- It's Me Nanin Maryani, S.Pd - Mari menjelajahi ruang dan waktu dengan Imajinasi yang tak terbatas bersama Dunia Sejarah sebagai Seni dan Kisah ! Selamat Datang di Dunia ku...Dunia para Pencinta Sejarah..Belajarlah dari Masa Lalu dan berjuanglah untuk Masa Depanmu ! Maka Dengarlah Nasihat Umar Bin Khattab R.A "Ajarkanlah Sastra (sejarah) kepada Anak-anakmu, Karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi PEMBERANI !"
Sunday, 17 January 2021
Lahirnya Paham-Paham Baru di Dunia
Sunday, 8 November 2020
Revolusi Rusia : Lahirnya Negara Komunis Pertama di Dunia “Uni Soviet”
Rusia adalah sebuah Negara yang sangat luas, dingin dan sepi, mengapa? Karena Luas Rusia bisa dikatakan seluas Benua padahal ia adalah sebuah negara, Dingin karena Rusia terkenal dengan musim dinginnya yang ekstrime karena sacara letak geografis sangat dengan Kutub Utara dan Sepi karena Rusia tidak dilalui oleh jalur perdagangan antara barat dan timur. Dan karena beberapa alasan ketika negara-negara Eropa Barat telah menjadi negara Industri namun Rusia masih menjadi negara agraris dengan sistem pemerintahan Monarki absolut dengan Tsar sebagai Raja/kaisar Rusia pemegang kekuasaan tertinggi.
Dikenal sebagai negara yang terbelakang maka pada masa
pemerintahan Tsar Alexander III (1881-1894) Rusia mulai merintis menjadi negara
Industri sehingga muncul golongan baru dalam sistem sosial Rusia selain
Golongan Bangsawan dan Golongan Rakyat Jelata yaitu munculnya Golongan Buruh
(proletar) , kaum inilah yang suatu saat akan melahirkan faham sosialis dan
Komunis yang akan menggulingkan sistem Monarki (kerajaan) di Rusia. Adanya
ketidakpuasaan terhadap pemerintahan monarki pada saat itu kemudian mendorong
terbentuknya kelompok Molshevik (sosial-Demokrat)
yang dipimpin oleh George Plekhanov dan
kelompok Bolshevik ( Komunis) yang
dipimpin oleh Lenin, mengingikan
terjadinya Revolusi dengan cara menggulingkan Tsar yang dianggap sudah tidak
layak dan untuk memperlancar tujuannya tersebut maka dibentulah Soviet
Pitersburg yaitu semacam dewan buruh dan tentara.
Maka pada taanggal 7 Oktober 1917, kekaisaran Rusia
digulingkan oleh soviet Pitersburg
dibawah kendali kelompok Bolshevik dengan pimpinan Lenin serta mengganti Rusia
dengan negara Uni Soviet dengan Komunnis sebagai sistem negara satu-satunya,
Revousi Rusia disebut juga dengan Revolusi Oktober. Nasib Tsar yang digulingkan
yaitu Tsar Nicholas II sangat mengenaskan dimana untuk menghapus jejak
kemunduran Rusia maka Tsar beserta seluruh Keluarganya dibunuh dengan kejam.
Lenin yang dikenal sebagai tokoh utama yang membidani lahirnya negara Komunis
pertama di dunia menjadikan Moskow sebagai pusat dari ibu kota Komunis dunia dan menjadikan Uni Soviet sebagai
“perkumpulan” negara-negara Komunis seluruh dunia. Adapun pengaruh dari terjadinya
Revolusi Rusia adalah lahir dan berkembangnya faham Komunis di dunia termasuk
di Indonesia dengan munculnya partai ISDV (1920) dan PKI yang pernah menempati urutan terbesar kedua di dunia sebagai
partai komunis setelah Uni soviet sebelum menjadi partai dan aliran terlarang
di Indonesia pada tahun 1965.
Lenin ketika sedang berpidato pada saat terjadinya revolusi Oktober sumber : https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/10/revolusi-rusia.html
Kedatangan “Negara Matahari Terbit” di Indonesia
kalian mengetahui bagaimana
bendera dari Neagra Jepang bukan? Bendera Jepang berwarna dasar putih dengan
bentuk lingkaran berwarna merah ditengahnya, nah inilah yang mengggambarkan
sebagai bentuk dari matahari karena bangsa Jepang meyakini bahwa asal usul
nenek moyang mereka berasal dari Dewa Matahari atau yang disebut dengan
Ameteratsu dan Kaisar Jepang yang sangat mereka sakral-kan dan diangggap suci
dipandang sebgai titisan langsung drai Dewa Ameteratsu. Bisa dikatakan hal ini
kemudian mendasari munculnya Fasisme dari negeri Jepang, apa itu Fasisme?
Fasisme adalah faham yang memandang bahwa satu bangsa paling unggul dan paling
tinggi dibanding bangsa-bangsa lainnya sehingga mereka merasa berhak menguasai
bangsa lainnya. Dan Fasisme dijepang memiliki slogan Hakko Ichiu yang artinya
menguasi dunia dibawah satu kekaisaran, apalagi bisa dikatakan bahwa Indonesia
merupakan bangsa satu rumpun dengan bangsa Jepang jadi ini merupakan salah satu
faktor Jepang juga menargetkan Indonesia yang saat itu berada dibawah kekuasaan
Hindia Belanda agar masuk pada kekuasaan Kekaisaran Jepang.
Kedatangan “Negara Matahari
terbit” pada awalnya disambut baik dan antusias oleh hampir seluruh rakyat
Indonesia karena slogan “saudara Tua” membuat bangsa indonesia percaya bahwa kedatangan
Jepang akan membantu Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda. Untuk hal ini
kemudian tidak salah karena setelah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia maka
terjadilah perjanjian Kalijati di Subang pada 4 maret 1942 dimana Belanda yang
diwakili oleh jendral Ter Poorter menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang
diwakili oleh Jendral Imamura. Namun ibarat sebuah pepatah “keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau”
setelah indonesia lepas dari penjajahan Belanda maka dibukalah lembaran baru
sejarah bangsa Indonesia yaitu masa Pendudukan Militer Jepang yang jauh lebih
menyengsarakan walau hanya terjadi selama 3,5 tahun yaitu 1942-1945.
Pemerintahan yang dibentuk di
Indonesia pada masa penjajahan Jepang adalah sistem Militer, baik itu ekonomi,
politik, sosial dan Budaya hal ini bertujuan agar Indonesia membantu Jepang
dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan As dan sekutu. Perlu kalian
ketahui bahwa Jepang bisa dikatakan satu-satunya bangsa Asia yang “setara”
dengan bangsa Barat yang dilatarbelakangi kemenangan perang Jepang atas Rusia
sebagai bangsa kulit putih pada tahun 1905 dan ini sekaan membuktikan bahwa
paradigma bangsa kulit berwarna seperti bangsa-Bangsa Asia ternyata mampu
mengalahkan bangsa kulit putih dan menjadi pemicu lahirnya ‘rasa percaya diri”
bangsa-bangsa Asia, dan terlibatnya Jepang dalam perang Pasifik ketika
terjadinya perang Dunia adalah ketika Jepang dengan berani menantang dan
mengusik Amerika Serikat dengan diserangnya Pangkalan Militer AS di Pearl Harbor
pada 8 Desember 1941.
Karena pemerintahan yang dibentuk
oleh jepang adalah pemerintahan militer maka saat itu Indonesia dibagi menjadi
3 bagian yaitu :
1. Pemerintahan
Militer Angkatan Darat yaitu tentara Kedua Puluh Lima untuk sumatera yang
berpusat di Bukit Tinggi
2. Pemerintahan
Militer Angkatan Darat yaitu tentara Keenam Belas untuk Jawa dan Madura
pusatnya di Jakarta dan dibantu oleh Angkatan Militer laut
3. Pemerintahan
Militer angkatan Laut yaitu Armada selatan kedua untuk daerah kalimantan,
sulawesi, dan maluku, pusatnya di Makassar.
Sistem ekonomi
juga menggunakan sistem ekonomi Milter dimana segala keuntungan dan aktifitas
ekonomi dilakukan dengan tujuan membantu kemenangan Jepang, inilah kemudian
menjadi salah satu alasan penderintaan rakyat sangat dirasakan melebihi ketika
penjajahan Belanda, karena bagaimanapun ketika Belanda menjajah Indonesia namun
Belanda tetap melakukan pembangunan yang langsung atau tidak langsung maka
manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia seperti Pembangunan
Gedung-gedung Pemerintahan, Jembatan, Waduk, Irigasi, Jalan-jalan Raya (seperti
Jalan raya Deandles atau Jalan Raya Pos) juga fasilitas-fasilitas umum lainnya
seperti stasiun, rel kereta api, rumah skait, sekolah, universitas dll
sedangkan Pemerintah militer Jepang bisa dikatakan mengambil atau malah
menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Belanda (walau tidak semua) seperti
Baja-Baja, besi besi dan logam-logam lainnya seperti yang ada pada
jembatan-jembatan diambil dan dihancurkan untuk dileburkan dengan tujuan dibuat
kembali menjadi alat-alat pendukung perang Jepang, ditambah lagi kewajiban
menyerahkan hasil bumi yang sangat memberatkan atau menjadi Romusha
mengakibatkan banyak korban jiwa baik karena kelaparan atau kekelahan bekerja
tanpa henti.
Dalam sistem
pendidikan demikian pula dilakukan doktrinasi dan pelatihan-pelatihan militer
untuk rakyat agar dapat dipergunakan oleh jepang sebagai tentara cadangan
termasuk organisasi-organisasi kepemudaan, dalam bidang sosial salah satunya
dibentuk Tanorigumi atau yang kita sebut dengan RT/RW saat ini dnegan tujuan
mengawasi gerak-gerik rakyat adar dapat dipantau oleh pemerintah Jepang. Dalam
bidang budaya juga diberlakukannya penggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa
wajib dalam pengantar pendidikan, diwajibkannya masyarakat melakukan penghormatan
dengan membungkuk pada Matahari yang secara tidak langsung berarti melakukan
penghormatan pada kaisar Jepang.
Itulah
seringkali kemudian kita sering mendengar cerita drai nenek atau kakek kita
dahulu bagaimana sulitnya hidup pada zaman Militer Jepang, saking menderitanya
bahkan manusia-manusia tidak memiliki kain untuk pakaian sehingga menggunakan
karung goni yang penuh kutu untuk menutupi dan menghangatkan tubuh, belum lagi saking
sulitnya masyarakat mendapatkan makanan hingga batang pisang hingga jantung
pisang digunakan untuk lauk makan bahkan dibeberapa daerah di indonesia
masyarakat memakan tanah “Hampo” untuk dikonsumsi pengganti nasi.
Sunday, 25 October 2020
Revolusi Amerika : Kemerdekaan Amerika, resolusi HAM dan awal keruntuhan kerajaan-kerajaan Eropa
Kalian pernah film Titanic yang tersohor dan menyabet banyak kategori penghargaan Oscar? Jika kalian pernah menontonnya maka kalian akan mendapati cerita bahwa kapal Titanic yang diramalkan tidak akan bisa tenggelam adalah kapal yang berisikan orang-orang inggris yang hendak mencari “peruntungan” menuju negeri Amerika pada tahun 1912. Bisa dikatakan bahwa “negeri Amerika” adalah tempat dimana orang-orang Eropa terutama orang-orang Inggris yang menginginkan kebebasan memilih “berhijrah’ itulah mengapa Amerika bisa dikatakan menjadi negeri yang lebih maju dibanding dengan Eropa padahal orang-orang Amerika (yang notabene berkulit putih) merupakan keturunan yang sama yaitu Eropa.
Penemuan Benua Amerika
Benua Amerika ditemukan Oleh Colombus pada tahun 1492 yang
mengira itu adalah tanah India (itulah mengapa penduduk asli Amerika diberi
nama suku Indian), baru pada tahun 1503 seorang penjelajah bernama Amerigo
Vespuci meluruskan dan membuktikan bahwa yang ditemukan oleh Colombus bukanlah
India tapi sebuah benua baru, sebagai bentuk penghargaan maka benua tersebut
diberi nama Amerika.
Koloni di Amerika
Pada abad ke 17 Amerika menjadi rebutan antara Inggris dan Prancis, sehingga terjadi perang yang dinamakan perang Tujuh Tahun (1756-1763), masyarakat kulit putih di Amerika yang notabene kebanyakan adalah orang inggris tentu saja lebih memihak kepada inggris dari pada Prancis, sehingga perang tujuh tahun ini berhasil dimenangkan oleh pihak inggris.
Pertentangan dengan Inggris
Setelah kemenangan Inggris atas Perancis di Perang Tujuh
Tahun, maka status Amerika saat itu menjadi salah satu daerah koloni inggris
dan untuk banyak hal harus bersia mengikuti peraturan dan keinginan inggris
sebagai Negara induk. Pertentangan kemudian terjadi ketika setelah Perang Tujuh
Tahun berakhir Kas keuangan Inggris menjadi terkuras dan tentu saja Inggris
membutuhkan pemasukan, maka kemudian Inggris memberlakukan beberapa kebijakan
terkait Amerika seperti :
1.
SugarAct atau Undang Ungdang Gula (1768) dimana
gula yang masuk ke daerah koloni dikenai pajak
2.
Stamp Act atau Undnag-Undnag Materai (1765)
yaitu pajak materai pada dokumen resmi maupun barang cetak di daerah koloni
3.
Townshed Act atau Undang-undang Twonshed yaitu
pajak yang dikenakan pada Timah, Cat kertas (tinta), gelas dan Teh Import
4.
Tea Act atau Undang-Undang The (1773) yaitu
memberikan kewenangan lebih (monopoli) pada EIC (kongsi dagang milik Inggris)
dalam perdagangan Teh sehingga mematikan usaha pedagang setempat.
Selain dari penolakan atas berbagai pajak yang dibebankan
kepada koloni, penolakan juga dilakukan karena dalam pengambilan keputusan,
pihak parlemen Inggris tidak menyertakan/melibatkan perwakilan dari pihak
koloni sehingga muncullah slogan “No
Taxation without Represantation” yang artinya Tolak Pajak Tanpa Perwakilan.
Peristiwa The Boston
Tea Party
Puncak dari penolakan dan perlawanan kepada Inggris adalah terjadinya
peristiwa The Boston Tea Party atau
Pesta The Boston yaitu ketika para pedagang yang berpura-pura menjadi orang
Indian dan membajak Inggris (EIC) dan
melemparkan seluruh teh-teh tersebut ke
laut
Perlawanan-perlawanan yang
dilakukan oleh koloni sama sekali tidak membuat Inggris goyah, sehingga sebagai
bentuk perlawanan secara diplomasi dan persatuan Nasional dari berbagai daerah
bagian Koloni maka dibentuklah The Continental Congress yang terdiri dari 13 koloni bertemu di
Philaderphia pada Oktober 1774 yang menghasilkan 2 keputusan yaitu :
1.
Menghentikan hubungan dagang dengan Inggris jika
pemerintah inggris tidak menghapuskan aturan pajak yang membelenggu koloni
2.
Menyerukan setiap koloni untuk menyiapkan
warganya berlatih perang.
Dalam hasil kongres tersebut belum
ada tuntutan untuk merdeka kepada pihak inggris, namun karena Inggris masih
tetap bergeming maka munculah seruan-seruan agar Amerika merdeka dan terlepas
dari inggris. Pada 4 Juli 1776 dideklarasikanlah kemerdekaan Amerika serikat
dengan Presiden pertamanya yaitu George Washington, sedangkan 4 anggota kongres
yang terkenal vocal dalam menyuarakan kemerdekaaan adalah Thomas Jefferson,
John Adam, James Wilson, dan Alexander Hamilton. Namun dalam upaya kemerdekaannya
Amerika dibantu oleh pihak Perancis yang sebelumnya pernah dikalahkan oleh
Inggris dalam Perang Tujuh tahun dalam memperebutkan Amerika (tapi sekarang
agar bisa merdeka dari inggris justru amerika dibantu oleh Perancis) sehingga Inggris
baru mengakui kemerdekaan Amerika pada tahun 1783 dalam perjanjian yang
diselenggarakan di Paris.
Perjuangan Hak Asasi Manusia
Yang menjadi keunikan dari kemerdekaan
Amerika adalah dengan dideklarasikannya kemerdekaan maka dideklarasikan pula
mengenai Hak Asasi Manusia seperti yang tertuang dalam dokumen Deklarasi bahwa “semua manusia sama-sama memiliki hak yang
tidak dapat diganggu gugat, yaitu hak hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan. Pemerintah
dibentuk dan berwenang untuk melindungi hak asasi itu atas persetujuan rakyat
(pihak yang diperintah)”
Pengaruh Revolusi Amerika
Ada beberapa alasan penting
mengapa Revolusi Amerika merupakan Revolusi yang berpengaruh terhadap masa
depan dunia adalah bahwa dengan terjadinya revolusi Amerika selain sebuah
bentuk perjuangan terhadap penjajahan juga merupakan perjuangan atas Hak Asasi
Manusia yang pada dasarnya lahir sebagai manusia yang merdeka, dan Pemerintah
berkewajiban untuk melindungi hak hak warga negaranya dan menjamin kedaulatan serta
demokratisme. Selain itu pengaruh dari Revolusi Amerika adalah meluasnya faham
Demokrasi dan Liberalisme ke wilayah Eropa mengingat saat itu Eropa masih
kuasai oleh system Monarki (Kerajaan) yang lebih banyak menguntungkan para
golongan kelas atas (keluarga kerajaan, Bangsawan dan kaum rohaniawan) dan
revolusi yang lahir sebgaai pengaruh dari adanya Revolusi Amerika adalah
terjadinya Revolusi Perancis (1789-1799) yang berhasil manjatuhkan Raja
Perancis saat itu yaitu Louis XVI yang dianggap lemah, tidak becus dan korup.
Sunday, 18 October 2020
Indonesia : “SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU DIGANTI”
sumber gambar : https://en.wikipedia.org/wiki/Geography_of_Indonesia
Seringkali kita dibuat penasaran sebenarnya dari mana nama
Indonesia berasal? Nama yang sejak kehadirannya hingga saat ini menjadi sumber
kekuuatan dan perjuangan hingga tertumpahnya nyawa dan darah para pahlawan yang
tak dapat terhitung banyaknya. Ternyata nama Indonesia mulanya dikembangkan
oleh Adolf Bastians (seorang Sarjana Jerman) yang mengambil istilah dari Logan (seorang
sarjana Inggris). Namun yang dimaksud Bastians dengan Konsep Indonesia adalah
Indonesia secara Etnografi, Bukan konsep Indonesia seperti saat ini. ( AM.
Sardiman dan Lestariningsih, Amurwani Dwi (2017) : 195).
Etnografi adalah sebuah cabang dari ilmu sosial yang
mempelajari pola hidup dan interaksi kelompok berdasarkan sistem Sosio-Kultural.
Jadi awalnya nama Indonesia bukanlah nama sebuah bangsa dan negara seperti saat
ini, nama indonesia awalnya hanya digunakan untuk menyebut suatu masyarakat
yang memiliki pola sosial-kultural yang sama, namun kemudian dari inspirasi nama
inilah para pendiri bangsa menggunakannya bukan hanya sebatas identitas namun
juga cita-cita.
Dipelopori oleh M. Hatta sebgai pengurus aktif dari Perhimpunan
Indonesia/ PI (1925) di Belanda (saat itu beliau dan beberapa pemuda tengan
mengenyam pendidikan di negeri Belanda) dengan secara aktif dan rutin mengeluarkan
majalah sebagai corong perjuangan propaganda kemerdekaan. Awalnya majalah
tersebut bernama : “Hindia Putra” kemudian diganti menjadi “Indonesia Merdeka”.
Digantinya nama majalah tersebut memiliki maksud atau tujuan besar yaitu agar
kemudian orang-orang tidak lagi memakai nama “Indes Nerderlandises/Hindia
Belanda” yang cendrung merendahkan namun menggantinya dengan membiasakan
menyebut nama “Indonesia” maka dimuali-lah masa itu...masa dimana dalam diskusi-diskusi,
perdebatan-perdebatan, pidato-pidato, kongres-kongres bahkan media massa kompak
tak lagi menyebut dan menulis “Indes Nerderlandises/Hindia Belanda” namun “INDONESIA”,
Seperti yang M, Hatta katakan ...”SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU
DIGANTI”
Sumpah Pemuda : Langkah nyata dalam mewujudkan Cita Cita “Indonesia”
Pemerintah Belanda mendapat banyak keuntungan selama menjadikan Hindia Belanda (indonesia) sebagai tanah jajahan, keuntungan yang besar-besaran ini kemudian mampu membangun negeri belanda nun jauh dibenua Eropa sana menjadi salah satu negara yang kaya raya, tentu ini berbanding terbalik dengan Hindia Belanda (indonesia) yang sudah dikeruk habis-habisan baik sumber daya alama maupun tenaga dan nyawa rakyatnya terutama setelah diterapkannya program Tanam Paksa. Berangkat dari kondisi mengerikan inilah kemudian muncul kritikan dari beberapa golongan “tercerahkan” di Belanda bahwa apa yang dilakukan oleh negaranya sangatlah tidak adil dan tidak manusiawi (karena masyarakat Belanda sebenarnya tidak mengetahui jika selama ini Hindia Belanda hidup dengan sengsara dibawah pemerintahan negara Belanda, yang mereka ketahui bahwa justru dibawah kekuasaan mereka, Hindia Belanda menjadi sejahtera ini dikarenakan berita-berita yang disampaikan hanya berita-berita baik yang dimanipulasi demi kelanggengan kekuasaan Belanda ditanah jajahan). Beberapa contoh sastrawan yang mengungkapkan “kebobrokan” Pemerintah kerajaan Belanda adalah Douwes Dekker dengan nama pena Maltatuli menulis buku yang berjudul “Max Havelaar” yang berhasil membuat Perlemen Belanda “gaduh” dan membuka mata masyarakat Belanda, selain itu buku karya Van Deventer yang berjudul “Een Eereschlud” (utang Kehormatan) dimana dengan diungkapnya kebenaran mengenai kondisi sesungguhnya masyarakat Hindia Belanda yang sengsara maka lahirlah sistem Politik Etis atau Politik Balas Budi (1901) yang Artinya Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang dipandnag dapat lebih menguntungkan dan mensejahterakan rakyat Hindia Belanda seperti Edukasi, Irigasi dan transmigrasi sebagai bentuk “balas budi” terhadap masyarakat Hindia Belanda, nah dari politik Etis inilah (terutama Edukasi) lahirlah golongan terpelajar yang kemudian “tercerahkan” dan berhasil melahirkan cita-cita nyata tentang sebuah negara merdeka bernama “Indonesia”.
Perlawanan bangsa Indonesia
sebelum lahirnya sistem Politik etis adalah sistem perlawanan bersenjata dan
bersifat kedaerahan, dan diakui atau tidak gerakan perlawanan ini selalu
berhasil dipatahkan oleh Belanda (walau
kita tidak boleh memungkiri peranan pentingnya) hal ini kemudian berubah dengan
dibentuknya beberapa organisasi yang menghimpun/mempersatukan pergerakan
“perlawanan” menjadi lebih cerdas dan berstrategi. Organisasi pertama yang
didirikan oleh para pemuda adalah Boedi Oetomo pada 2 Mei 1908 (dibentuk oleh
para mahasiswa Stovia atau Sekolah dokter Jawa dan disusul kemudian
didirikannya berbagai organisasi seperti SI, Indische Partij (IP), NU,
Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya
yang tumbuh dan berkembang di Hindia belanda sebagai bentuk “perlawanan” nyata
terhadap penjajahan.
Puncaknya adalah ketikan dibentuknya
PPPI (perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia) pada tahun 1926 yang
beranggotakan banyak para pelajar seperti Muh. Yamin, Amir Syafruddin, dan lain-lain
yang mempersatukan berbagai organisasi-organisasi kepemudan dan melakukan
Kongres Pemuda sebanyak 3 kali yaitu :
Kongres Pertama : dilakukan pada
sabtu, 27 Ontober 1928 diama dibacakan pula amanat tertulis dari ir. Soekarno
sebagai pengurus Perhimpunan yang ada di Belanda,, dlaam sidang ini dibahas
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan agar mewujudkan kemerdekaan
Indonesia.
Kongres Kedua : dilakukan pada
minggu 28 Oktober 1928 pada pukul 08.00-12.00 yang membahas tentang pentingnya
pendidikan namun Ki Hajar Dewantoro sebagai pembicara berhalangan hadir
Kongres : dilakukan pada hari
minggu, 28 oktober 1928 pada 17.30-20.00 dimana ralam rapat kali ini
dikumandnagkanlah lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman dan bendera Merah
Putih sbagai bendera kebangsan, selain itu pula diikrarkannya sebuah sumpah
yang sat ini kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Pertama : Kami Putra-putri
Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia
Kedua : Kami Putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa
Indonesia.
Ketiga : kami Putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia.
Sunday, 20 September 2020
Generasi Amnesia
2005
Kisah nyata yang saya alami
sendiri beberapa belas tahun lalu, tepatnya ketika saya masih duduk dibangku
SMA, berbincang-bincang ringan dengan teman seangkatan yang seorang Juara Umum
disekolah (ketebak yah ini orang pasti Pinter! )
Saya : tau gak dewi sartika lahir
di Cicalengka lho...! (Ujarku bangga karena kebetulan kami lahir, tumbuh dan
bertempat tinggal di Cicalengka)
Temen : Dewi sartika? Siapa dia?
Saya : Melongo beberapa detik gak
tau harus berkata apa..., “kamu ga tau siapa Dewi Sartika?? Heloo..dia Pahlawan
Wanita lho..mana lahir di daerah kita lagi..Ci-ca-leng-ka !” Ujarku tegas
Temen : Gak tau...(geleng-geleng
kepala)
Saya : astagfirullah...kau tau
segala rumus matematika, kimia fisika dan tektekbengek,,,tapi kagak tau siapa Dewi
Sartika !” cerocos ku pada temen terpintar seantero sekolah.
Percakapan ringan itu kemudian
terus membekas hingga hari ini ketika saya ditakdirkan menjadi guru sejarah,
entah apa yang salah dengan kondisi saat itu sehingga teman dengan nilai paling
tinggi disekolahku tidak tahu siapa itu Dewi Sartika (ini bertambah miris
ketika Dewi Sartika adalah pahlawan wanita kelahiran daerah tempat kami
tinggal). Apa kurikulumnya? Tapi..saya ingat..saat itupun semua jurusan dan
jenjang (SD, SMP dan SMA) wajib belajar sejarah, baik itu IPA, IPS atau
Bahasa...atau kesalahan ada pada guru kami? Tapi..guru kami sama sedari SD
hingga SMA, tapi kenapa aku tahu tapi
dia tidak? Atau karena memang minat temanku itu tidak pada bidang sosial terutama
sejarah...tapi..plis temanku...dalam kacamataku kau tidak tahu siapa itu Dewi
Sartika rasanya hampir saja membuatku guling-guling nangis dijalanan.
2020
Wacana panas muncul ketika salah
satu draf kurikulum baru yang mencuat merencankan bahwa Mata pelajaran sejarah
bagi SMK akan dihapuskan, dan bagi jenjang SMA akan menjadi pelajaran pilihan
yang tidak wajib, dipelajari di kelas X tapi menjadi tidak wajib dipelajari
pada kelas XI dan XII.
Mudah mudahan draf yang satu ini
bukan draf yang kemudian dipilih untuk diterapkan pada kurikulum terbaru
nanti... jika takdir kemudian membawa draf ini dipilih dan disah kan maka..melayanglah
fikiran konyolku pada sebuah drama...
“Dok..anak saya kenapa
dok..setelah kecelakaan dan benturan di kepalanya dia tidak ingat apapun..dia
lupa dirinya..dia lupa keluarganya,,dia lupa masa lalunya...” histeris seorang
ibu di ruangan dokter
“Tenang bu...jadi begini,,,akibat
benturan di kepalanya yang cukup keras sehingga menyebabkan anak ibu mengalami
Gegar Otak..layaknya disebut dengan amnesia...” jelas sang dokter..
Si ibu menangis histeri disusul
dengan tangisan anggota keluarga lainnya...merasa terpukul dengan kondisi si
anak yang melupakan sesuatu yang sering kali dianggap sepele namun ternyata sangat
berharga yaitu masa lalu atau Kenangan.
Terbanglah pula ingatan konyol ku
pada adegan sinetron yang sedang digandrungi saat ini ketika seorang anak
memilih untuk melupakan orang tuanya...tidak mengingat hal-hal yang dianggap
kurang relevan dengan dunianya kini walau betapa besar jasa orang tuanya pada
si anak tersebut, ini ternyata tidak terlepas dari ajaran orang tuanya dahulu
ketika si anak mengatakan paling tidak suka dengan pelajaran sejarah
Orang tua : “pelajarilah hal-hal
yang kau sukai...hal –hal yang tidak kau sukai dan tidak kau anggap penting
maka singkirkan...tak usah kau pelajari itu, jika kau suka biologi pelajari dan
tekuni biologi...jika kau tak suka sejarah..maka jangan kau hiraukan...apalagi
masa lalu itu tak penting nak...yang penting itu adalah masa depan dan
pelajarilah pelajaran yang memiliki manfaat untuk menunjang cita-citamu itu
saja pesan kami agar kau sukses..”
Tak lama setelah anaknya sukses
dan orang tuanya sangat berbangga dengan didikan mereka yang dianggap berhasil
tiba-tiba si anak hanya sibuk bekerja dan mengurus keluarga kecilnya, hingga
ketika orang tuanya bersedih dan bertanya mengapa anaknya tidak pernah
mengunjungi mereka? Si anak kemudian berkata “jangan hubungkan masa lalu dan
masa sekarang ..itu sudah tidak relevan...itu yang saya pelajari dari kalian
dulu..masa lalu adalah masa lalu, anak saya juga tidak perlu tahu tentang
kalian”
Alamakkkkk kebayang perasaan
kedua orang tua itu yang tiba-tiba serasa disambar Gledeg disiang Bolong.
Maaf sejatinya saya bukanlah
pecinta sinetron termehek-mehek seperti itu, saya adalah pecinta Drama Kolosal
Korea dimana sejarah bangsa yang berharga sejak zaman Kerajaan Silla, Joseon
dan Goryeo mampu diangkat didunia perfilman yang dibungkus secara menarik,
brilian namun tanpa menghapus fakta-fakta sejarah yang sebanarnya, akh..andai Indonesia
bisa menyuguhkan acara seperti itu...
Muncul kemudian asumsi picik dan
sarkasme ketika Mata Pelajaran Sejarah ini hendak disederahanakan (dihapus sih
tidak, tapi tidak wajib dipelajari) bahwa apa yang disuarakan dan perjuangkan
oleh guru-guru sejarah, sejarawan dan lembaga-lembaga sejarah dan pendidikan
sejarah adalah terkait jam pelajaran yang otomatis memotong penghasilan, Oh My
God! Ini serasa mendengar jawaban dari teman juara umumku belasan tahun lalu...gak
tau deh harus jawab apa. Padahal jika masalah Jam pelajaran, kita para pendidik
di sekolah sudah terbiasa dengan pergantian kurikulum, sudah terbiasa dengan
berjaya atau terpinggirkannya sebuah mata pelajaran, hal itu biasa di dunia
kami, dan alhamdulilah selama ini kami mampu hidup dengan cukup (meski mungkin
profesi guru apalagi honorer dianggap sebagai profesi receh) tapi seperti dalam
teori sejarah baik yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun bahwa sejarah itu bersifat
dinamis atau teori Arnold Toynbee tentang Respons and Challange (Tantangan dan
Jawaban) kami terbiasa dengan perubahan, namun apabila menjadikan sejarah
sebagai mata pelajaran yang tidak wajib dipelajari apalagi dijenjang SMA
(mengingat jenjang SMP pun sejarah disatukan dengan disiplin ilmu lain dalam
Mata pelajaran IPS) ini rasanya membuat saya ingin menagis guling-guling,
jangan – jangan nanti ada banyak anak yang mirip seperti temen SMA ku...jago
IT, Jago Sains tapi gak tau siapa Dewi sartika, atau mungkin nanti akan ada
generasi ketika mereka tidak tahu kapan indonesia merdeka, dan siapa itu
Soekarno-Hatta? .
Usulan terkait keterlibatan siswa
dalam proses pembentukan kurikulum baru mengingat siswa adalah subjek utama
dalam pendidikan nampaknya memang hal yang dapat dipertimbangkan, walaupun
tetap pada akhirnya keputusan ada ditangan para pemangku kebijakan yang
merupakan “orang dewasa” jadi jangan begitu mudah mengatakan bahwa kurikulum
seakan dipaksakan bagitu saja pada siswa hanya karena kepentingan “orang dewasa”.
Apalagi terkait filosofi mengenai Merdeka belajar dan Belajar adalah hak anak
yang tidak bisa dipaksa, adapun keterlibatan siswa adalah sebuah bentuk
referensi untuk memperkaya point-point pertimbangan yang akan membentuk
kurikulum baru nantinya, bukan menjadikan hal yang utama, karena jika kemudian
ini dijadikan aspek utama, kebayang deh nanti game-game online mungkin akan
dijadikan mata pelajaran wajib (walau
sebenarnya bisa saja mengingat saat ini di dunia internasional terselenggara
pertandingan Game online sebagai cabang olah raga terbaru) sementara sejarah,
matematika dan mata pelajaran-pelajaran lainnya bisa dipilih atau tidak karena
dianggap tidak penting dan relevan.
Terlalu picik rasanya jika
mengaitkan pengurangan jam pelajaran dengan masalah finansial atau materi
(walaupun mungkin untuk beberapa hal aspek ini tidak dapat dipungkiri) namun
ada kepentingan yang jauh lebih besar dari sekedar materi yang diperjuangkan
oleh guru-guru sejarah yaitu Jati diri bangsa dan memori kolektif bangsa yang tetap
harus diwariskan pada generasi berikutnya agar nilai-nilai pejuangan yang dapat
diambil manfaatnya pada masa kini dapat menginspirasi generasi muda sehingga
menjadikan bangsa indoensia sebagai bangsa yang terdepan dalam kancah dunia
sebagai negara yang modern namun mencintai warisan berharga para pendahulunya.
Ingat ! 75 % kitab suci Al-Quran berisikan tentang sejarah ! apakah semata-mata
tuhan menjadikannya begitu saja tanpa tujuan? Tentunya ada tujuan luar biasa
mengapa kitab suci sebagian besar berisi Sejarah adalah agar kita bisa megambil
pelajaran dari kaum terdahulu dan menjadikan kita porang-orang yang berfikir
(ingat bukan pintar sejarah atau jadi ahli sejarah) bahwa hal yang baik dimasa
lalu harus kita teruskan dan yang buruk jangan dilakukan dan itu terjadi tidak
mungkin jika tanpa kita pelajari!.
Selentingan bahwa sejarah adalah
mata pelajaran yang membosankan, karena hanya terkait tanggal tokoh dan tempat,
aduh ! bukan itu maslahnya. Jangan sejarahnya yang dipinggirkan tapi kompetensi
guru yang harus ditingkatkan, tapi saya berani mengatakan bahwa masih banyak
guru-guru sejarah yang menyenangkan, Inspiratif dan Visioner, saya saja
tergila-gila pada salah satu guru sejarah sewaktu dibangku sekolah dulu (sehinga
mendorong saya untuk menjadi guru sejarah seperti dirinya) dan dosen sejarah
saya yang tanpa harus repot-repot mengunakan media ini itu justru dia
menjadikan dirinya (guru) sebagai media pembelajaran utama, alhasil ketika
beliau memaparkan peristiwa sejarah kami semua terdiam dengan mata tak berkedip
dan mulut melongo...kagum!. apakah hanya sejarah yang dianggap membosankan?
Yakin? Bukankan jika beratanya pada murid akan keluar juga mata pelajaran lain
yang dianggap membosankan...bahkan nampaknya semua mata pelajaran akan masuk
list karen bukan mata pelajarannya tapi seringkali cara dan pembawaan guru
yang harus ditingkatkan.
Umar Bin Khattab berkata “Ajarilah
anak-anakmu sastra (sejarah) agar anak yang pengecut menjadi Pemberani!” dan Seorang rekan sejawat berkata “Merdeka
Belajar jangan sampai membuat kita lupa bagaimana dulu kita dapat merdeka dari
mata pelajaran sejarah”. Kita juga jangan lupa bahwa Jerman yang hancur
terpuruk akibat kekalahan di PD 1 dapat bangkit kembali di PD II dengan apa? Dengan
semangat Sejarah-nya! lantas kita mau bangkit dengan semangat apa jika kita
kemudian enggan mempelajari dan menganggap masa lalu perjalanan bangsa adalah
hal yang tidak relevan dan tidak penting? Bukankah bangsa ini adalah bangsa
yang besar? Indonesia Salah satu negara Asia yang pertama kali merdeka sehingga
mampu menyelenggarakan KAA 1955 dan mengilhami serta menjadi jalan Raya bagi
negara Asia-Afrika lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan. tahukah kita bahwa Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit mampu memperdaya tentara Mongol , kitalah satu-satunya
bangsa yang mampu memperdayai Kaisar Kubilai Khan dari Mongol yang saat itu
adalah kekuatan yang paling ditakuti dan tak terkalahkan didunia, dimana tak
ada satupun bangsa yang selamat dan menang atas serangan dari bangsa padang
rumput ini. Kita ini sesungguhnya adalah negara besar! Jangan matikan kebanggan
semangat sejarah dengan menciptakan genarasi Amnesia.
Semoga tulisan yang ala kadarnya
ini mampu sedikit menggerakan hati dan juga rasionalisme para pemangku
kebijakan kita dalam merumuskan kurikulum terbaru, semoga tidak ada generasi
Amnesia karena sejarah yang tidak dipelajari disekolah-sekolah dan kemudian
generasi itu mengatakan “jangan salahkan kami karena kalian yang tidak
mengenalkan mereka pada kami sehingga kami tidak tahu dan kami lupa”. _JAS
MERAH “Jangan sekali-kali melupakan Sejarah “_ Ir. Soekarno.
Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru
Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...

-
gambar : https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/22/298/1800146/okezone-weekend-plus-minus-rempah-rempah-kering-dan-segar Setelah Jatu...
-
Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara awalnya didorong perburuan rempah-rempah yang berharga, setelah menemukan Nusantara (Hindia Timur) seba...
-
Pernahkah terbayangkan kapal-kapal laut yang berlayar diatas gunung gunung dengan bukit-bukit sebagai gelombangnya? Pernahkah terbayangkan...