Gambar Bendera Jepang Sumber : https://magazine.job-like.com/makna-warna-di-bendera-jepang/
kalian mengetahui bagaimana
bendera dari Neagra Jepang bukan? Bendera Jepang berwarna dasar putih dengan
bentuk lingkaran berwarna merah ditengahnya, nah inilah yang mengggambarkan
sebagai bentuk dari matahari karena bangsa Jepang meyakini bahwa asal usul
nenek moyang mereka berasal dari Dewa Matahari atau yang disebut dengan
Ameteratsu dan Kaisar Jepang yang sangat mereka sakral-kan dan diangggap suci
dipandang sebgai titisan langsung drai Dewa Ameteratsu. Bisa dikatakan hal ini
kemudian mendasari munculnya Fasisme dari negeri Jepang, apa itu Fasisme?
Fasisme adalah faham yang memandang bahwa satu bangsa paling unggul dan paling
tinggi dibanding bangsa-bangsa lainnya sehingga mereka merasa berhak menguasai
bangsa lainnya. Dan Fasisme dijepang memiliki slogan Hakko Ichiu yang artinya
menguasi dunia dibawah satu kekaisaran, apalagi bisa dikatakan bahwa Indonesia
merupakan bangsa satu rumpun dengan bangsa Jepang jadi ini merupakan salah satu
faktor Jepang juga menargetkan Indonesia yang saat itu berada dibawah kekuasaan
Hindia Belanda agar masuk pada kekuasaan Kekaisaran Jepang.
Kedatangan “Negara Matahari
terbit” pada awalnya disambut baik dan antusias oleh hampir seluruh rakyat
Indonesia karena slogan “saudara Tua” membuat bangsa indonesia percaya bahwa kedatangan
Jepang akan membantu Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda. Untuk hal ini
kemudian tidak salah karena setelah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia maka
terjadilah perjanjian Kalijati di Subang pada 4 maret 1942 dimana Belanda yang
diwakili oleh jendral Ter Poorter menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang
diwakili oleh Jendral Imamura. Namun ibarat sebuah pepatah “keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau”
setelah indonesia lepas dari penjajahan Belanda maka dibukalah lembaran baru
sejarah bangsa Indonesia yaitu masa Pendudukan Militer Jepang yang jauh lebih
menyengsarakan walau hanya terjadi selama 3,5 tahun yaitu 1942-1945.
Pemerintahan yang dibentuk di
Indonesia pada masa penjajahan Jepang adalah sistem Militer, baik itu ekonomi,
politik, sosial dan Budaya hal ini bertujuan agar Indonesia membantu Jepang
dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan As dan sekutu. Perlu kalian
ketahui bahwa Jepang bisa dikatakan satu-satunya bangsa Asia yang “setara”
dengan bangsa Barat yang dilatarbelakangi kemenangan perang Jepang atas Rusia
sebagai bangsa kulit putih pada tahun 1905 dan ini sekaan membuktikan bahwa
paradigma bangsa kulit berwarna seperti bangsa-Bangsa Asia ternyata mampu
mengalahkan bangsa kulit putih dan menjadi pemicu lahirnya ‘rasa percaya diri”
bangsa-bangsa Asia, dan terlibatnya Jepang dalam perang Pasifik ketika
terjadinya perang Dunia adalah ketika Jepang dengan berani menantang dan
mengusik Amerika Serikat dengan diserangnya Pangkalan Militer AS di Pearl Harbor
pada 8 Desember 1941.
Karena pemerintahan yang dibentuk
oleh jepang adalah pemerintahan militer maka saat itu Indonesia dibagi menjadi
3 bagian yaitu :
1. Pemerintahan
Militer Angkatan Darat yaitu tentara Kedua Puluh Lima untuk sumatera yang
berpusat di Bukit Tinggi
2. Pemerintahan
Militer Angkatan Darat yaitu tentara Keenam Belas untuk Jawa dan Madura
pusatnya di Jakarta dan dibantu oleh Angkatan Militer laut
3. Pemerintahan
Militer angkatan Laut yaitu Armada selatan kedua untuk daerah kalimantan,
sulawesi, dan maluku, pusatnya di Makassar.
Sistem ekonomi
juga menggunakan sistem ekonomi Milter dimana segala keuntungan dan aktifitas
ekonomi dilakukan dengan tujuan membantu kemenangan Jepang, inilah kemudian
menjadi salah satu alasan penderintaan rakyat sangat dirasakan melebihi ketika
penjajahan Belanda, karena bagaimanapun ketika Belanda menjajah Indonesia namun
Belanda tetap melakukan pembangunan yang langsung atau tidak langsung maka
manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia seperti Pembangunan
Gedung-gedung Pemerintahan, Jembatan, Waduk, Irigasi, Jalan-jalan Raya (seperti
Jalan raya Deandles atau Jalan Raya Pos) juga fasilitas-fasilitas umum lainnya
seperti stasiun, rel kereta api, rumah skait, sekolah, universitas dll
sedangkan Pemerintah militer Jepang bisa dikatakan mengambil atau malah
menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Belanda (walau tidak semua) seperti
Baja-Baja, besi besi dan logam-logam lainnya seperti yang ada pada
jembatan-jembatan diambil dan dihancurkan untuk dileburkan dengan tujuan dibuat
kembali menjadi alat-alat pendukung perang Jepang, ditambah lagi kewajiban
menyerahkan hasil bumi yang sangat memberatkan atau menjadi Romusha
mengakibatkan banyak korban jiwa baik karena kelaparan atau kekelahan bekerja
tanpa henti.
Dalam sistem
pendidikan demikian pula dilakukan doktrinasi dan pelatihan-pelatihan militer
untuk rakyat agar dapat dipergunakan oleh jepang sebagai tentara cadangan
termasuk organisasi-organisasi kepemudaan, dalam bidang sosial salah satunya
dibentuk Tanorigumi atau yang kita sebut dengan RT/RW saat ini dnegan tujuan
mengawasi gerak-gerik rakyat adar dapat dipantau oleh pemerintah Jepang. Dalam
bidang budaya juga diberlakukannya penggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa
wajib dalam pengantar pendidikan, diwajibkannya masyarakat melakukan penghormatan
dengan membungkuk pada Matahari yang secara tidak langsung berarti melakukan
penghormatan pada kaisar Jepang.
Itulah
seringkali kemudian kita sering mendengar cerita drai nenek atau kakek kita
dahulu bagaimana sulitnya hidup pada zaman Militer Jepang, saking menderitanya
bahkan manusia-manusia tidak memiliki kain untuk pakaian sehingga menggunakan
karung goni yang penuh kutu untuk menutupi dan menghangatkan tubuh, belum lagi saking
sulitnya masyarakat mendapatkan makanan hingga batang pisang hingga jantung
pisang digunakan untuk lauk makan bahkan dibeberapa daerah di indonesia
masyarakat memakan tanah “Hampo” untuk dikonsumsi pengganti nasi.
penderitaan pada masa penjajahan jepang sumber : https://www.berkasilmu.com/sejarah-penjajahan-jepang-dan-kekejaman-jepang-di-indonesia/
akibat kelaparan pada masa Penajajahan Jepang sumber gambar : https://agdesign.me/