Wednesday, 11 January 2023

Perpindahan kekuasan dari Orde Lama ke Orde Baru

 

A.      


Sumber foto : https://www.merdeka.com/

            Latar Belakang :

1.       Peristiwa G30S/PKI

2.       Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)

3.       Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)

4.       Dualisme Kepemimpinan


G30S/PKI

            Latar belakang:

1.1   Ketidakstabilan politik pada masa demokrasi terpimpin

1.2   Politik Luar Negeri condong ke Blok Timur (Jakarta – Peking-Pyongyang)

1.3   Nasakom (Nasionalis Agama dan Komunis)

1.4   Konflik TNI AD dan PKI (pembunuhan 7 Perwira Tni AD)

Dampak :

1.       Ketidakstabilan dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah

2.       Inflasi 600 % sehingga harga sembako melonjak dan kelangkaan bahan makanan pokok

3.       Pemerintah malah membuat proyek mercusuar 

2.                       Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)

            Dibentuknya Front Pancasila yang terdiri dari

1.       Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)

2.       Kesatuan Aksi Pemuda Indonesia (KAPPI)

3.       Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)

4.       Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)

5.       Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI)

6.       Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI)

7.       Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KGI)

        Mendatangi Gedung DPR-GR dan menuntut TRITURA yaitu :

1.                           Bubarkan PKI

2.                           Bersihkan kabinet-kabinet dari unsur-unsur PKI

3.                           Turunkan harga

Namun tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh Soekarno, dimana Soekarno malah membubarkan kabinet Dwikora dan menggantinya menajdi kabinet 100 menteri yang didalamnya masih terdapat tokoh-tokoh PKI menjadi menteri akibatnya pada tanggal 24 Februari 1966 terjadi bentrokan antara Front Pancasila dan Cakrabirawa (Pasukan Khusus Presiden) sehingga jatuhnya korban yaitu mahasiswa UI yang bernama Arief Rahman Hakim, karena bentrokan tersebut maka Soekarno membubarkan KAMI yang menimbulkan semakin tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Pada 11 Maret 1966 Soekarno mengadakan sidang Kabinet namun diboikot oleh para Demonstrans dimana ketika sedang berpidato, Brigjen Sabur sebagai komandan Cakrabirawa memberitahukan Soekarno ada pasukan tanpa tanda pengenal masuk, oleh karena itu soekarno kemudian menyelamatkan diri menggunakan helikopter ke istana Bogor, yang disusul oleh 3 perwira TNI yaitu Brigjen M. Yusuf, Brigjen Amir Mahmud dan Brigjen Basuki Rahmat dimana sebelumnya mereka meminta izin kepada Soeharto dan soeharto kemudian menitipkan pesan untuk soekarno yaitu “Sampaikan saja, saya masih tetap pada kesanggunpan saya, dan beliau (Soekarno) akan mengerti...”. yang dimaksud pesan Soeharto kepada Soekrano tersebut adalah bahwa Soeharto sanggup membubarkan PKI asal mendapat kebebasan bertindak.

Mempertimbangkan saran dari soeharto yang sebelumnya kepada Soekarno, maka kemudian Soekarno menyetujui hal saran tersebut sehingga dikeluarkanlah SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret.

3.                   SUPERSEMAR

Supersemar berisi mandat dari presiden Soekarno kepada Soeharto yang isinya adalah tugas Soeharto untuk memulihkan kondisi politik dan kewibaan pemerintah. Maka keesokan harinya pada tanggal 13 Maret 1966 soeharto melakukan tindakan :

1.       Membubarkan dan melarang PKI serta ormas-ormasnya

2.       Mengeluarkan Kepres no.5 18 maret tahun 1966 tentang penahanan 15 orang menteri yang diduga terkait dan memilikin itikad tidak baik dalam penyelesaian kasus G30S/PKI

 Langkah-langkah yang diambil oleh soeharto mendapatkan sambutan baik dari masyarakat karena sesuai dengan Tritura, namun kemudian hal ini menimbulkan dualisme kepemimpinan nasional dimana pamor soekarno menjadi turun sedangkan Soeharto semakin populer.

4. Dualisme Kepemimpinan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban Soekarno sebagai presiden kepada MPRS maka Soekarno berpidato “Nawaksara” yang isinya adalah pertanggungjawaban Soekarno terkait peristiwa G30S/PKI namun ditolak oleh MPRS dan hal ini membuat Soekarno geram, disisi lain pada awal Juli 1966 MPRS menjadikan SUPERSEMAR sebagai Ketetapan MPRS sehingga soekarno tidak bisa mencabutnya, akibatnya terjadi 2 kepemimpinan dimana Soekarno dan Soeharto sama-sama merupakan Mandatris MPRS.

Setelah mendapatkan mandat MPRS, Soeharto kemudian membentuk Kabinet AMPERA (Amanat Penderitaan Rakyat) pada 28 Juli 1966 dengan tugas utama yaitu mencipkatan kestabilan politik dan ekonomi serta memperbaiki kehidupan Sandang dan papan rakyat. Karena terjadi dualisme kepemimpinan Nasional maka para penjabat TNI berusaha membujuk Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto demi mencegah terjadinya perpecahan dikalangan rakyat.

Pada tanggal 22 Februari 1967 secara resmi Soekarno mengundurkan diri dari jabatannya sehingga dilaksanakanlah Sidang Istimewa MPRS pada 7 Maret 1967 dimana “Menarik mandat dari Soekarno atas segala kekuasaan dalam pemerintahan di Indonesia dan menganggkat Soeharto sebagai Presiden” (Tap MPRS no.30 tahun 1967). Maka dimulailah masa Orde baru dan berakhirlah masa Orde Lama dengan dilantiknya Presiden Soeharto pada tanggal 12 Maret 1967 oleh Ketua MPRS yaitu AH. Nasution.

No comments:

Post a Comment

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...