Sunday, 17 January 2021

Lahirnya Paham-Paham Baru di Dunia

Mungkin saat ini beberapa istilah seperti : Nasionalisme, sosialisme, liberalism tidak lagi asing dan sering kali kalian dengar, namun ternyata istilah tersebut sebenarnya adalah paham penting yang berkembang pada abad ke -19 yang kemudian mengubah tatanan politik seluruh Negara di dunia. Awalnya paham ini berkembang di kawasan Eropa dengan tujuan melepaskan diri dari kungkungan gereja, melawan Feodalisme dan memperjuangkan Hak asazi setiap individu hingga Eropa mampu bangkit menjadi Negara-negara yang maju dan berhasil menguasai serta menjajah kawasan Asia-Afrika, dari interaksi karena kolonialime dan Imperialisme inilah Negara-negara Asisa-Afrika juga akhirnya mengenal dan menyerap manfaat dari paham-paham tersebut hingga mampu melawan dan memeredekakan diri dari penjajahan bangsa kulit putih. Berikut adalah lahirnya paham-paham baru dan penting di dunia : 1. Nasionalime Paham ini berasal dari Eropa dengan salah satu tokoh yang terkenal adalah Ernest Renandimana menurutnya nasionalisme adalah sekelompok manusia yang berkeinginan untuk hidup bersatu atau dengan kata lain seperti yang diungkapkan oleh Hans Khon Nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan bangsa. Paham nasioanlisme inilah salah satu paham yang sangat penting yang kemudian membangkitkan dan mendorong terjadinya kemerdekaan dari Negara-negara Asia-Afrika. 2. Liberalisme Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu Libertas yang artinya kebebasan. Pada awalnya paham ini lahir dengan tujuan membebaskan manusia dari kungkungan dan doktrinasi gereja namun kemudian semakin meluas hingga menyentuh ranah politik, ekonomi dan kebebasan individu (menjungjung tingggi kebebasan individu dan menentang otoriterme termasuk dalam masalah moral individu). Tokoh – tokoh yang membidani lahirnya faham Liberalisme adalah John Locke dari Inggris dan Montesquieu dari Prancis yang berfokus Liberasime dalam bidang Politik dan Adam Smith berfokus pada Liberalisme Ekonomi. 3. Sosialisme Paham sosialime lahir dengan tujuan agar Negara melakukan usaha kolektif bersama yang produktif dan membatasi milik perorangan sebagai usaha menghindarkan drai kesenjangan/ketimpangan social dan ekonomi sehingga rakyat menerima manfaat berupa pemerataan social dan penghapusan kemiskinan. (bisa dikatakan tdk ada orang yang sangat kaya atau sangat miskin, masyarakat cendrung hidup dengan merata karena kekayaan dikelola dan dimiliki Negara sehingga tidak ada kekayaan/kepemilikan individu yang besar kecuali yang bersifat kecil). Tokohnya adalah Robert Owen dari Inggris. 4. Demokrasi Demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat dan Kratos yang berarti kekuasaan, yang secara singkat bahwa kekuasaan Negara berada ditangan Rakyat dalam artian bahwa Rakyat berhak menentukan dan ikut aktif dalam kehidupan politik Negara. Paham ini lahir di Eropa berawal dari absolutisme dan Otoririterian para penguasa (Raja-Raja di Eropa) sebelumnya. Tokoh dari Demokrasi adalah John Locke dan Montenesque. 5. Pan-Islamisme Paham ini secara khusus lahir dan berkembang di Negara-negara Asia-Afrika yang memiliki latar belakang yang sama yaitu kesamaan beragama islam dan sama-sama dijajah. Kemunduran yang terjadi pada umat islam dan semakin maju serta berkuasanya Negara-negara barat mendorong Jamaluddin Al-Afgani dari Afganistan untuk melahirkan dan menyebarkan paham Pan-Islamisme. Menurut paham Pan-Islamisme, Agama dan Patriotisme tidaklah bertentangan ini kemudian terwujud dengan 2 bentuk persaudaraan yaitu persaudaraan Islamiyah (Ukhuwah Islamiyah) dan Persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah wathaniyah) justru persatuan dan kesatuan antar umat islam sangat penting dan upaya penyatuan kekuatan ini disebut dengan Pan-Islamisme yang mendapatkan banyak dukungan dari pemimpin dan intelektual islam sehingga memberikan inspirasi lahirnya kemerdekaan Negara-negara islam yang didorong oleh semangat agama dan perlawanan terhadap penjajah dengan semangat dan perbedaan agama yang dianut (antara Negara penjajah dan Negara yang dijajah).

Sunday, 8 November 2020

Revolusi Rusia : Lahirnya Negara Komunis Pertama di Dunia “Uni Soviet”

 Rusia adalah sebuah Negara yang sangat luas, dingin dan sepi, mengapa? Karena Luas Rusia bisa dikatakan seluas Benua padahal ia adalah sebuah negara, Dingin karena Rusia terkenal dengan musim dinginnya yang ekstrime karena sacara letak geografis sangat dengan Kutub Utara dan Sepi karena Rusia tidak dilalui oleh jalur perdagangan antara barat dan timur. Dan karena beberapa alasan ketika negara-negara Eropa Barat telah menjadi negara Industri namun Rusia masih menjadi negara agraris dengan sistem pemerintahan Monarki absolut dengan Tsar sebagai Raja/kaisar Rusia pemegang kekuasaan tertinggi.

Dikenal sebagai negara yang terbelakang maka pada masa pemerintahan Tsar Alexander III (1881-1894) Rusia mulai merintis menjadi negara Industri sehingga muncul golongan baru dalam sistem sosial Rusia selain Golongan Bangsawan dan Golongan Rakyat Jelata yaitu munculnya Golongan Buruh (proletar) , kaum inilah yang suatu saat akan melahirkan faham sosialis dan Komunis yang akan menggulingkan sistem Monarki (kerajaan) di Rusia. Adanya ketidakpuasaan terhadap pemerintahan monarki pada saat itu kemudian mendorong terbentuknya kelompok Molshevik (sosial-Demokrat) yang dipimpin oleh George Plekhanov  dan kelompok Bolshevik ( Komunis) yang dipimpin oleh Lenin,  mengingikan terjadinya Revolusi dengan cara menggulingkan Tsar yang dianggap sudah tidak layak dan untuk memperlancar tujuannya tersebut maka dibentulah Soviet Pitersburg yaitu semacam dewan buruh dan tentara.

Maka pada taanggal 7 Oktober 1917, kekaisaran Rusia digulingkan oleh  soviet Pitersburg dibawah kendali kelompok Bolshevik dengan pimpinan Lenin serta mengganti Rusia dengan negara Uni Soviet dengan Komunnis sebagai sistem negara satu-satunya, Revousi Rusia disebut juga dengan Revolusi Oktober. Nasib Tsar yang digulingkan yaitu Tsar Nicholas II sangat mengenaskan dimana untuk menghapus jejak kemunduran Rusia maka Tsar beserta seluruh Keluarganya dibunuh dengan kejam. Lenin yang dikenal sebagai tokoh utama yang membidani lahirnya negara Komunis pertama di dunia menjadikan Moskow sebagai pusat dari ibu kota Komunis  dunia dan menjadikan Uni Soviet sebagai “perkumpulan” negara-negara Komunis seluruh dunia. Adapun pengaruh dari terjadinya Revolusi Rusia adalah lahir dan berkembangnya faham Komunis di dunia termasuk di Indonesia dengan munculnya partai ISDV  (1920) dan PKI yang pernah menempati urutan terbesar kedua di dunia sebagai partai komunis setelah Uni soviet sebelum menjadi partai dan aliran terlarang di Indonesia pada tahun 1965.


Lenin ketika sedang berpidato pada saat terjadinya revolusi Oktober sumber : https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/10/revolusi-rusia.html

 

Kedatangan “Negara Matahari Terbit” di Indonesia


Gambar Bendera Jepang Sumber : https://magazine.job-like.com/makna-warna-di-bendera-jepang/

kalian mengetahui bagaimana bendera dari Neagra Jepang bukan? Bendera Jepang berwarna dasar putih dengan bentuk lingkaran berwarna merah ditengahnya, nah inilah yang mengggambarkan sebagai bentuk dari matahari karena bangsa Jepang meyakini bahwa asal usul nenek moyang mereka berasal dari Dewa Matahari atau yang disebut dengan Ameteratsu dan Kaisar Jepang yang sangat mereka sakral-kan dan diangggap suci dipandang sebgai titisan langsung drai Dewa Ameteratsu. Bisa dikatakan hal ini kemudian mendasari munculnya Fasisme dari negeri Jepang, apa itu Fasisme? Fasisme adalah faham yang memandang bahwa satu bangsa paling unggul dan paling tinggi dibanding bangsa-bangsa lainnya sehingga mereka merasa berhak menguasai bangsa lainnya. Dan Fasisme dijepang memiliki slogan Hakko Ichiu yang artinya menguasi dunia dibawah satu kekaisaran, apalagi bisa dikatakan bahwa Indonesia merupakan bangsa satu rumpun dengan bangsa Jepang jadi ini merupakan salah satu faktor Jepang juga menargetkan Indonesia yang saat itu berada dibawah kekuasaan Hindia Belanda agar masuk pada kekuasaan Kekaisaran Jepang.

Kedatangan “Negara Matahari terbit” pada awalnya disambut baik dan antusias oleh hampir seluruh rakyat Indonesia karena slogan “saudara Tua” membuat bangsa indonesia percaya bahwa kedatangan Jepang akan membantu Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda. Untuk hal ini kemudian tidak salah karena setelah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia maka terjadilah perjanjian Kalijati di Subang pada 4 maret 1942 dimana Belanda yang diwakili oleh jendral Ter Poorter menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang diwakili oleh Jendral Imamura. Namun ibarat sebuah pepatah “keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau” setelah indonesia lepas dari penjajahan Belanda maka dibukalah lembaran baru sejarah bangsa Indonesia yaitu masa Pendudukan Militer Jepang yang jauh lebih menyengsarakan walau hanya terjadi selama 3,5 tahun yaitu 1942-1945.

Pemerintahan yang dibentuk di Indonesia pada masa penjajahan Jepang adalah sistem Militer, baik itu ekonomi, politik, sosial dan Budaya hal ini bertujuan agar Indonesia membantu Jepang dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan As dan sekutu. Perlu kalian ketahui bahwa Jepang bisa dikatakan satu-satunya bangsa Asia yang “setara” dengan bangsa Barat yang dilatarbelakangi kemenangan perang Jepang atas Rusia sebagai bangsa kulit putih pada tahun 1905 dan ini sekaan membuktikan bahwa paradigma bangsa kulit berwarna seperti bangsa-Bangsa Asia ternyata mampu mengalahkan bangsa kulit putih dan menjadi pemicu lahirnya ‘rasa percaya diri” bangsa-bangsa Asia, dan terlibatnya Jepang dalam perang Pasifik ketika terjadinya perang Dunia adalah ketika Jepang dengan berani menantang dan mengusik Amerika Serikat dengan diserangnya Pangkalan Militer AS di Pearl Harbor pada 8 Desember 1941.

Karena pemerintahan yang dibentuk oleh jepang adalah pemerintahan militer maka saat itu Indonesia dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.       Pemerintahan Militer Angkatan Darat yaitu tentara Kedua Puluh Lima untuk sumatera yang berpusat di Bukit Tinggi

2.       Pemerintahan Militer Angkatan Darat yaitu tentara Keenam Belas untuk Jawa dan Madura pusatnya di Jakarta dan dibantu oleh Angkatan Militer laut

3.       Pemerintahan Militer angkatan Laut yaitu Armada selatan kedua untuk daerah kalimantan, sulawesi, dan maluku, pusatnya di Makassar.

 

Sistem ekonomi juga menggunakan sistem ekonomi Milter dimana segala keuntungan dan aktifitas ekonomi dilakukan dengan tujuan membantu kemenangan Jepang, inilah kemudian menjadi salah satu alasan penderintaan rakyat sangat dirasakan melebihi ketika penjajahan Belanda, karena bagaimanapun ketika Belanda menjajah Indonesia namun Belanda tetap melakukan pembangunan yang langsung atau tidak langsung maka manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia seperti Pembangunan Gedung-gedung Pemerintahan, Jembatan, Waduk, Irigasi, Jalan-jalan Raya (seperti Jalan raya Deandles atau Jalan Raya Pos) juga fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti stasiun, rel kereta api, rumah skait, sekolah, universitas dll sedangkan Pemerintah militer Jepang bisa dikatakan mengambil atau malah menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Belanda (walau tidak semua) seperti Baja-Baja, besi besi dan logam-logam lainnya seperti yang ada pada jembatan-jembatan diambil dan dihancurkan untuk dileburkan dengan tujuan dibuat kembali menjadi alat-alat pendukung perang Jepang, ditambah lagi kewajiban menyerahkan hasil bumi yang sangat memberatkan atau menjadi Romusha mengakibatkan banyak korban jiwa baik karena kelaparan atau kekelahan bekerja tanpa henti.

Dalam sistem pendidikan demikian pula dilakukan doktrinasi dan pelatihan-pelatihan militer untuk rakyat agar dapat dipergunakan oleh jepang sebagai tentara cadangan termasuk organisasi-organisasi kepemudaan, dalam bidang sosial salah satunya dibentuk Tanorigumi atau yang kita sebut dengan RT/RW saat ini dnegan tujuan mengawasi gerak-gerik rakyat adar dapat dipantau oleh pemerintah Jepang. Dalam bidang budaya juga diberlakukannya penggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa wajib dalam pengantar pendidikan, diwajibkannya masyarakat melakukan penghormatan dengan membungkuk pada Matahari yang secara tidak langsung berarti melakukan penghormatan pada kaisar Jepang.

Itulah seringkali kemudian kita sering mendengar cerita drai nenek atau kakek kita dahulu bagaimana sulitnya hidup pada zaman Militer Jepang, saking menderitanya bahkan manusia-manusia tidak memiliki kain untuk pakaian sehingga menggunakan karung goni yang penuh kutu untuk menutupi dan menghangatkan tubuh, belum lagi saking sulitnya masyarakat mendapatkan makanan hingga batang pisang hingga jantung pisang digunakan untuk lauk makan bahkan dibeberapa daerah di indonesia masyarakat memakan tanah “Hampo” untuk dikonsumsi pengganti nasi.

 

penderitaan pada masa penjajahan jepang sumber : https://www.berkasilmu.com/sejarah-penjajahan-jepang-dan-kekejaman-jepang-di-indonesia/

akibat kelaparan pada masa Penajajahan Jepang sumber gambar : https://agdesign.me/ 


Sunday, 25 October 2020

Revolusi Amerika : Kemerdekaan Amerika, resolusi HAM dan awal keruntuhan kerajaan-kerajaan Eropa

Kalian pernah  film Titanic yang tersohor dan menyabet banyak kategori penghargaan Oscar? Jika kalian pernah menontonnya maka kalian akan mendapati cerita bahwa kapal Titanic yang diramalkan tidak akan bisa tenggelam adalah kapal yang berisikan orang-orang inggris yang hendak mencari “peruntungan” menuju negeri Amerika pada tahun 1912. Bisa dikatakan bahwa “negeri Amerika” adalah tempat dimana orang-orang Eropa terutama orang-orang Inggris yang menginginkan kebebasan memilih “berhijrah’ itulah mengapa Amerika bisa dikatakan menjadi negeri yang lebih maju dibanding dengan Eropa padahal orang-orang Amerika (yang notabene berkulit putih) merupakan keturunan yang sama yaitu Eropa.

Penemuan Benua Amerika

Benua Amerika ditemukan Oleh Colombus pada tahun 1492 yang mengira itu adalah tanah India (itulah mengapa penduduk asli Amerika diberi nama suku Indian), baru pada tahun 1503 seorang penjelajah bernama Amerigo Vespuci meluruskan dan membuktikan bahwa yang ditemukan oleh Colombus bukanlah India tapi sebuah benua baru, sebagai bentuk penghargaan maka benua tersebut diberi nama Amerika.

Koloni di Amerika

Pada abad ke 17 Amerika menjadi rebutan antara Inggris dan Prancis, sehingga terjadi perang yang dinamakan perang Tujuh Tahun (1756-1763), masyarakat kulit putih di Amerika yang notabene kebanyakan adalah orang inggris tentu saja lebih memihak kepada inggris dari pada Prancis, sehingga perang tujuh tahun ini berhasil dimenangkan oleh pihak inggris. 

Pertentangan dengan Inggris

Setelah kemenangan Inggris atas Perancis di Perang Tujuh Tahun, maka status Amerika saat itu menjadi salah satu daerah koloni inggris dan untuk banyak hal harus bersia mengikuti peraturan dan keinginan inggris sebagai Negara induk. Pertentangan kemudian terjadi ketika setelah Perang Tujuh Tahun berakhir Kas keuangan Inggris menjadi terkuras dan tentu saja Inggris membutuhkan pemasukan, maka kemudian Inggris memberlakukan beberapa kebijakan terkait Amerika seperti :

1.       SugarAct atau Undang Ungdang Gula (1768) dimana gula yang masuk ke daerah koloni dikenai pajak

2.       Stamp Act atau Undnag-Undnag Materai (1765) yaitu pajak materai pada dokumen resmi maupun barang cetak di daerah koloni

3.       Townshed Act atau Undang-undang Twonshed yaitu pajak yang dikenakan pada Timah, Cat kertas (tinta), gelas dan Teh Import

4.       Tea Act atau Undang-Undang The (1773) yaitu memberikan kewenangan lebih (monopoli) pada EIC (kongsi dagang milik Inggris) dalam perdagangan Teh sehingga mematikan usaha pedagang setempat.

Selain dari penolakan atas berbagai pajak yang dibebankan kepada koloni, penolakan juga dilakukan karena dalam pengambilan keputusan, pihak parlemen Inggris tidak menyertakan/melibatkan perwakilan dari pihak koloni sehingga muncullah slogan “No Taxation without Represantation” yang artinya Tolak Pajak Tanpa Perwakilan.

Peristiwa The Boston Tea Party


Gambaran Peristiwa The Boston Tea Party 
sumber : https://chapinus.fandom.com/wiki/Boston_Tea_Party_(Final_Draft)



Puncak dari penolakan dan perlawanan kepada Inggris adalah terjadinya peristiwa The Boston Tea Party atau Pesta The Boston yaitu ketika para pedagang yang berpura-pura menjadi orang Indian dan  membajak Inggris (EIC) dan melemparkan seluruh  teh-teh tersebut ke laut

Dibentuknya The Continental Congress

Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh koloni sama sekali tidak membuat Inggris goyah, sehingga sebagai bentuk perlawanan secara diplomasi dan persatuan Nasional dari berbagai daerah bagian Koloni maka dibentuklah The Continental Congress  yang terdiri dari 13 koloni bertemu di Philaderphia pada Oktober 1774 yang menghasilkan 2 keputusan yaitu :

1.       Menghentikan hubungan dagang dengan Inggris jika pemerintah inggris tidak menghapuskan aturan pajak yang membelenggu koloni

2.       Menyerukan setiap koloni untuk menyiapkan warganya berlatih perang.

Dalam hasil kongres tersebut belum ada tuntutan untuk merdeka kepada pihak inggris, namun karena Inggris masih tetap bergeming maka munculah seruan-seruan agar Amerika merdeka dan terlepas dari inggris. Pada 4 Juli 1776 dideklarasikanlah kemerdekaan Amerika serikat dengan Presiden pertamanya yaitu George Washington, sedangkan 4 anggota kongres yang terkenal vocal dalam menyuarakan kemerdekaaan adalah Thomas Jefferson, John Adam, James Wilson, dan Alexander Hamilton. Namun dalam upaya kemerdekaannya Amerika dibantu oleh pihak Perancis yang sebelumnya pernah dikalahkan oleh Inggris dalam Perang Tujuh tahun dalam memperebutkan Amerika (tapi sekarang agar bisa merdeka dari inggris justru amerika dibantu oleh Perancis) sehingga Inggris baru mengakui kemerdekaan Amerika pada tahun 1783 dalam perjanjian yang diselenggarakan di Paris.

Perjuangan Hak Asasi Manusia

Yang menjadi keunikan dari kemerdekaan Amerika adalah dengan dideklarasikannya kemerdekaan maka dideklarasikan pula mengenai Hak Asasi Manusia seperti yang tertuang dalam dokumen Deklarasi bahwa “semua manusia sama-sama memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat, yaitu hak hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan. Pemerintah dibentuk dan berwenang untuk melindungi hak asasi itu atas persetujuan rakyat (pihak yang diperintah)”

Pengaruh Revolusi Amerika

Ada beberapa alasan penting mengapa Revolusi Amerika merupakan Revolusi yang berpengaruh terhadap masa depan dunia adalah bahwa dengan terjadinya revolusi Amerika selain sebuah bentuk perjuangan terhadap penjajahan juga merupakan perjuangan atas Hak Asasi Manusia yang pada dasarnya lahir sebagai manusia yang merdeka, dan Pemerintah berkewajiban untuk melindungi hak hak warga negaranya dan menjamin kedaulatan serta demokratisme. Selain itu pengaruh dari Revolusi Amerika adalah meluasnya faham Demokrasi dan Liberalisme ke wilayah Eropa mengingat saat itu Eropa masih kuasai oleh system Monarki (Kerajaan) yang lebih banyak menguntungkan para golongan kelas atas (keluarga kerajaan, Bangsawan dan kaum rohaniawan) dan revolusi yang lahir sebgaai pengaruh dari adanya Revolusi Amerika adalah terjadinya Revolusi Perancis (1789-1799) yang berhasil manjatuhkan Raja Perancis saat itu yaitu Louis XVI yang dianggap lemah, tidak becus dan korup.

 

Sunday, 18 October 2020

Indonesia : “SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU DIGANTI”




sumber gambar : https://en.wikipedia.org/wiki/Geography_of_Indonesia

Seringkali kita dibuat penasaran sebenarnya dari mana nama Indonesia berasal? Nama yang sejak kehadirannya hingga saat ini menjadi sumber kekuuatan dan perjuangan hingga tertumpahnya nyawa dan darah para pahlawan yang tak dapat terhitung banyaknya. Ternyata nama Indonesia mulanya dikembangkan oleh Adolf Bastians (seorang Sarjana Jerman) yang mengambil istilah dari Logan (seorang sarjana Inggris). Namun yang dimaksud Bastians dengan Konsep Indonesia adalah Indonesia secara Etnografi, Bukan konsep Indonesia seperti saat ini. ( AM. Sardiman dan Lestariningsih, Amurwani Dwi (2017) : 195).

Etnografi adalah sebuah cabang dari ilmu sosial yang mempelajari pola hidup dan interaksi kelompok berdasarkan sistem Sosio-Kultural. Jadi awalnya nama Indonesia bukanlah nama sebuah bangsa dan negara seperti saat ini, nama indonesia awalnya hanya digunakan untuk menyebut suatu masyarakat yang memiliki pola sosial-kultural yang sama, namun kemudian dari inspirasi nama inilah para pendiri bangsa menggunakannya bukan hanya sebatas identitas namun juga cita-cita.

Dipelopori oleh M. Hatta sebgai pengurus aktif dari Perhimpunan Indonesia/ PI (1925) di Belanda (saat itu beliau dan beberapa pemuda tengan mengenyam pendidikan di negeri Belanda) dengan secara aktif dan rutin mengeluarkan majalah sebagai corong perjuangan propaganda kemerdekaan. Awalnya majalah tersebut bernama : “Hindia Putra” kemudian diganti menjadi “Indonesia Merdeka”. Digantinya nama majalah tersebut memiliki maksud atau tujuan besar yaitu agar kemudian orang-orang tidak lagi memakai nama “Indes Nerderlandises/Hindia Belanda” yang cendrung merendahkan namun menggantinya dengan membiasakan menyebut nama “Indonesia” maka dimuali-lah masa itu...masa dimana dalam diskusi-diskusi, perdebatan-perdebatan, pidato-pidato, kongres-kongres bahkan media massa kompak tak lagi menyebut dan menulis “Indes Nerderlandises/Hindia Belanda” namun “INDONESIA”, Seperti yang M, Hatta katakan ...”SEBUAH NAMA YANG TAK DAPAT LAGI DITUKAR ATAU DIGANTI”




Sumpah Pemuda : Langkah nyata dalam mewujudkan Cita Cita “Indonesia”


Pemerintah Belanda mendapat banyak keuntungan selama menjadikan Hindia Belanda (indonesia) sebagai tanah jajahan, keuntungan yang besar-besaran ini kemudian mampu membangun negeri belanda nun jauh dibenua Eropa sana menjadi salah satu negara yang kaya raya, tentu ini berbanding terbalik dengan Hindia Belanda (indonesia) yang sudah dikeruk habis-habisan baik sumber daya alama maupun tenaga dan nyawa rakyatnya terutama setelah diterapkannya program Tanam Paksa. Berangkat dari kondisi mengerikan inilah kemudian muncul kritikan dari beberapa golongan “tercerahkan” di Belanda bahwa apa yang dilakukan oleh negaranya sangatlah tidak adil dan tidak manusiawi (karena masyarakat Belanda sebenarnya tidak mengetahui jika selama ini Hindia Belanda hidup dengan sengsara dibawah pemerintahan negara Belanda, yang mereka ketahui bahwa justru dibawah kekuasaan mereka, Hindia Belanda menjadi sejahtera ini dikarenakan berita-berita yang disampaikan hanya berita-berita baik yang dimanipulasi demi kelanggengan kekuasaan Belanda ditanah jajahan).  Beberapa contoh sastrawan yang mengungkapkan “kebobrokan” Pemerintah kerajaan Belanda adalah Douwes Dekker dengan nama pena Maltatuli menulis buku yang berjudul  Max Havelaar” yang berhasil membuat Perlemen Belanda “gaduh” dan membuka mata masyarakat Belanda, selain itu buku karya Van Deventer yang berjudul “Een Eereschlud” (utang Kehormatan)  dimana dengan diungkapnya kebenaran mengenai kondisi sesungguhnya masyarakat Hindia Belanda yang sengsara maka lahirlah sistem Politik Etis atau Politik Balas Budi (1901) yang Artinya Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang dipandnag dapat lebih menguntungkan dan mensejahterakan rakyat Hindia Belanda seperti Edukasi, Irigasi dan transmigrasi sebagai bentuk “balas budi” terhadap masyarakat Hindia Belanda, nah dari politik Etis inilah (terutama Edukasi) lahirlah golongan terpelajar yang kemudian “tercerahkan” dan berhasil melahirkan cita-cita nyata tentang  sebuah negara merdeka bernama “Indonesia”.

Perlawanan bangsa Indonesia sebelum lahirnya sistem Politik etis adalah sistem perlawanan bersenjata dan bersifat kedaerahan, dan diakui atau tidak gerakan perlawanan ini selalu berhasil dipatahkan oleh Belanda  (walau kita tidak boleh memungkiri peranan pentingnya) hal ini kemudian berubah dengan dibentuknya beberapa organisasi yang menghimpun/mempersatukan pergerakan “perlawanan” menjadi lebih cerdas dan berstrategi. Organisasi pertama yang didirikan oleh para pemuda adalah Boedi Oetomo pada 2 Mei 1908 (dibentuk oleh para mahasiswa Stovia atau Sekolah dokter Jawa dan disusul kemudian didirikannya berbagai organisasi seperti SI, Indische Partij (IP), NU, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya yang tumbuh dan berkembang di Hindia belanda sebagai bentuk “perlawanan” nyata terhadap penjajahan.

Puncaknya adalah ketikan dibentuknya PPPI (perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia) pada tahun 1926 yang beranggotakan banyak para pelajar seperti Muh. Yamin, Amir Syafruddin, dan lain-lain yang mempersatukan berbagai organisasi-organisasi kepemudan dan melakukan Kongres Pemuda sebanyak 3 kali yaitu :

Kongres Pertama : dilakukan pada sabtu, 27 Ontober 1928 diama dibacakan pula amanat tertulis dari ir. Soekarno sebagai pengurus Perhimpunan yang ada di Belanda,, dlaam sidang ini dibahas mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan agar mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Kongres Kedua : dilakukan pada minggu 28 Oktober 1928 pada pukul 08.00-12.00 yang membahas tentang pentingnya pendidikan namun Ki Hajar Dewantoro sebagai pembicara berhalangan hadir

Kongres : dilakukan pada hari minggu, 28 oktober 1928 pada 17.30-20.00 dimana ralam rapat kali ini dikumandnagkanlah lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman dan bendera Merah Putih sbagai bendera kebangsan, selain itu pula diikrarkannya sebuah sumpah yang sat ini kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Pertama : Kami Putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia

Kedua : Kami Putra-putri  Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.

Ketiga : kami Putra-putri  Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

 

Sunday, 20 September 2020

Generasi Amnesia

 



2005

Kisah nyata yang saya alami sendiri beberapa belas tahun lalu, tepatnya ketika saya masih duduk dibangku SMA, berbincang-bincang ringan dengan teman seangkatan yang seorang Juara Umum disekolah (ketebak yah ini orang pasti Pinter! )

Saya : tau gak dewi sartika lahir di Cicalengka lho...! (Ujarku bangga karena kebetulan kami lahir, tumbuh dan bertempat tinggal di Cicalengka)

Temen : Dewi sartika? Siapa dia?

Saya : Melongo beberapa detik gak tau harus berkata apa..., “kamu ga tau siapa Dewi Sartika?? Heloo..dia Pahlawan Wanita lho..mana lahir di daerah kita lagi..Ci-ca-leng-ka !” Ujarku tegas

Temen : Gak tau...(geleng-geleng kepala)

Saya : astagfirullah...kau tau segala rumus matematika, kimia fisika dan tektekbengek,,,tapi kagak tau siapa Dewi Sartika !” cerocos ku pada temen terpintar seantero sekolah.

Percakapan ringan itu kemudian terus membekas hingga hari ini ketika saya ditakdirkan menjadi guru sejarah, entah apa yang salah dengan kondisi saat itu sehingga teman dengan nilai paling tinggi disekolahku tidak tahu siapa itu Dewi Sartika (ini bertambah miris ketika Dewi Sartika adalah pahlawan wanita kelahiran daerah tempat kami tinggal). Apa kurikulumnya? Tapi..saya ingat..saat itupun semua jurusan dan jenjang (SD, SMP dan SMA) wajib belajar sejarah, baik itu IPA, IPS atau Bahasa...atau kesalahan ada pada guru kami? Tapi..guru kami sama sedari SD hingga SMA, tapi  kenapa aku tahu tapi dia tidak? Atau karena memang minat temanku itu tidak pada bidang sosial terutama sejarah...tapi..plis temanku...dalam kacamataku kau tidak tahu siapa itu Dewi Sartika rasanya hampir saja membuatku guling-guling nangis dijalanan.

2020

Wacana panas muncul ketika salah satu draf kurikulum baru yang mencuat merencankan bahwa Mata pelajaran sejarah bagi SMK akan dihapuskan, dan bagi jenjang SMA akan menjadi pelajaran pilihan yang tidak wajib, dipelajari di kelas X tapi menjadi tidak wajib dipelajari pada kelas XI dan XII.

Mudah mudahan draf yang satu ini bukan draf yang kemudian dipilih untuk diterapkan pada kurikulum terbaru nanti... jika takdir kemudian membawa draf ini dipilih dan disah kan maka..melayanglah fikiran konyolku pada sebuah drama...

“Dok..anak saya kenapa dok..setelah kecelakaan dan benturan di kepalanya dia tidak ingat apapun..dia lupa dirinya..dia lupa keluarganya,,dia lupa masa lalunya...” histeris seorang ibu di ruangan dokter

“Tenang bu...jadi begini,,,akibat benturan di kepalanya yang cukup keras sehingga menyebabkan anak ibu mengalami Gegar Otak..layaknya disebut dengan amnesia...” jelas sang dokter..

Si ibu menangis histeri disusul dengan tangisan anggota keluarga lainnya...merasa terpukul dengan kondisi si anak yang melupakan sesuatu yang sering kali dianggap sepele namun ternyata sangat berharga yaitu masa lalu atau Kenangan.

Terbanglah pula ingatan konyol ku pada adegan sinetron yang sedang digandrungi saat ini ketika seorang anak memilih untuk melupakan orang tuanya...tidak mengingat hal-hal yang dianggap kurang relevan dengan dunianya kini walau betapa besar jasa orang tuanya pada si anak tersebut, ini ternyata tidak terlepas dari ajaran orang tuanya dahulu ketika si anak mengatakan paling tidak suka dengan pelajaran sejarah

Orang tua : “pelajarilah hal-hal yang kau sukai...hal –hal yang tidak kau sukai dan tidak kau anggap penting maka singkirkan...tak usah kau pelajari itu, jika kau suka biologi pelajari dan tekuni biologi...jika kau tak suka sejarah..maka jangan kau hiraukan...apalagi masa lalu itu tak penting nak...yang penting itu adalah masa depan dan pelajarilah pelajaran yang memiliki manfaat untuk menunjang cita-citamu itu saja pesan kami agar kau sukses..”

Tak lama setelah anaknya sukses dan orang tuanya sangat berbangga dengan didikan mereka yang dianggap berhasil tiba-tiba si anak hanya sibuk bekerja dan mengurus keluarga kecilnya, hingga ketika orang tuanya bersedih dan bertanya mengapa anaknya tidak pernah mengunjungi mereka? Si anak kemudian berkata “jangan hubungkan masa lalu dan masa sekarang ..itu sudah tidak relevan...itu yang saya pelajari dari kalian dulu..masa lalu adalah masa lalu, anak saya juga tidak perlu tahu tentang kalian”

Alamakkkkk kebayang perasaan kedua orang tua itu yang tiba-tiba serasa disambar Gledeg disiang Bolong.

Maaf sejatinya saya bukanlah pecinta sinetron termehek-mehek seperti itu, saya adalah pecinta Drama Kolosal Korea dimana sejarah bangsa yang berharga sejak zaman Kerajaan Silla, Joseon dan Goryeo mampu diangkat didunia perfilman yang dibungkus secara menarik, brilian namun tanpa menghapus fakta-fakta sejarah yang sebanarnya, akh..andai Indonesia bisa menyuguhkan acara seperti itu...

Muncul kemudian asumsi picik dan sarkasme ketika Mata Pelajaran Sejarah ini hendak disederahanakan (dihapus sih tidak, tapi tidak wajib dipelajari) bahwa apa yang disuarakan dan perjuangkan oleh guru-guru sejarah, sejarawan dan lembaga-lembaga sejarah dan pendidikan sejarah adalah terkait jam pelajaran yang otomatis memotong penghasilan, Oh My God! Ini serasa mendengar jawaban dari teman juara umumku belasan tahun lalu...gak tau deh harus jawab apa. Padahal jika masalah Jam pelajaran, kita para pendidik di sekolah sudah terbiasa dengan pergantian kurikulum, sudah terbiasa dengan berjaya atau terpinggirkannya sebuah mata pelajaran, hal itu biasa di dunia kami, dan alhamdulilah selama ini kami mampu hidup dengan cukup (meski mungkin profesi guru apalagi honorer dianggap sebagai profesi receh) tapi seperti dalam teori sejarah baik yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun bahwa sejarah itu bersifat dinamis atau teori Arnold Toynbee tentang Respons and Challange (Tantangan dan Jawaban) kami terbiasa dengan perubahan, namun apabila menjadikan sejarah sebagai mata pelajaran yang tidak wajib dipelajari apalagi dijenjang SMA (mengingat jenjang SMP pun sejarah disatukan dengan disiplin ilmu lain dalam Mata pelajaran IPS) ini rasanya membuat saya ingin menagis guling-guling, jangan – jangan nanti ada banyak anak yang mirip seperti temen SMA ku...jago IT, Jago Sains tapi gak tau siapa Dewi sartika, atau mungkin nanti akan ada generasi ketika mereka tidak tahu kapan indonesia merdeka, dan siapa itu Soekarno-Hatta? .

Usulan terkait keterlibatan siswa dalam proses pembentukan kurikulum baru mengingat siswa adalah subjek utama dalam pendidikan nampaknya memang hal yang dapat dipertimbangkan, walaupun tetap pada akhirnya keputusan ada ditangan para pemangku kebijakan yang merupakan “orang dewasa” jadi jangan begitu mudah mengatakan bahwa kurikulum seakan dipaksakan bagitu saja pada siswa hanya karena kepentingan “orang dewasa”. Apalagi terkait filosofi mengenai Merdeka belajar dan Belajar adalah hak anak yang tidak bisa dipaksa, adapun keterlibatan siswa adalah sebuah bentuk referensi untuk memperkaya point-point pertimbangan yang akan membentuk kurikulum baru nantinya, bukan menjadikan hal yang utama, karena jika kemudian ini dijadikan aspek utama, kebayang deh nanti game-game online mungkin akan dijadikan mata pelajaran wajib  (walau sebenarnya bisa saja mengingat saat ini di dunia internasional terselenggara pertandingan Game online sebagai cabang olah raga terbaru) sementara sejarah, matematika dan mata pelajaran-pelajaran lainnya bisa dipilih atau tidak karena dianggap tidak penting dan relevan.

Terlalu picik rasanya jika mengaitkan pengurangan jam pelajaran dengan masalah finansial atau materi (walaupun mungkin untuk beberapa hal aspek ini tidak dapat dipungkiri) namun ada kepentingan yang jauh lebih besar dari sekedar materi yang diperjuangkan oleh guru-guru sejarah yaitu Jati diri bangsa dan memori kolektif bangsa yang tetap harus diwariskan pada generasi berikutnya agar nilai-nilai pejuangan yang dapat diambil manfaatnya pada masa kini dapat menginspirasi generasi muda sehingga menjadikan bangsa indoensia sebagai bangsa yang terdepan dalam kancah dunia sebagai negara yang modern namun mencintai warisan berharga para pendahulunya. Ingat ! 75 % kitab suci Al-Quran berisikan tentang sejarah ! apakah semata-mata tuhan menjadikannya begitu saja tanpa tujuan? Tentunya ada tujuan luar biasa mengapa kitab suci sebagian besar berisi Sejarah adalah agar kita bisa megambil pelajaran dari kaum terdahulu dan menjadikan kita porang-orang yang berfikir (ingat bukan pintar sejarah atau jadi ahli sejarah) bahwa hal yang baik dimasa lalu harus kita teruskan dan yang buruk jangan dilakukan dan itu terjadi tidak mungkin jika tanpa kita pelajari!.

Selentingan bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan, karena hanya terkait tanggal tokoh dan tempat, aduh ! bukan itu maslahnya. Jangan sejarahnya yang dipinggirkan tapi kompetensi guru yang harus ditingkatkan, tapi saya berani mengatakan bahwa masih banyak guru-guru sejarah yang menyenangkan, Inspiratif dan Visioner, saya saja tergila-gila pada salah satu guru sejarah sewaktu dibangku sekolah dulu (sehinga mendorong saya untuk menjadi guru sejarah seperti dirinya) dan dosen sejarah saya yang tanpa harus repot-repot mengunakan media ini itu justru dia menjadikan dirinya (guru) sebagai media pembelajaran utama, alhasil ketika beliau memaparkan peristiwa sejarah kami semua terdiam dengan mata tak berkedip dan mulut melongo...kagum!. apakah hanya sejarah yang dianggap membosankan? Yakin? Bukankan jika beratanya pada murid akan keluar juga mata pelajaran lain yang dianggap membosankan...bahkan nampaknya semua mata pelajaran akan masuk list karen bukan mata pelajarannya tapi seringkali cara dan pembawaan guru yang harus ditingkatkan.

Umar Bin Khattab berkata “Ajarilah anak-anakmu sastra (sejarah) agar anak yang pengecut menjadi  Pemberani!” dan Seorang rekan sejawat berkata “Merdeka Belajar jangan sampai membuat kita lupa bagaimana dulu kita dapat merdeka dari mata pelajaran sejarah”. Kita juga jangan lupa bahwa Jerman yang hancur terpuruk akibat kekalahan di PD 1 dapat bangkit kembali di PD II dengan apa? Dengan semangat Sejarah-nya! lantas kita mau bangkit dengan semangat apa jika kita kemudian enggan mempelajari dan menganggap masa lalu perjalanan bangsa adalah hal yang tidak relevan dan tidak penting? Bukankah bangsa ini adalah bangsa yang besar? Indonesia Salah satu negara Asia yang pertama kali merdeka sehingga mampu menyelenggarakan KAA 1955 dan mengilhami serta menjadi jalan Raya bagi negara Asia-Afrika lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan. tahukah kita bahwa Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit mampu memperdaya tentara Mongol , kitalah satu-satunya bangsa yang mampu memperdayai Kaisar Kubilai Khan dari Mongol yang saat itu adalah kekuatan yang paling ditakuti dan tak terkalahkan didunia, dimana tak ada satupun bangsa yang selamat dan menang atas serangan dari bangsa padang rumput ini. Kita ini sesungguhnya adalah negara besar! Jangan matikan kebanggan semangat sejarah dengan menciptakan genarasi Amnesia.

Semoga tulisan yang ala kadarnya ini mampu sedikit menggerakan hati dan juga rasionalisme para pemangku kebijakan kita dalam merumuskan kurikulum terbaru, semoga tidak ada generasi Amnesia karena sejarah yang tidak dipelajari disekolah-sekolah dan kemudian generasi itu mengatakan “jangan salahkan kami karena kalian yang tidak mengenalkan mereka pada kami sehingga kami tidak tahu dan kami lupa”. _JAS MERAH “Jangan sekali-kali melupakan Sejarah “_ Ir. Soekarno.

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...