Sunday, 31 January 2021

Momentum Kemerdekaan Part 2

 


Foto Laksamana Maeda Tadashi, Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Maeda_Tadashi

Kalian pernah mendengar istilah bahwa “tempat persembunyian yang paling aman dari musuh adalah berada didekat musuh?”. Mungkin inilah strategi yang dilakukan para pendiri bangsa ketika hendak “melindungi diri” dari pencarian dan kecurigaan pihak Jepang yaitu dengan cara bersembunyi di rumah dinas kediaman Laksamana Maeda Jl. Imam Bonjol no. 1. Laksamana Maeda adalah seorang perwira tinggi/pejabat militer Jepang sehingga kediamannya adalah tempat yang paling aman, ketika Soekarno dan Hatta diantarkan kerumahnya disana sudah berkumpul banyak tokoh nasionalis bersiap untuk merumuskan teks Proklamasi. Laksamana Maeda yang meskipun seorang Jepang namun rasa simpatinya terhadap perjuangan bangsa ini demi mencapai kemerdekaan membuktikan bahwa rasa kemanusiaan dan kasih sayang itu bisa menembus dari pada perbedaan suku, agama dan bangsa.

Perumusan teks proklamasi  yang di lakukan diruang makan, tempat berkumpulnya para tokoh dari berbagai golonganbaik tua maupun muda, sehingga setiap untaian kata dalam teks proklamasi merupakan hasil “sumbangan pemikiran” dari para tokoh penting bangsa indonesia,  seperti ketika Soekarno menuliskan kata “Proklamasi” lalu beliau bertanya apalagi kalimat yang harus ditambahkan untuk pembuka maka Ahmad Soebardjo menambahkan kalimat “ kami bangsa indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”, Moh. Hatta menambahkan kalimat “ Hal-hal yang mengenai pemidahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya  dan terakhir Soekarno membubuhkan tulisan “ Jakarta, 17-8-’05 wakil-wakil bangsa Indonesia” (tahun 05 merupakan sistem penanggalan dan tahun Jepang), setelah draf Proklamasi selesai dibuat kemudian mereka berunding siapa yang akan menandatangani naskah Teks Proklamasi tersebut, pada awalnya usulan bahwa semua yang hadir disana harus membubuhkan tanda tangannya, namun ditolak lalu tercetuslah ide dari Sukarni bahwa cukuplah Soekarno dan Moh. Hatta yang menandatangani sebagai perwakilah dari bangsa Indonesia, maka sesuai dengan usulan dari Sukarni kalimat “ Wakil-wakil bangsa Indonesia” kemudian diganti menjadi “Atas Nama Bangsa Indonesia”.  Setelah semuanya menyepakati kemudian draf tersebut diserahkan kepada Sayute melik untuk diketik.

Tepat pukul 04.00 dini hari tanggal 17 agustus 1945 teks proklamasi berhasil dirumuskan, disepakati dan diketik, setelah dilakukan pengetikan Sayuti Melik kemudian membuang rumusan teks proklamasi tulisan tangan asli Soekarno karena dianggap sudah tidak diperlukan lagi, namun dengan insting wartawannya yang tajam, BM.Diah kemudian memungut kembali draf yang dibuang tersebut karena ia menyadari bahwa draf tulisan tangan tersebut suatu saat akan sangat berguna sebagai bukti otentik sejarah perjalanan awal bangsa Indonesia, bersyukurlah karena berkat insting dari BM.Diah hingga sekarang kita masih dapat melihat dan menyaksikan draf asli teks Proklamasi tulisan tangan Soekarno.

Waktu menunjukkan pukul 05.00 para pemuda sibuk melakukan berbagai persiapan terkait proklamasi kemerdekaan yang rencananya akan dilaksanakan pukul 10,00 pagi, sementara Soekarno istirahat sejenak setelah beberapa hari menjalani hari-hari yang berat dan melelahkan, dan ternyata  pada saat itu Soekarno tengah menderita malaria, namun demi kemedekaan bangsa indonesia beliau bersedia tetap menjalankan peran pentingnya, hingga pukul 08.00 pagi Soekarno masih benar-benar sakit hingga belum bisa bangun drai tempat tidur. begitu cepat dan mendadaknya pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan sehingga peralatan yang disediakan benar-benar sederhana dan apa adanya, seperti bendera merah putih yang dijahit oleh isteri Soekarno yaitu ibu Fatmawati, kain putihnya hanya berasal dari sprei dan kain merah adalah kain yang diminta dari seorang penjual soto yang biasa mangkal disana, sedang bambu seperti bambu jemuran digunakan sebagai tiang bendera oleh  S. Suhud, dan sesegera mungkin juga para pemuda lainnya membantu penyebaran berita terkait Proklamasi seperti melalui radio, pamplet, pengeras suara dan mobil-mobil dikerahkan ke penjuru kota...

 

Sunday, 24 January 2021

Nasionalisme di Asia-Afrika

sumber Gambar Mahatma Gandhi didapat di: http://vedology.blogspot.com/2015/10/satya-and-ahimsa-by-mahatma-gandhi.html
Nasionalisme tumbuh dan berkembang pasti diawali dengan usaha-usaha kecintaan akan bangsa dan Negara agar dapat mencapai kemerdekaan dan setelah berhasil merdeka, nasionalime dijadikan “alat efektif” agar warga Negara mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan usaha-usaha agar bangsa dan Negara dapat terus bertahan, maju dan berkembang dan risalah ajaran terkait Nasionalimes ini barang tentu dimanapun itu pasti dibawa oleh golongan terpelajar, namun diantara seluruh Negara di dunia, Nasionalime Negara-negara di Asia – Afrika memiliki ciri khas yaitu terjadi karena dorongan penderitaan dan Keterdesakan akibat Kolonialisme dan Impreliasme bangsa Barat sehingga terciptalah cita-cita Merdeka. Seiring berjalannya waktu, nasionalisme tidak melulu terkait politik belaka namun juga nasionalisme ekonomi dan nasionalis social, dimana nasionalime ekonomi bertujuan agar menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat dan memberantas segala bentuk ekspliotasi sumber daya yang dilakukan oleh para penjajah sedangkan nasionalisme social usaha membebaskan diri dari pengaruh asing yang bersifat merusak dan diskriminasi social yang dilakukan oleh para penjajah dimana status social dibagi berdasarkan warna kulit. Adapun factor-faktor pendorong terjadinya Nasionalime di Asia – Afrika adalah sebagai berikut : 
 1. Romantisme akan kejayaan pada masa lalu dimana paradaban-peradaban besar dunia pernah dikuasai oleh bangsa Asia-Afrika seperti Peradaban Mesir, Mesopotamia, Babilonia, China, India, Indonesia (kejayaan Majapahit dna Sriwijaya) dan Turki dengan Kekhalifan Ottoman, Seljuk dan Mameluk. 
2. Kesengsaraan akibat Kolonialime dan Imperialisme 
3. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 dimana Rusia sebagai bangsa berwarna Putih yang dipandang sebagai bangsa unggul dibandingkan dengan bangsa kulit berwarna. Berikut ini adalah Negara-negara Asia – Afrika yang mengalami kebangkitan Nasional : 
1. India yang menderita dibawah penjajahan Inggris bangkit melalui berbagai gerakan baik itu melalui perlawanan secara fisik, keagamaan, pendidikan dan politik hingga india berhasil meraih kemerdekaannya pada 26 Januari 1950, sosok yang termahsyur dalam perjuangan kemerdekaan India adalah Mahatma Gandhi yang mengajarkan Gerakan Politik tanpa Kekerasan/Peperangan (Ahimsa), Satya Graha ( menolak kerja sama dengan pemerintah Kolonial Inggris) dan Hartal (Gerakan Mogok sebagai bentuk protes terhadap ketidak adilan pemerintah colonial inggris) dan yang terakhir adalah Swadeshi (gerakan menggunakan bahan-bahan atau Produk dalam negeri untuk menghancurkan industry Inggris) selain itu dikenal juga sosok Pandit Jawaharlal Nehru dimana setelah India merdeka Pandit menjadi Perdana Menteri pertama India. 

2. Filiphina yang pada awalnya dijajah oleh Spanyol kemudian berhasil merdeka karena dibantu oleh Amerika Serikat namun kemudian Filiphina justru jatuh pada Penjajahan Amerika Serikat, tokohnya yang terkenal adalah Jose Rizal yang kemudian pada tanggal 4 Juni 1946 Filiphina benar-benar berhasil meraih kemerdekaannya dari Amerika Serikat dengan Manuel Roxas sebagai Presiden Pertamanya. 

3. Mesir pada awalnya berusaha menjatuhkan pemerintahan monarki (kerajaan) yang dianggap terlalu lemah karena dibawah pengaruh Inggris terutama terkait Terusan Suez sebagai “Jalur terpenting” yang “dijual” kepada Inggris karena Inggris merupakan pemegang saham terbesar pembangunan terusan Suez dan dengan dikuasainya terusan Suez maka dengan mudah Mesir dapat ditaklukan. Gerakan yang dipolopori oleh kaum terpelajar ini kemudian berhasil memerdekakan Mesir dari Inggris pada tahun 1922 namun meskipun begitu rakyat Mesir tetap belum merasa puas karena kondisi Mesir yang semakin terpuruk apalagi terkait kekalahan Mesir dan Negara-negara Arab dalam melawan Negara Israel pada tahun 1948 dan pada tahun 1952 kalangan militer berhasil menjatuhkan Raja Faruq dibawah pimpinan Gammal abdul Naseer.

Momentum Kemerdekaan Part 1


sumber Gambar Ahmad Soebardjo: https://indokliping.wordpress.com/2013/05/05/ahmad-subardjo-1896-1978/

Sejarah tercipta dari kumpulan-kumpulan usaha dari para penggerak sejarah itu sendiri yaitu manusia, para penggerak itu melakukan usaha-usaha yang dilakukan secara terus menerus dan berani sehingga terhimpun dan menciptakan peluang dari sebuah takdir yang dicita-citakan bersama. Katakanlah ketika cita-cita Indonesia Merdeka digaungkan para pendiri bangsa, maka tidak mungkin Indonesia merdeka tanpa adanya usaha-usaha yang berani dan berkelanjutan dari para pejuang, meskipun cita-cita merdeka bukanlah hal yang mudah dan sebentar namun usaha-usaha yang dilakukan selama ratusan tahun dari generasi ke generasi kemudian menciptakan gelombang yang tiada terputus dan berkelanjutan sehingga terciptalah sebuah Takdir yang tentu saja untuk mewujudkannya dibutuhkan sebuah momentum yang menentukan, dan sering kali momentum itu dibutuhkan langkah berani karena mungkin terjadi hanya sekali sepanjang sejarah dan hanya sebentar saja sehingga dibutuhkan tindakan dan keputusan yang tepat juga serba cepat, yang jika momentum itu terlewati maka dapat dipastikan bahwa takdir akan pencapaian cita-cita sejarah tidak mungkin terwujud. 

Tengoklah sejenak kilasan sejarah perjalanan bangsa ini dimulai, ketika hanya dalam waktu 3 hari saja (15-17 Agustus 1945) menjadi sebuah momentum“detik-detik” menentukan dari Takdir bangsa ini, dari mana momentum ini bermula? Bermula dari dijatuhkannya Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus di Jepang oleh pihak sekutu yang sudah lelah dan ingin segera mengakhiri peperangan dengan sekali pukulan telak, semenjak itulah Jepang yang awalnya hampir saja menguasai kemenangan di Perang Pasifik Raya diluluhlantakan seketika hingga menyerah kalah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Menyerahnya Jepang pada Sekutu secara langsung menciptakan status “Vacuum Of Power” atau Kekosongan Kekuasaan didaerah-daerah yang menjadi kekuasaan Jepang salah satunya adalah Indonesia.

Momentum penting ini kemudian ditangkap dengan baik oleh para pemuda yang tergabung dalam gerakan “bawah tanah” terutama oleh Sutan Syahrir yang pada tanggal 15 Agustus 1945 berhasil menangkap siaran radio yang menyiarkan berita mengenai kakalahan dan menyerahnya Jepang, tentu kita harus tahu bahwa meski saat itu Jepang yang dalam keadaan terdesak hingga menyatakan kalah masih saja berupra-pura bahwa semuanya baik-baik saja hingga berita mengenai kekalahannya berusaha ditutup-tutupi bahkan siara-siaran informasi public saat itu seperti stasiun radio melarang mengumumkan berita penting tersebut, namun inilah momentum “menciptakan peluang” dan berhasilnya para pemuda dalam mendapatkan informasi berharga tersebut merupakan celah yang diciptakan sedemikian rupa sehingga Tuhan membantu dengan menciptakan celah yng tidak mungkin menjadi mungkin dan yang sulit menjadi mudah.

Segera setelah mendapatkan informasi tersebut Sutan syahrir menemui Bung Hatta dan Bung Karno mendesak untuk segera mengumumkan Proklamasi, namun usul ini ditolak karena menurut Soekarno dan Hatta kemerdekaan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan secara terburu-buru tanpa perhitungan dan persetujuan dari PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk Jepang yang telah menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 7 September 1945), tak ingin menyerah pada keputusan Soekrano-Hatta para pemuda pada malam pukul 21.30 dihari yang sama (15 Agustus 1945) kembali mendatangi rumah soekarno yang dipimpin oleh Wikana dan Darwis sehingga terjadilah bercakapan yang melegenda : 

Wikana : “Bung…apabila Bung Karno tidak mengumunkan kemerdekaan malam ini juga, besok akan terjadi pertumpahan darah…” 
Soekarno bangkit dari duduk dan nampak marah kemudian berjalan menuju Wikana sambil membuka krah baju dan berucap “Ini gorok leher saya, seretlah saya ke pojok itu, ambil nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu besok “ 
Wikana terperanjat setelah meilhat sikap dan bentakan Soekarno, suasana menjadi semakin tegang hingga kemudian Soekarno berkata “ Saya tidak bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu saya akan tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok” 

Gagal membujuk golongan tua untuk segera mengumumkan kemerdekaan, malam itu juga pada pukul 24.00 para pemuda kembali berkumpul dan berdiskusi mengenai langkah selanjutnya, maka diputuskanlah untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar dari Jakarta dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan kembali mendesak Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Singgih kemudian ditunjuk untuk memimpin Operasi “penculikan” tersebut dan tepat pada pukul 04.00 dini hari tanggal 16 Agustus 1945 disaat Soekarno sedang sahur dan juga penjemputan Hatta terjadi, peristiwa Penculikan yang amat termasyur disebut dengan “Penculikan Rengasdengklok”.

Kegemparan terjadi di Jakarta ketika pada tanggal 16 Agustus 1945 ketika seharusnya rapat PPKI berlangsung namun ternyata Soekarno dan Hatta menghilang, setelah ditelusuri oleh Subardjo ternyata Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok-Karawang, dan terjadilah kesepakatan antara Golongan Tua yang diwakili oleh Ahmad Subardjo dan Golongan Muda yang diwakili oleh Wikana hingga Wikana kemudian mengizinkan Subardjo menjemput Soekarno ke Rengasdengklok untuk membawa kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta. Pada pukul 17.30 sore hari tibalah Subardjo di Rengasdengklok namun golongan muda masih mencurigai dan belum sepenuhnya yakin apakah dengan kembalinya Soekarno-Hatta ke Jakarta, Proklamasi kemerdekaan akan dapat dilakukan? Maka kembalilah terjadi percakapan yang termasyur antara Subardjo sebagai penjamin dan Subeno dari golongan pemuda 

Subeno : “Apa Proklamasi dapat dilakukan sebelum tengah malam nanti?” 
Subardjo : “ Tidak mungkin, sekarang sudah sekitar jam delapan malam, kita masih harus ke Jakarta, lalu mengundang para anggota PPKI untuk rapat kilat, itu minta banyak waktu, kami khawatir harus bekerja semalam suntuk untuk mengerjakannya” 
Subeno : “bagaimana kalau jam enam besok pagi (17 agustus 1945)” 
Subardjo : “saya akan berusaha sekuat tenaga agar dapat selesai pada jam enam pagi, tetapi sekitar tengah hari besok pasti sudah beres”
Subeno : :Bagaimana kalau tidak?” Subardjo : “Mayor, kalu semua gagal, besok siang tanggal 17 agustus jam 12.00 belum terjadi Proklamasi jaminannya saya, sayalah yang bertanggung jawab, tembak matilah saya” 

Petang itu juga Sobardjo membawa kembali Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan berakhirlah peristiwa Rengasdengklok… Peristiwa selanjutnya adalah usaha-usaha penting yang serba cepat yang terjadi hanya dalam hitungan jam saja namun menjadi penentu penting dari eksistensi bangsa Indonesia sebagai Bangsa dan Negara merdeka yang menjadi cita-cita berabad-abad bangsa ini.

Sunday, 17 January 2021

Lahirnya Paham-Paham Baru di Dunia

Mungkin saat ini beberapa istilah seperti : Nasionalisme, sosialisme, liberalism tidak lagi asing dan sering kali kalian dengar, namun ternyata istilah tersebut sebenarnya adalah paham penting yang berkembang pada abad ke -19 yang kemudian mengubah tatanan politik seluruh Negara di dunia. Awalnya paham ini berkembang di kawasan Eropa dengan tujuan melepaskan diri dari kungkungan gereja, melawan Feodalisme dan memperjuangkan Hak asazi setiap individu hingga Eropa mampu bangkit menjadi Negara-negara yang maju dan berhasil menguasai serta menjajah kawasan Asia-Afrika, dari interaksi karena kolonialime dan Imperialisme inilah Negara-negara Asisa-Afrika juga akhirnya mengenal dan menyerap manfaat dari paham-paham tersebut hingga mampu melawan dan memeredekakan diri dari penjajahan bangsa kulit putih. Berikut adalah lahirnya paham-paham baru dan penting di dunia : 1. Nasionalime Paham ini berasal dari Eropa dengan salah satu tokoh yang terkenal adalah Ernest Renandimana menurutnya nasionalisme adalah sekelompok manusia yang berkeinginan untuk hidup bersatu atau dengan kata lain seperti yang diungkapkan oleh Hans Khon Nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan bangsa. Paham nasioanlisme inilah salah satu paham yang sangat penting yang kemudian membangkitkan dan mendorong terjadinya kemerdekaan dari Negara-negara Asia-Afrika. 2. Liberalisme Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu Libertas yang artinya kebebasan. Pada awalnya paham ini lahir dengan tujuan membebaskan manusia dari kungkungan dan doktrinasi gereja namun kemudian semakin meluas hingga menyentuh ranah politik, ekonomi dan kebebasan individu (menjungjung tingggi kebebasan individu dan menentang otoriterme termasuk dalam masalah moral individu). Tokoh – tokoh yang membidani lahirnya faham Liberalisme adalah John Locke dari Inggris dan Montesquieu dari Prancis yang berfokus Liberasime dalam bidang Politik dan Adam Smith berfokus pada Liberalisme Ekonomi. 3. Sosialisme Paham sosialime lahir dengan tujuan agar Negara melakukan usaha kolektif bersama yang produktif dan membatasi milik perorangan sebagai usaha menghindarkan drai kesenjangan/ketimpangan social dan ekonomi sehingga rakyat menerima manfaat berupa pemerataan social dan penghapusan kemiskinan. (bisa dikatakan tdk ada orang yang sangat kaya atau sangat miskin, masyarakat cendrung hidup dengan merata karena kekayaan dikelola dan dimiliki Negara sehingga tidak ada kekayaan/kepemilikan individu yang besar kecuali yang bersifat kecil). Tokohnya adalah Robert Owen dari Inggris. 4. Demokrasi Demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat dan Kratos yang berarti kekuasaan, yang secara singkat bahwa kekuasaan Negara berada ditangan Rakyat dalam artian bahwa Rakyat berhak menentukan dan ikut aktif dalam kehidupan politik Negara. Paham ini lahir di Eropa berawal dari absolutisme dan Otoririterian para penguasa (Raja-Raja di Eropa) sebelumnya. Tokoh dari Demokrasi adalah John Locke dan Montenesque. 5. Pan-Islamisme Paham ini secara khusus lahir dan berkembang di Negara-negara Asia-Afrika yang memiliki latar belakang yang sama yaitu kesamaan beragama islam dan sama-sama dijajah. Kemunduran yang terjadi pada umat islam dan semakin maju serta berkuasanya Negara-negara barat mendorong Jamaluddin Al-Afgani dari Afganistan untuk melahirkan dan menyebarkan paham Pan-Islamisme. Menurut paham Pan-Islamisme, Agama dan Patriotisme tidaklah bertentangan ini kemudian terwujud dengan 2 bentuk persaudaraan yaitu persaudaraan Islamiyah (Ukhuwah Islamiyah) dan Persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah wathaniyah) justru persatuan dan kesatuan antar umat islam sangat penting dan upaya penyatuan kekuatan ini disebut dengan Pan-Islamisme yang mendapatkan banyak dukungan dari pemimpin dan intelektual islam sehingga memberikan inspirasi lahirnya kemerdekaan Negara-negara islam yang didorong oleh semangat agama dan perlawanan terhadap penjajah dengan semangat dan perbedaan agama yang dianut (antara Negara penjajah dan Negara yang dijajah).

Berakhirnya masa Pemerintahan Orde Baru

Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#/media/Berkas:Jenderal_TNI_Soeharto.png ...