilmu pengetahuan tidak terlepas adri ilmu perlayaran dan perkapalan seperti penggunaan kompas, peta, pembuatan kapal dan sistem navigasi serta astronomi.

Sebagai generasi muda islam maka selayaknya kita belajar dari kebangkitan bangsa Eropa, karena kita sudah “tertidur’ terlalu lama, kebangkitan kembali peradaban dan ilmu pengetahuan yang pernah dikuasai oleh dunia Islam tidak mungkin terjadi apabila generasi muda yang hanya hidup tanpa semangat belajar dan beribadah, karena hakikat dari adanya peradaban islam adalah karena umat islam memegang teguh ajaran islam dengan semangat belajar dan memperbaiki diri sedangkan kemunduran islam-pun pastinya tidak terlepas dari bagaimana saat ini ajaran islam sudah mulai ditingggalkan oleh penganutnya terlebih semangat Belajar dan semangat beribadah yang mulai padam dari jiwa-jiwa generasi muda islam.

Monday, 17 August 2020

197 Tahun Nusantara dibawah Cengkraman Perusahaan Dagang : VOC

Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara awalnya didorong perburuan rempah-rempah yang berharga, setelah menemukan Nusantara (Hindia Timur) sebagai pusat penghasil rempah-rempah terutama daerah Maluku timbullah hasrat untuk berkuasa, salah satunya dengan jalan memonopoli perdagangan, negara-negara Eropa yang berdagang di Nusantara terdiri dari berbagai kongsi-kongsi (perusahaan) dagang mandiri, sehingga membuat persaingan menjadi sangat ketat karena mereka bukan hanya harus bersaing dengan kongsi dagang dari negera lain namun juga dari konsi dagang yang berasal dari negara yang sama, maka bertujuan untuk menghindari persaingan sesama kongsi dagang bangsa sendiri dan memperkuat persaingan dengan kongsi dagang bangsa lainnya dibentuklah persatuan Kongsi dagang negara-negara tersebut dibawah satu bendera seperti Inggris yang membentuk EIC (East India Company) yang berpusat di Kalkuta-India dan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)  yang berpusat di Batavia (sekarang Jakarta).

VOC berdiri pada tanggal 20 Maret 1602 sebagai gabungan kongsi/perusahaan dagang bangsa Belanda, yang dipimpin oleh Heeren XVII  atau Dewan Tujuh Belas alias Tuan pemilik saham yang berasal dari 17 Provinsi yang ada di Belanda. Saking istimewanya Perusahaan ini bahkan bisa dikatakan bahwa dia seumpama “negara didalam negara”, mengapa? Karena hak istimewa yang dimiliki oleh VOC sama seperti hak yang dimiliki oleh sebuah negara. Hak istimewa yang dimiliki VOC disebut dengan Hak Octroi yaitu sebagai berikut :

1.       Monopoli Perdagangan

2.       Membentuk angkatan perang dan tentara sendiri

3.       Melakukan peperangan tanpa harus persetujuan Kerajaan Belanda

4.       Melakukan perjanjian dengan raja-raja setempat

5.       Mencetak mata uang sendiri

6.       Mengangkat pegawai sendiri

7.       Memerintah tanah jajahan

Mengapa kerajaan Belanda memberikan hak istimewa tersebut padahal bisa saja kerajaan Belanda mengambil alih pengelolaan VOC? Karena dengan pengelolaan diberikan pada pihak swasta maka orientasi keuntungan akan tetap menjadi prioritas dan secara tidak langsung ini memberikan keuntungan kepada pihak kerajaan. Bayangkan bagaimana kemudian pengelolaan VOC ini dilakukan oleh Heeren XVII langsung dari Amsterdam ke Hindia Timur? Hal ini sangat rumit dan jauh maka kemudian diangkatlah Jenderal Gubernur yang berkantor di Batavia  (gedung kantornya sekarang adalah Museum Fatahillah Jakarta) dalam mengurusi VOC dimana Jenderal Gubernur ini bertanggung jawab langsung kepada anggota Heeren XVII. Posisi Batavia yang strategis dan berada ditengah-tengah/pusat Hindia Timur menjadikan VOC mudah dalam melakukan ekspansi penguasaan atas perdagangan diberbagai daerah.


Kantor Gubernur Jenderal VOC di Batavia sekarang menjadi Museum Fatahillah - Jakarta

sumber : https://www.anekatrip.com/museum-fatahillah/

Jenderal Gubernur VOC petama yaitu Pieter Both (1602-1614) merupakan peletak dasar VOC sebagai sebuah kongsi dagang Belanda didaerah Hindia Timur, selanjutnya selain Pieter Both ada Gubernur Jenderal VOC yang termasyur cerdas namun licik, kejam dan ambisius juga sebagai peletak dasar dari terjadinya Kolonialisme dan Imperialisme di Nusantara yaitu Jan Piterzoon Coen (J.P Coen) dimana atas keberhasilannya menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara dan memberikan keuntungan besar bagi VOC maka JP. Coen bahkan diangkat hingga dua kali sebagai Gubernur Jenderal VOC. Keberhasilan JP.Coen diantaranya seperti mengalahkan dan mengusir Portugis, menaklukan kerajaan-kerajaan di Nusantara seperti Banten, Mataram Islam, Kerajaan Makassar, ternate, Kalimantan Selatan, Banda , Ambon bahkan Papua.


Gambar Gubernur Jenderal VOC J.P Coen

sumber :https://en.wikipedia.org/wiki/Jan_Pieterszoon_Coen

Kelicikan VOC dalam menjaga harga rempah-rempah tidak jatuh dan tetap berharga adalah dengan sistem pelayaran Hongi, apa itu pelayaran Hongi?  yaitu  sistem pengawasan yang dilakukan kapal-kapal VOC dalam menjaga kestabilan harga rempah-rempah yaitu dengan cara membakar pohon-pohon cengkih atau pala disaat stock rempah-rempah sangat melimpah, karena dengan melimpahnya rempah-rempah otomatis akan membuat harga jatuh dan ini yang tidak diinginkan oleh VOC. Sistem pelayaran Hongi ini mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat terutama rakyat Maluku sebagai pusat penghasil rempah-rempah karena kerja keras mereka dalam memelihara perkebunan rempah-rempah harus musnah karena penghancuran yang dilakukan oleh pihak VOC padahal saat itu seharusnya mereka panen raya dan untung besar.

Awal kehancuran VOC mulai terjadi pada abad ke 18 setelah mengalami kejayaan dari abad 17 hingga awal 18, hal ini bermula dari perubahan mengenai pengelolaan VOC yang asalnya dilakukan oleh swasta (Heeren XVII) kemudian berpindah pada Raja Willem IV, maka pengelolaan profesional yang dilakukan oleh swasta dimana sebelumnya orientasi keuntungan adalah prioritas kemudian sedikit demi sedikit bergeser menjadi sistem feodal kekuasaan yang berakhir pada korupsi dan menumpuk kekayaan serta keuntungan pribadi para penjabat VOC.  Karena korupsi yang merajalela  keuntungan yang dihasilkan VOC semakin menurun sedangkan ongkos belanja semakin meningkat salah satunya adalah akibat perang Jawa (perang Diponogoro) yang melelahkan serta menguras habis anggaran keuangan VOC akibatnya VOC gulung tikar dan resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799. Segala urusan terhadap daerah koloni Belanda termasuk di Nusantara kemudian dikelola oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Maka dimulailah era baru dimana Nusantara (Hindia Timur) dikuasai langsung oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dan Nusantara (Hindia Timur) kemudian lebih dikenal dengan sebutan Hindia Belanda.

Faktor-faktor lain yang mengakibatkan dari mudahnya kerajaan-kerajaan Nusantara jatuh ketangan para penjajah adalah selain karena terpengaruh dengan politik devide et Impera (politik adu domba) adalah karena banyaknya penjabat pribumi yang juga “mengamankan” pengaruh dan kekuasaannya masing-masing degan cara menjilat pada pihak asing, karena mereka sadar saat itu posisi VOC sangat kuat sedangkan kita semakin lemah, maka tidak ada pilihan lain selain “manut dan menurut” ketimbang diperangi dan dihancurkan. Perlu kita ketahui bersama kekayaan VOC ketika masa kejayaannya yaitu bahkan mampu menjadikan Belanda sebagai negara yang kaya raya di Eropa (dimasa sebelumnya Belanda justru dibawah penjajahan Spanyol) dan membangun Infrastruktur-inftrakstruktur modern nan megah justru dari keringat, darah dan air mata rakyat Nusantara. Mereka datang ke Nusantara mengisi kapal-kapal dengan batu bata tak berharga namun kembali ke Eropa dengan kapal-kapal yang penuh dengan harta karun rempah-rempah yang sangat berharga.

Dapat dibayangkan oleh kita bagaimana dari tahun 1602 hingga 1799 yaitu selama 197 tahun daerah Nusantara justru bukan dijajah oleh sebuah negara namun ternyata oleh sebuah kongsi dagang atau perusahaan, fakta tersebut sesungguhnya sangat menyakitkan dan menyesakan dada, namun hal tersebut sehatusnya membuat kita berfikir bahwa pengalaman pahit yang dirasakan oleh para pendahulu kita tidak lagi  dirasakan oleh generasi saat ini. Secara sadar atau tidak sistem Imperialisme modern justru lebih halus namun lebih menakutkan, sebagai contoh kecil adalah bagaimana kemudian secara tidak sadar kita terjajah secara ekonomi karena lebih mencintai produk import dibandingkan dengan produk dalam negeri, tugas kita bersama selain mencintai produk dalam negeri namun juga meningkatkan kualitas dan daya saing serta nilai jual produk tersebut agar negara kita bisa lebih berdikari (bediri dibawah kaki sendri) tidak tergantuh dibawah pengaruh ekonomi negara lain bahkan lebih baik lagi apabila produk Indonesia mampu dihargai dan bersaing di dunia dengan produk-produk negara lainnya.  

                                                                                                                                        

Wednesday, 12 August 2020

Segitiga Persahabatan dalam Lingkaran Kekuasaan : Soekarno, Kartosuwiryo dan Semaun

sumber : https://www.kompasiana.com/igoendonesia/5535a1c46ea834370fda42e1/simpang-jalan-tiga-sekawan-soekarno-semaun-sekarmadji

"Perjuanganku lebih mudah karena melawan Penjajah ... Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri” (Ir.Soekarno)


Seorang pemuda dengan perawakan cungkring, hitam dan rambut keriting menertawakan Soekarno muda yang tengah berlatih berpidato di depan cermin dikamar kost-nya, pemuda itu mengatakan jika Soekarno seperti orang gila, kemudian Soekarno membalas : justru kamu yang kurus, hitam dan berambut keriting tidak mungkin jadi orang besar. Soekarno dan pemuda itu sangat dekat, hingga tak sungkan lagi untuk saling mengejek tak ada rasa tersinggung atau kesal justru akan dibalas lagi dengan ejekan yang lebih. Tak ada yang tahu apa yang terjadi dimasa depan nanti, Persahabatan yang begitu indah suatu saat akan membawa mereka berdua pada manisnya perjuangan dalam mengusir Penjajah dan mewujudkan cita-cita berdirinya Negara Indonesia namun suatu saat takdir pula akan membuat mereka saling berhadapan karena perbedaan padangan politik dan idealisme hingga pemuda itu akan mati karena “tanda tangan” yang dibubuhkan Soekarno diatas surat eksekusinya. Pemuda itu bernama Kartosuwiryo.

Soekarno, Semaun dan Kartosuwiryo bersama penah menghuni rumah Kost Milik seorang tokoh Nasional yaitu H. Said Omar Cokroaminoto (HOS Cokroaminoto) yang saat itu dijuluki  sebagai “Raja Jawa tanpa Mahkota” saking banyaknya tokoh Bangsa yang menjadi muridnya, ketiganya berguru pada sosok yang sama namun suatu saat justru masing-masing menganut idealisme yang bersebrangan, seperti Soekarno yang berfahamkan Nasionalis, Kartosuwiryo Islamis, dan Semaun yang rajin mengaji justru akan memilih haluan Komunis. Ketiganya sangat mengagumi sosok HOS. Cokroaminoto, bahkan Soekarno sebagai murid kesayangann dinikahkan dengan putri Cokro yaitu Siti Oetari, Kartosuwiryo dipercaya bekerja di koran milik Cokro yaitu Fadjar Asia sebagai sekretaris dan Semaun yang nge-fans berat kepada Cokro juga masuk ke Organisasi SI (Serikat Indonesia) bentukan Cokro walaupun harus berakhir dengan pemecatan Semaun karena telah menyusupkan ideologi komumis ke SI namun Semaun tetap menruh kagum dan hormat kepada Cokro.

Kisah Tragis antara Soekarno dan Kartosuwiryo juga Indonesia dan NII dimulai pada tahun 1948 ketika perjanjian Renville berhasil disepakati dipandang sangat merugikan Indonesia salah satunya adalah Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia dan TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Otomatis hal ini membuat Ibu Kota Indonesia pindah dari Jakarta ke Jogjakarta dan hijrahnya Divisi Siliwangi beserta laskar-laskar perjuangan ke daerah Jogjakarta. Kartosuwirjo dengan Laskar pejuangannya yang bernama Hizbullah menolak menuruti Perjanjian Renville karena bagi mereka itu tandanya Indonesia kalah dari Belanda sekaligus berakhirnya eksistensi Negara Indonesia maka untuk mengisi kekosongan kekuasaan (menurut pandangan Kartosuwirjo) dideklarasikanlah Negara Islam Indonesia (NII) pada 7 Agustus 1949 yang berlandaskan syariat Islam dengan angkatan tentaranya bernama Tentara Islam Indonesia (TII).

Tidak lama setelah berhijrah ke Jogjakarta Divisi Siliwangi kembali lagi ke Jawa Barat, ternyata mereka harus dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka dihadang oleh TII yang dulu merupakan teman seperjuangan dalam mengusir Belanda justru kini saling berhadapan sebagai musuh dan memaksa mereka tunduk dibawah Negara Islam Indonesia, karena menolak maka Divisi Siliwangi yang saat itu tengah mengahadapi Pasukan Belanda juga sekaligus harus berhadapan dengan pasukan TII. Akibat pembangkangan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo Indonesia yang masih belia menghadapi pemberontakan DI/TII dan merupakan pemberontakan yang paling lama serta paling sulit ditumpas hingga baru berhasil dipadamkan pada tahun 1962 (13 tahun kemudian).

Dengan tertangkapnya Kartosuyiryo maka otomatis sebagai pemberontak dia dijatuhi hukuman mati, karena Soekarno yang merupakan seseorang yang pernah dekat dengan Kartosuwiryo sempat merasa galau, selama 3 bulan Soekarno enggan menandatangai surat eksekusi Kartosuwiryo yang merupakan sahabatnya sendiri. Dengan derai air mata dan berat hati maka Soekarno diposisikan  harus lebih mengedepankan tugasnya sebagai Pemimpin Negara dibanding dengan perasaannya. Dapat disayangkan sebenarnya sesaat sebelum Kartosuwiryo memproklamirkan NII, Wakil Presiden Hatta dan Menteri M.Natsir sudah berusaha mengirim surat kepada Kartosuwiryo dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya agar Kartosuwiryo menguringkan niatnya memproklamirkan NII karena bagaimanapun bangsa Indoensia tidak mau berhadapan dengan saudara seperjuangannya sendiri namun karena sulitnya utusan Hatta dan Natsir bertemu dengan Kartosuwiryo sehingga surat tersebut baru diterima olehnya setelah dideklarasikannya NII.

Kisah antara Soekarno dan Semaun tidak se-Tragis seperti Soekarno-Kartosuwiryo, meski Semaun menganut faham Komunis, bahkan ketika Semaun diasingkan ke Belanda (oleh pemerintah Hindia Belanda) karena beberapa kali memotori pemogokan dan demontrasi buruh, Semaun kemudian lari dari pengasingannya dari Belanda ke Soviet, dan dengan jalan "kiri"nya dia aktif melancarkan gerakan-gerakan komunisnya untuk kemerdekaan Indonesia bahkan Lenin (Pemimpin Negara Komunis Soviet)  bisa dikatakan "dekat" dan "percaya" kepada Semaun dengan memberikannya beberapa jabatan penting. Bertahun-tahun Semaun hidup di Soviet, rasa rindunya terhadap Indonesia memanggilnya untuk kembali, apalagi ketika ia mengetahui Indonesia telah merdeka dibawah pimpinan Soekarno, temannya dulu ketika Indekos di rumah Cokro. namun karena dianggap sangat "mengetahui" Soviet", kepulangan Semaun dihalang-halangi Soviet, khawatir dia akan membocorkan rahasia penting mengenai Soviet jika pulang ke Indonesia, namun hal ini kemudian dapat diatasi ketika Soekarno melakukan kunjungan untuk pertama kalinya ke Moscow-Soviet dan Semaun meminta bantuan Soekarno agar ia dapat kembali pulang ke Indonesia. maka Soekarno kemudian meneruskannya  kepada Marsekal Barsilov (Pimpinan tertinggi Partai Komunis Uni Soviet) dan akhirnya Semaun bisa kembali ke Indonesia pada tahuh 1957. Setibanya di Indonesia Semaun berusaha merebut kembali pengaruhnya di SI namun karena gagal akhirnya Semaun mengisi kegiatannya sebagai tenaga pengajar di Universitas Padjajaran sebagai Dosen Ilmu Ekonomi hingga meninggal secara wajar tahun 1971. Terlepas dari pemahaman Kiri nya namun Semaun tidak menggunakan itu untuk melawan pemerintah Indonesia seperti tokoh Komunis lainnya, justru dia menggunakan faham komunisnya untuk membantu Indonesia lepas dari penjajah, maka dari itu kemudian Semaun dapat hidup aman hingga akhir hayat karena tak memilih jalan sebagai "pemberontak", meskipun seumur hidupnya dia tetap membawa "Cap" yang kurang baik akibat ideologi Komunis-nya.

 

 

 

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...