Kalian pernah film Titanic yang tersohor dan menyabet banyak kategori penghargaan Oscar? Jika kalian pernah menontonnya maka kalian akan mendapati cerita bahwa kapal Titanic yang diramalkan tidak akan bisa tenggelam adalah kapal yang berisikan orang-orang inggris yang hendak mencari “peruntungan” menuju negeri Amerika pada tahun 1912. Bisa dikatakan bahwa “negeri Amerika” adalah tempat dimana orang-orang Eropa terutama orang-orang Inggris yang menginginkan kebebasan memilih “berhijrah’ itulah mengapa Amerika bisa dikatakan menjadi negeri yang lebih maju dibanding dengan Eropa padahal orang-orang Amerika (yang notabene berkulit putih) merupakan keturunan yang sama yaitu Eropa.
Penemuan Benua Amerika
Benua Amerika ditemukan Oleh Colombus pada tahun 1492 yang
mengira itu adalah tanah India (itulah mengapa penduduk asli Amerika diberi
nama suku Indian), baru pada tahun 1503 seorang penjelajah bernama Amerigo
Vespuci meluruskan dan membuktikan bahwa yang ditemukan oleh Colombus bukanlah
India tapi sebuah benua baru, sebagai bentuk penghargaan maka benua tersebut
diberi nama Amerika.
Koloni di Amerika
Pada abad ke 17 Amerika menjadi rebutan antara Inggris dan Prancis, sehingga terjadi perang yang dinamakan perang Tujuh Tahun (1756-1763), masyarakat kulit putih di Amerika yang notabene kebanyakan adalah orang inggris tentu saja lebih memihak kepada inggris dari pada Prancis, sehingga perang tujuh tahun ini berhasil dimenangkan oleh pihak inggris.
Pertentangan dengan Inggris
Setelah kemenangan Inggris atas Perancis di Perang Tujuh
Tahun, maka status Amerika saat itu menjadi salah satu daerah koloni inggris
dan untuk banyak hal harus bersia mengikuti peraturan dan keinginan inggris
sebagai Negara induk. Pertentangan kemudian terjadi ketika setelah Perang Tujuh
Tahun berakhir Kas keuangan Inggris menjadi terkuras dan tentu saja Inggris
membutuhkan pemasukan, maka kemudian Inggris memberlakukan beberapa kebijakan
terkait Amerika seperti :
1.
SugarAct atau Undang Ungdang Gula (1768) dimana
gula yang masuk ke daerah koloni dikenai pajak
2.
Stamp Act atau Undnag-Undnag Materai (1765)
yaitu pajak materai pada dokumen resmi maupun barang cetak di daerah koloni
3.
Townshed Act atau Undang-undang Twonshed yaitu
pajak yang dikenakan pada Timah, Cat kertas (tinta), gelas dan Teh Import
4.
Tea Act atau Undang-Undang The (1773) yaitu
memberikan kewenangan lebih (monopoli) pada EIC (kongsi dagang milik Inggris)
dalam perdagangan Teh sehingga mematikan usaha pedagang setempat.
Selain dari penolakan atas berbagai pajak yang dibebankan
kepada koloni, penolakan juga dilakukan karena dalam pengambilan keputusan,
pihak parlemen Inggris tidak menyertakan/melibatkan perwakilan dari pihak
koloni sehingga muncullah slogan “No
Taxation without Represantation” yang artinya Tolak Pajak Tanpa Perwakilan.
Peristiwa The Boston
Tea Party
Puncak dari penolakan dan perlawanan kepada Inggris adalah terjadinya
peristiwa The Boston Tea Party atau
Pesta The Boston yaitu ketika para pedagang yang berpura-pura menjadi orang
Indian dan membajak Inggris (EIC) dan
melemparkan seluruh teh-teh tersebut ke
laut
Perlawanan-perlawanan yang
dilakukan oleh koloni sama sekali tidak membuat Inggris goyah, sehingga sebagai
bentuk perlawanan secara diplomasi dan persatuan Nasional dari berbagai daerah
bagian Koloni maka dibentuklah The Continental Congress yang terdiri dari 13 koloni bertemu di
Philaderphia pada Oktober 1774 yang menghasilkan 2 keputusan yaitu :
1.
Menghentikan hubungan dagang dengan Inggris jika
pemerintah inggris tidak menghapuskan aturan pajak yang membelenggu koloni
2.
Menyerukan setiap koloni untuk menyiapkan
warganya berlatih perang.
Dalam hasil kongres tersebut belum
ada tuntutan untuk merdeka kepada pihak inggris, namun karena Inggris masih
tetap bergeming maka munculah seruan-seruan agar Amerika merdeka dan terlepas
dari inggris. Pada 4 Juli 1776 dideklarasikanlah kemerdekaan Amerika serikat
dengan Presiden pertamanya yaitu George Washington, sedangkan 4 anggota kongres
yang terkenal vocal dalam menyuarakan kemerdekaaan adalah Thomas Jefferson,
John Adam, James Wilson, dan Alexander Hamilton. Namun dalam upaya kemerdekaannya
Amerika dibantu oleh pihak Perancis yang sebelumnya pernah dikalahkan oleh
Inggris dalam Perang Tujuh tahun dalam memperebutkan Amerika (tapi sekarang
agar bisa merdeka dari inggris justru amerika dibantu oleh Perancis) sehingga Inggris
baru mengakui kemerdekaan Amerika pada tahun 1783 dalam perjanjian yang
diselenggarakan di Paris.
Perjuangan Hak Asasi Manusia
Yang menjadi keunikan dari kemerdekaan
Amerika adalah dengan dideklarasikannya kemerdekaan maka dideklarasikan pula
mengenai Hak Asasi Manusia seperti yang tertuang dalam dokumen Deklarasi bahwa “semua manusia sama-sama memiliki hak yang
tidak dapat diganggu gugat, yaitu hak hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan. Pemerintah
dibentuk dan berwenang untuk melindungi hak asasi itu atas persetujuan rakyat
(pihak yang diperintah)”
Pengaruh Revolusi Amerika
Ada beberapa alasan penting
mengapa Revolusi Amerika merupakan Revolusi yang berpengaruh terhadap masa
depan dunia adalah bahwa dengan terjadinya revolusi Amerika selain sebuah
bentuk perjuangan terhadap penjajahan juga merupakan perjuangan atas Hak Asasi
Manusia yang pada dasarnya lahir sebagai manusia yang merdeka, dan Pemerintah
berkewajiban untuk melindungi hak hak warga negaranya dan menjamin kedaulatan serta
demokratisme. Selain itu pengaruh dari Revolusi Amerika adalah meluasnya faham
Demokrasi dan Liberalisme ke wilayah Eropa mengingat saat itu Eropa masih
kuasai oleh system Monarki (Kerajaan) yang lebih banyak menguntungkan para
golongan kelas atas (keluarga kerajaan, Bangsawan dan kaum rohaniawan) dan
revolusi yang lahir sebgaai pengaruh dari adanya Revolusi Amerika adalah
terjadinya Revolusi Perancis (1789-1799) yang berhasil manjatuhkan Raja
Perancis saat itu yaitu Louis XVI yang dianggap lemah, tidak becus dan korup.